Part 13

136 15 3
                                    

Waktu terus berjalan sampai kalian berusia 6 tahun. Selama itu pula kami mencari informasi tentang keluargamu namun hasilnya nihil. Ucap Inoo sambil menatap Ryosuke.

-Flashback 10 tahun yang lalu-

Inoo mengajak Hikaru untuk bertemu disebuah cafe untuk makan siang bersama. Ia memang sedang butuh teman curhat karena rumah tangganya sudah diambang perceraian dan rencana suaminya untuk pindah keluar negeri setelah ini.

"Rupanya tujuannya Barcelona, Yuya memberi tahunya ada lowongan pekerjaan disana. Ia memutuskan untuk pergi membawa Ryosuke." Ucap Inoo sambil meminum kopi pesanannya.

"Untuk sementara Yabu akan tinggal dirumah adik iparmu itu atau mereka akan menyewa rumah?" Tanya Hikaru sambil sibuk menyantapi makanan pesanannya karena ia memang sedang kelaparan sekarang.

"Sepertinya mereka akan tinggal berdua saja. Entahlah, aku malas bicara dengan Yabu. Karena jika kami bicara pun ujung-ujungnya akan bertengkar." Ucap Inoo.

"Memangnya rumah tangga kalian benar-benar sudah separah itu dan tidak bisa dipertahankan lagi?" Tanya Hikaru yang sekarang malah sibuk memakan kentang gorengnya.

"Memang rumah tangga kami sudah tidak bisa dipertahankan. Sudahlah, habiskan dulu makananmu. Aku juga mau makan dulu." Ucap Inoo yang kini menggulung spagettinya.

"Ya maaf, aku tadi pagi sibuk sekali. Ada meeting dengan klien jadi gak sempat sarapan." Ucap Hikaru.

Setelah keduanya selesai makan mereka lalu melanjutkan obrolan mereka yang tertunda.

"Lalu bagaimana dengan keluarga kandung Ryosuke? Aku gak mau ya kalau nanti sampai ada yang mendatangi rumahku saat anak itu sudah dibawa papanya ke Spanyol. Apa anak buahmu satupun tidak ada yang berhasil mendapatkan informasi mengenai keluarga anak itu?" Tanya Inoo sambil menatap Hikaru.

"Tidak ada, anak buahku sudah berusaha semaksimal mungkin mencari informasi mengenai anak itu namun tidak berhasil. Menurutku biarkan saja anak itu tidak mengetahui tentang keberadaan keluarga kandungnya. Toh ia akan tinggal bersama papanya di luar negeri kan? Jadi tidak mungkin anak itu akan bertemu dengan keluarga kandungnya lagi." Ucap Hikaru.

"Huft baiklah kalau begitu. Tetima kasih ya sudah mau membantuku. Yang sekarang harus aku pikirkan adalah berusaha mengembangkan bisnisku demi Daichan. Kasihan dia, masih kecil sudah harus pisah sama papanya. Aku harus pastikan dia tidak akan kekurangan apapun meskipun ia harus tinggal terpisah sama papanya." Ucap Inoo sambil merapikan dandananya.

"Yah, kamu pasti bisa kok. Perusahaan yang sedang kamu rintis pasti akan maju kok. Ganbatte Inoo." Ucap Hikaru. Mereka lalu meninggalkan cafe tersebut dan langsung kembali bekerja.

- Flashback end -

"Cuma itu yang bisa mama ceritakan ke kalian. Mama gak tahu dimana keberadaan keluarga Ryo sampai sekarang." Ucap Inoo sambil menatap Ryosuke. Kedua anak tersebut nampak masih bersedih dan seperti belum bisa menerima kenyataan mereka ternyata benar-benar bukan saudara kandung.

"Sekarang mama mau tanya sama kamu Ryochan. Setelah kamu mengetahui semua ini bagaimana perasaanmu ke Daichan? Apa kamu akan tetap menganggapnya adikmu atau sebagai pacarmu?" Tanya Inoo.

"Gak tahu ya mah, aku terus terang masih sedih begitu tahu kalau Daichan bukan adikku, tetapi aku sedikit merasa senang karena dengan begini aku bisa menyukainya sebagai seorang gadis. Yah, Walaupun aku harus menjaga jarak dengannya karena biar bagaimanapun aku sekarang adalah orang lain baginya dan kami gak akan pernah bisa sedekat dulu lagi." Ucap Ryosuke.

"Begini, mama kasih Ryo kesempatan kalau Ryo memang benar-benar menyukai Daichan." Ucap Inoo.

"Maksud mama gimana? Mama mengizinkan aku menjadi pacar Daichan?" Tanya Ryosuke.

"Iya, tetapi tidak sekarang. Mama butuh bukti kalau Ryo bersungguh-sungguh menyukai anak mama dan bukan hanya menganggap Daichan sebagai pelarian dari gadis yang kamu suka di luar negeri itu. Kalau Ryo bisa buktikan baru kalian boleh berpacaran. Ah, mungkin ini bisa dibilang seperti mama memberi challenge lah, yang lebih akrab dan mudah dipahaminya oleh milenials seperti kalian." Ucap Inoo dan Ryosuke menatapnya bingung.

"Mama mau kasih Ryo challenge? Jadi itu artinya, jika Ryo berhasil melakukan challenge dengan baik maka Ryo boleh jadi pacar Daichan?" Kini suara Ryosuke mendadak menjadi bersemangat.

"Iya, challengenya adalah. Buktikan di semester ini nilaimu bagus. Dan Tahun depan kan kamu kelas 12, kamu harus berusaha mengejar beasiswa prestasi untuk bisa masuk di kampus-kampus terbaik di Jepang. Kamu kan bisa usahakan entah dari nilai rapormu atau dari permainan futsalmu itu. Jika kamu bisa membawa timmu juara kamu pasti akan lebih mudah mendapat beasiswa kan? Mama tidak akan membiayai kuliahmu secara penuh lagi karena mama merasa kamu sudah dewasa dan harus berusaha sendiri untuk itu."

"Kalau kamu sudah berhasil mendapatkan beasiswa disana, kamu harus lulus kuliah tepat waktu. Jika kamu berhasil melakukan itu semua, maka hadiah untukmu bukan hanya boleh pacaran dengan Daichan, tetapi seluruh perusahaan mama akan mama alihkan menjadi atas nama kamu. Kamu akan langaung menempati posisi direktur di perusahaan mama. Karena kamu sudah membuktikan kalau kamu bersungguh-sungguh dan tidak mengandalkan mama. Kalau sudah begitu baru mama bisa menganggap kamu adalah laki-laki yang pantas untuk Daichan anak mama." Ucap Inoo sambil menatap Ryosuke.

"Wah challenge dari mama memang sangat berat. Tetapi, aku harus sanggup melakukannya karena aku memang tidak boleh merepotkan mama terus." Ucap Ryosuke.

"Ok challenge accepted. Berarti Ryo sudah harus memulai start berprogress mulai dari Ujian semester yang tinggal beberapa minggu lagi. Begitu pula Daichan juga harus ada challenge, kamu siap gak terima challenge dari mama?" Tanya Inoo sambil menatap Daiki.

"Challenge untuk Daiki apa mah?" Tanya Daiki penasaran. Sejujurnya ia agak takut kalau challengenya akan seberat Ryosuke.

"Challenge untukmu adalah kamu harus lebih mandiri dan buktikan kalau adalah gadis yang pantas untuk Ryo dengan cara kamu juga bisa masuk universitas yang bagus. Challenge dimulai dari mengurangi kata "Tolong" dirumah ini. Jika Daichan meminta tolong melakukan sesuatu maka akan dihitung mengurangi poin. Dan jika kamu melakukan sendiri maka menambah poin. Jika poinmu rendah kamu dianggap gagal."

"Kamu kalau gak diginiin kebiasaan soalnya, mama lihat kamu sedikit-sedikit manggil Ryo, ikatin sepatu manggil Ryo. Ambil cat kuku dan aksesoris rambut manggil Ryo, Kemarin mau ngemil yang masak Ryo. Kamu mau kapan dewasanya kalau begitu terus? Masa nanti kalau Ryo sudah berhasil menjalani challenge dan jadi mahasiswa teladan kamu masih begitu terus."

"Dia mungkin akan ditaksir banyak gadis cantik disekitarnya lho. Bukan hanya cantik mereka bisa jadi juga pintar dan berasal dari keluarga kaya raya. Masa iya kamu mau kalah sama mereka. Katanya Dai juga sayang sama Ryo, berarti Dai juga harus mau berubah dong demi mendukung Ryo melakukan challengenya?" Tanya Inoo sambil tersenyum ke anaknya itu.

"Iya deh mah, Dai mulai sekarang akan berusaha mandiri. Gak akan suruh-suruh Ryo lagi untuk hal yang sepele. Dan akan belajar sungguh-sungguh supaya Dai juga bisa masuk ke universitas yang bagus seperti Ryo." Ucap Daiki.

"Gitu dong, sini peluk mama. Mama sayang sama kalian, maafin mama ya kalau mama terlalu keras sama kalian" Ucap Inoo lalu memeluk kedua anaknya itu dengan erat.


-The End-

Forbidden Love ✅Where stories live. Discover now