Part 9

79 16 0
                                    

Sudah 2 minggu berlalu sejak kedua kembar itu berpacaran. Mereka bersikap seperti selayaknya adik dan kakak saat berada dirumah dan disekolah. Mereka menyembunyikan hubungan mereka dari semua orang. Tetapi, terkadang mereka juga bersikap mesra selayaknya pasangan kekasih pada umumnya saat mereka hanya berdua di rumah.

"Kalian nanti selesai les kalau sudah lapar makan malam gak usah nunggu mama, nanti mama pulang agak malam karena ada meeting dadakan. Terus kerjaan juga lagi banyak banget." Ucap Inoo sambil sibuk menghabiskan sarapanya.

"Iya mah." Ucap kedua anak itu sambil tersenyum.

Setelah kedua anak itu selesai sarapan mereka lalu berangkat ke sekolah seperti biasa.

Saat istirahat Ryosuke sibuk membaca komik. Daiki pergi ke kantin membeli minuman. Ia membeli jus strawberry juga untuk Ryosuke

"Douzo ~ Emang kamu gak haus baca komik terus?" Tanya Daiki sambil menatap Ryosuke.

"Makasih ya. Aku kalo lagi gabut gitu, pasti baca komik atau main game." Ucap Ryosuke lalu meminum jus strawberrynya. Karena Ryosuke sibuk membaca komik Daiki menghabiskan waktunya dengan menscrolling timeline sosial medianya.

"Kamu kenapa sih, kok jadi nempel terus sih ama kakakmu? Selama belajar aja kalian lihat-lihatan terus. Dia gak akan hilang kok." Tanya Keito tiba-tiba yang memecah konsentasi Daiki.

"Ah enggak kok, aku gak lihatin dia. Selama belajar ya aku belajar lah." Jawab Daiki dengan santai.

"Ooh, kukiran kalian kesambet apa jadi aneh." Timpal Keito sambil terkekeh.

Sepulang sekolah Daiki langsung mandi dan bersiap menunggu guru les pianonya datang.

"Semangat les pianonya. Aku mau buat macaroni dulu aah." Ucap Ryosuke.

"Bagi." Daiki mempoutkan bibirnya.

"Iya sayang, masa aku makan sendiri." Ryosuke mencubit pipi Daiki gemas dan Daiki tersenyum.

"Sini aku bantuin yang sebelum guruku datang." Daiki membawakan baskom dan langsung mengambil daging giling beku di frezzer.

"Kamu mau bantuin aku masak?" Ryosuke tersenyum melihat Daiki yang dengan sigap memotong bawang bombay.

"Iya sayang, aku bantuin nih. Kan nanti aku juga yang makannya paling banyak." Ucap Daiki sambil melirik kearah Ryosuke.

Tidak lama kemudian guru les Daiki akhirnya datang dan pelajaran dimulai. Tidak seperti biasanya, hari ini Daiki tampak bersemangat sekali dan memperhatikan guru lesnya dengan serius.

"Bagus Daichan, permainan pianomu semakin hari semakin bagus." Puji guru les Daiki sambil tersenyum.

Setelah satu setengah jam belajar, akhirnya les piano pun selesai dan guru les Daiki pun pulang.

"Waah, mengembang sempurna." Ryosuke tersenyum senang saat melihat makaroni buatanya yang sudah matang.

Daiki langsung berlari ke dapur saat mendengar teriakan Ryosuke barusan. Ia lalu melihat makaroni buatan Ryosuke yang sudah matang itu, mengembang sempurna dan terlihat sangat enak untuk dicicipi.

"Ryo, potong makaroninya, aku mau." daiki mempoutkan bibirnya dan Ryosuke sangat gemas melihat tingkah Daiki barusan.

"Iya ini aku potong, sabar cantik." Ryosuke mengusapkan saus dari makaroni tersebut ke hidung Daiki dan kini Daiki terlihat seperti badut karena hidungnya merah.

"Aah, Ryo. Hidung Dai jadi kotor kan." Rengek Daiki yang malah membuat Ryosuke tertawa terbahak bahak. Ia lalu mengelap hidung Daiki dengan tissue.

