"Kau terkejut, aku tahu kau hamil, Erlina. Mudah untukku mendapatkan informasi tentangmu." Karina,melepaskan cengkeramannya dari dagu Erlina. "Baiklah, pergi sana! Aku tidak ingin ada pengemis di apartemenku." Karina mendorong Erlina hingga keningnya terbentur tembok pilar.

"Akh ...," ringis Erlina. Ia menyentuh keningnya. "Pegang kata-kataku!" Ancam Karina, pintu pun tertutup.

"Bersabarlah, Erlina. Kau harus mengumpulkan bukti sedikit demi sedikit," gumam Erlina.

🗽🗽🗽

"Amarlic, ini bekalmu. Nanti kau pulang seperti biasanya, 'kan?" tanya Erlina. Ia memberi Amarlic kotak makan. "Iya." Amarlic mengambil bekal yang diberikan oleh Erlina.

"Amarlic, kumohon berhati-hatilah." Amarlic pun menatap Erlina bingung. Amarlic menyentuh bahu Erlina, "why?"

"Perasaanku tidak enak," jawab Erlina membuat Amarlic tersenyum. "Tidak akan terjadi apa-apa, Erlina. Sudahlah, aku berangkat." Amarlic tersenyum lalu, melenggang pergi.

Erlina memiliki firasat yang buruk. Apa yang akan Karina lakukan lagi pada keluarganya? Dari atas Jesicca melihat kemesraan Amarlic dan Erlina, ia merasa tidak suka melihat Amarlic menjadi perhatian seperti itu dengan Erlina. Ia  menghubungi seseorang untuk melaporkan perubahan sikap Amarlic kepada Erlina yang menjadi hangat.

"Halo, ada apa Jesicca?" tanya seseorang dari seberang sana.

"Kakakku menjadi perhatian dengan si Erlina."

"Benarkah, bagaimana bisa?"

"I don't know, kau tidak melakukan sesuatu untuk memisahkan mereka lagi, Kak?"

"Bagaimana jika kau yang melakukan rencana ini?"

"Hmm, okay. Apa itu?"

" ... "

"Kau pintar, Kak."

"Khe ..., sudah, ya. Aku dipanggil oleh kakakmu."

Tut ...

Jesicca menyeringai licik, "bersenang-senanglah, Erlina." Jesicca memperhatikan Erlina yang masih berdiam diri di ambang pintu.

"Erlina," panggil Rebecca. Ia menghampiri Erlina.
"Nenek, Nenek mengapa keluar dari kamar? Apa nenek membutuhkan sesuatu?" tanya Erlina seraya membantu Rebecca duduk di sofa.

"Tidak, nenek hanya bosan di dalam kamar." Rebecca menyandarkan tubuhnya. "Baiklah, apa nenek sudah meminum obat yang aku siapkan?" tanya Erlina. Rebecca, mengusap kepala Erlina, "sudah, Nak."

"Di mana Damietta dan Christian?" tanya Rebecca. "Mereka sedang menghadiri pesta pernikahan anak kerabatnya, Nek,"jelas Erlina.

"Baiklah, bagaimana dengan kehamilanmu, Nak? Apakah kau mengidam?" tanya Rebecca. "Tidak, Nek. Sepertinya, Amarlic yang mengidam," jawab Erlina dengan suara yang pelan.

"Hehe, terkadang memang seperti itu, Nak." Rebecca.

Tanpa disadari oleh Erlina dan Rebecca, Alexsha sedang berdiri di ambang pintu kamarnya, memperhatikan mereka berdua. Namun, lebih tepatnya memperhatikan Erlina. "Apa aku harus meminta uang dengan kak Erlina lagi ...," lirih Alexsha.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora