Part 5

142 20 11
                                    

"Mah, Ryo boleh nggak ikut ekskul futsal di sekolah?" tanya Ryosuke saat makan malam bersama Daiki dan mamanya.

"Eh, Ryo minat daftar futsal? Besok Dai kenalin, deh, sama Yuto," celetuk Daiki. Ia bermaksud pamer kalau ia kenal dengan ketua tim futsal itu.

"Aku sudah ketemu dia tadi, dia yang menawariku masuk futsal," jawab Ryosuke cuek sedangkan Daiki merengut kesal.

"Mama sudah dengar dari Om kamu kalau kamu memang sangat suka futsal, nggak masalah kalau kamu mau ikut futsal, tapi apa nggak mengganggu les matematikamu nanti?" tanya Inoo sedikit khawatir.

"Jadwal latihannya cuma hari Rabu sama Jum'at, kok. Jadi nggak akan ganggu jadwal les," jelas Ryosuke.

Inoo tampak berpikir sejenak sebelum berkata, "Baiklah, Mama izinkan. Tapi ingat, utamakan belajar dan jangan sampai kelelahan," pesan mamanya.

Ryosuke mengangguk paham. "Terima kasih, Ma," ucapnya.

Setelah makan malam kedua anak itu menghabiskan waktu dengan belajar di kamar masing - masing lalu tidur.

***

Hujan deras di pagi hari membuat Daiki kurang bersemangat. Ia keluar kamarnya dengan wajah yang berantakan, berbeda dengan Ryosuke yang sudah siap dengan seragamnya.

"Pagi, Ryo!" sapa Daiki dengan wajah yang masih mengantuk. Ia menguap lebar. "Pagi, Ma!" ucapnya saat melihat mamanya yang baru muncul dari kamar.

"Astaga, Daichan! Ini sudah jam berapa? Kamu belum mandi," omel mamanya.

"Sebentar lagi, ya, Ma," kata Daiki sambil melangkah malas ke meja makan.

"Tidak. Nanti jalanan bisa macet kalau hujan, nanti kalian terlambat," oceh Inoo sambil mendorong Daiki agar segera pergi mandi.

"Pantas saja ada bau tidak enak dari tadi," celetuk Ryosuke sambil berpura- pura mengendus tubuhnya.

"Ih!" geram Daiki sambil menjambak rambut Ryosuke lalu lari menjauh.

Ryosuke mendengus kesal sambil merapikan rambutnya.

"Ryo, sini sarapan sama Mama," panggil Inoo sambil menarik kursi.

Ryosuke menurut dan tanpa bicara ia menyantap sarapannya. Sedang Inoo tampak terburu-buru sambil sesekali memainkan ponselnya.

"Mama berangkat duluan, ya," kata Inoo sambil meraih tasnya. "Kalian jangan hujan- hujanan, begitu turun dari mobil langsung pakai payung," pesan Inoo, tepat saat Daiki baru tiba di ruang makan.

"Iya, Ma," jawab keduanya serempak.

Setelah Inoo berlalu, keduanya melanjutkan sarapan tanpa bicara, kemudian bergegas berangkat sekolah.

***

"Dor!!!" Keito menepuk pundak Daiki yang sedang menaruh payungnya di tempat payung.

"Keito!" pekik Daiki sembari mengusap dada.

"Maaf, aku mengagetkanmu," ucap Keito sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V. "Nih." Keito mengulurkan sepucuk undangan cantik berwarna hijau tua.

"Ini apa?" tanya Daiki sambil membolak bali undangan tersebut.

"Undangan pesta ulang tahunku. Kau harus datang, ya. Aku tunggu. Ryosuke juga datang, ya." Keito beralih pada Ryosuke.

"Kapan pestanya?" tanya Ryosuke.

"Malam Sabtu. Ryosuke bisa datang, kan?" kata Keito dengan wajah berharap.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa. Aku ada jadwal latihan futsal," jawab Ryosuke.

"Oh, begitu, ya," kata Keito dengan wajah kecewa.

Forbidden Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang