10. Do You Still Remember?

843 92 2
                                    

















🌸Happy Reading🌸

















Perasaan Sehun benar-benar tak menentu beberapa hari belakangan ini. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dan itu sungguh tidak mengenakkan. Ia jadi tidak bisa fokus ujian. Tapi setidaknya, Sehun bersyukur, ia dapat kembali bernapas lega sekarang. Ujiannya telah berakhir. Semoga saja nilainya tinggi.

Karena, Sehun juga tak tahu ia mesti menyebutnya apa. Mungkinkah semacam rasa... Bersalah? Entahlah!

Pemuda itu uring-uringan tidak jelas. Lily tidak pernah lagi menampakkan presensinya semenjak aksi balas dendam Taeyong dan kawan-kawan. Sehun pun bingung. Ia bertanya pada Rose, dan gadis tersebut bilang Lily selalu masuk sekolah. Namun, mengapa Sehun tak mendapati kehadirannya? Lily bersembunyi, atau... Memang tidak mau bertemu Sehun?

Huft~ bodoh! Bukankah Sehun sendiri yang mengatakan untuk tidak mengganggunya?

Sehun lantas menepuk dahi. Ia baru ingat akan hal itu. "Jadi, Lily betul-betul menuruti ucapanku?"

Lelaki tersebut menunduk. Seharusnya ia senang, tapi yang ada di pikirannya justru berbanding terbalik. Sehun menghela napas berat, kemudian mengusap wajah kasar.

"Kenapa malah jadi seperti ini?" tanyanya lirih. "Ada apa denganku?"

Sehun buru-buru beranjak dari duduknya. Mengusir semua perasaan aneh yang menjalari batinnya, berusaha menganggap itu sebagai angin lalu.

Sepanjang perjalanan menuju ke mobilnya, ia selalu mendengar bisik-bisik murid, membicarakan tentang kemana mereka akan melanjutkan studinya. Semua orang sibuk membahas masalah kampus, jurusan, dan lain-lain. Sedangkan Sehun? Ck, ia bahkan belum menentukannya. Atau lebih tepatnya... Lupa.

"Kira-kira, Lily akan berkuliah dimana, ya?" Sehun menggigiti pipi bagian dalamnya, menerka-nerka. Tapi setelahnya, ia langsung mendelik, seolah tersadar. "Shit, untuk apa aku memikirkannya? Itu bukan urusanku!"

Pemuda tampan tersebut menggeleng-geleng. Ia mungkin sudah tidak waras.

Sehun lantas kembali mengalihkan pandangan ke depan. Semampunya memperlihatkan tampang biasa saja. Tak mau ada yang curiga, jika hatinya sedang tak karuan.

Sepertinya, otak Sehun tengah bermasalah. Hingga ia tak sengaja merenungkan hal-hal random. Ya, baiklah, kalau begitu pendapat Sehun.

Lelaki itu tak ingin ambil pusing, meski tak bisa dipungkiri lagi. Sehun dilema, sangat jelas. Namun ia terus saja menyangkalnya, seakan tidak terjadi apa pun.

Sehun melirik ke kanan dan ke kiri, memperhatikan keadaan sekitarnya. Ah, sebenarnya bukan untuk hal tersebut. Ia hanya memastikan, siapa tahu ada sosok yang ia cari---Lily. Tapi ternyata...

"Seegyoo?!" Sehun sedikit menyipitkan mata, menajamkan penglihatan, berupaya menelisik lebih dalam. Dan, benar! Ia mendapati presensi Seegyoo, bersama seorang laki-laki, yang terasa familiar.

Sehun mengeraskan rahang. Buku-buku jarinya memutih. Begitu pula dengan giginya yang bergemelatuk. Tatapan Sehun membara, seolah akan membakar hangus kedua manusia tersebut.

Ia kemudian menghampiri. Emosi yang berkumpul di dadanya siap meledak kapan saja.

"Yeom Seegyoo!" pekik Sehun, yang sukses membuat mereka terkejut seketika. Seegyoo dan pemuda itu menoleh. "Kai?! K-kau..."

"Kenapa kita sering sekali bertemu? Padahal aku bosan melihat wajahmu," ucap Kai sambil melipat tangannya. Ia terkekeh sinis.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Sehun penuh penekanan. Napasnya terdengar berat, ia geram bukan main.

If || Hunlice ✓Where stories live. Discover now