"Permisi ibu, maaf mengganggu. Barusan saya menerima telepon dari sekertaris calon klien baru ibu. Katanya direkur mereka minta reschedule jadwal meeting dengan ibu karena klien mereka yang dari Eropa juga datangnya terlambat bu. Mereka meminta pemakluman dari ibu karena belakangan ini memang banyak jadwal flight yang terhambat." Ucap sekertaris.

"Baiklah, terus ada yang perlu saya tanda tangan tidak? Kalau tidak ada saya mau pulang." Tanya Inoo.

"Tidak ada bu, semua berkas sudah ibu tanda tangan dan untuk dokumen perjanjian ditandatangani nanti saat pertemuan bu." Jawab sekertaris.

"Berarti sudah semua ya. Baiklah kalau begitu saya pulang dulu. Akira-san, pastikan security mengecek semua pintu sebelum kamu pulang, terutama di ruang server komputer. Saya dengar sedang marak kasus pencurian." Ucap Inoo sambil merapikan dandananya.

"Baik bu, nanti saya sampaikan ke security." Jawab sekertaris tersebut sambil mengangguk. Inoo lalu mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan ruangan kerjanya tersebut begitu saja.

"Oishi, kamu kenapa sih kalo bikin makanan enak banget." Tanya Daiki sambil terus sibuk menyantapi macaroninya.

"Iya dong, aku memang hobi masak. Papa juga selalu suka dengan masakanku." Ucap Ryosuke sambil mengarahkan jempol ke arah dirinya sendiri dengan bangga.

"Kenapa kamu harus tinggal diluar negeri sih. Coba kalo kamu disini terus kan aku bisa makan enak terus sayang." Daiki tiba-tiba menggenggam lengan Ryosuke dengan manja.

"Aku sih bisa aja masakin kamu terus, tapi ada syaratnya." Ucap Ryosuke sambil menatap Daiki.

"Apa syaratnya?" Tanya Daiki dengan ekspresi polos yang membuat Ryosuke tertawa gemas.

"Cium dulu, kalau gak mau aku gak akan masakin kamu." Ledek Ryosuke.

"Asik, berarti aku bisa makan enak terus." Tiba-tiba Daiki mendekati wajah Ryosuke dan memberi kecupan singkat pada kening, kedua pipi dan bibirnya.

"Udah kan, janji ya kamu mau masakin aku terus?" Ucap Daiki.

"Belum." Sekarang Daiki mentapnya bingung dan Ryosuke semakin dibuat gemas dengan tingkah adiknya itu.

"Yah, Ryo bohong. Katanya kalau.." Belum selesai Daiki bicara tiba-tiba Ryosuke mendekati wajahnya dan mencium bibirnya.

"Tadaima.. Astaga apa yang kalian lakukan." Inoo marah sekali saat melihat Ryosuke hendak mencium adiknya. Kedua anak itu terkejut sekali saat melihat Inoo sudah pulang.

"Kamu mau apain adikmu itu barusan? hah? Kamu mau apain?" Inoo mengepalkan tanganya namun ia masih berusaha mengendalikan amarahnya akhirnya beralih menjewer Ryosuke dan tidak jadi memukulnya.

"Ampun mah, Ryo gak apa-apain Daichan kok." Jawab Ryosuke.

"Kalian nonton video porno? Kebangetan ya, kalian memang harus diawasi pengawal sepertinya." Ucap Inoo dengan ekspresi wajah yang sangan marah.

"Enggak kok mah, kita gak nonton video porno." Jawab Daiki sambil menahan tangisanya. Ia takut sekali karena mamanya belum pernah semarah ini sebelumnya.

"Huft.. sabar Inoo sabar." Inoo lalu melepaskan Ryosuke. Kini kedua anak itu hanya diam tanpa berani menatapnya.

"Sekarang kalian berdua masuk ke kamar." Ucap Inoo dengan nada emosi.

Karena kedua anak itu masih tidak beranjak dari tempatnya dan membuat Inoo kesal.

"Kalian masih belum bergerak juga." Ucap Inoo lalu kedua anak itu erjalan pelan ke kamarnya. Inoo tidak sabaran dan langsung menarik tangan Daiki.

"Mah ampun mah sakit." Ucap Daiki saat Inoo menarik tangannya dan menuntunnya ke kamarnya. Inoo mengunci kamar tersebut dan langsung kembali keruang tengah.

Forbidden Love ✅Where stories live. Discover now