5. Just Can Look At You

699 80 0
                                    
















🌸Happy Reading🌸



















Pagi yang cerah, untuk musim semi yang indah. Sehun kini sedang berjalan menuju ke kelasnya. Tatapannya tampak kosong. Pemuda itu masih bingung, frustasi memikirkan siapa sosok yang sudah mengiriminya surat kemarin.

Sehun tidak pandai menerka-nerka. Terlalu banyak siswi perempuan di sekolah ini. Dan ada banyak pula yang cukup dekat dengannya. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah...

... Bagaimana orang tersebut bisa membuka loker Sehun?

Hampir genap tiga tahun ia bersekolah, kejadian seperti itu sama sekali belum pernah Sehun alami. Meski memiliki penggemar yang dapat dikatakan melimpah, Sehun tahu, mereka semua masih waras. Tidak mungkin melakukan hal-hal gila hanya untuk membongkar lokernya.

"Tunggu, tunggu." Sehun terdiam sebentar. "Kalau tidak salah... Inisial si pengirim adalah YSG."

Ia sontak tersenyum, lalu menjentikkan jari. "Itu berarti aku harus meminta daftar murid di sekolah ini. Kemudian, aku akan mengumpulkan semua murid yang inisialnya sesuai."

Sehun langsung melompat tinggi. Ia senang, karena merasa idenya barusan sangat brilliant. Sehun buru-buru berputar balik. Beralih untuk pergi ke ruang kepala sekolah lebih dulu.

TOK TOK TOK

"Masuk!" sahut seseorang dari dalam sana, yang Sehun yakini ialah Bu Yuri---sosok yang memang sedang ia cari.

Sehun lantas membuka pintu tersebut dengan perlahan. Tapi jauh di lubuk hatinya, tercipta semangat menggebu-gebu, tak sabar menggali informasi tentang si pelaku.

"Sehun? Ada perlu apa kau kemari?" tanya wanita itu sambil mengerutkan kening.

Yang diajak bicara mengangkat sudut bibirnya. Pencitraan, pikir Sehun. "Jadi begini, Bu. S-saya... Ah, maksudnya, organisasi saya ingin membuat sebuah event saat kelulusan nanti. Uhm, s-saya ke sini karena diamanatkan untuk meminta daftar murid di Hanlim Multi Art School, melalui Ibu," alibinya, seraya menggaruk tengkuk canggung.

Bu Yuri tidak bereaksi apa pun. Dan Sehun melihatnya, sukses dibuat meringis. Benar-benar di luar dugaan.

Sehun merutuki dirinya sendiri. Berdoa saja, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya, sebab ia telah berbohong pada guru.

"Kau pikir Ibu bodoh, Sehun?"

Mata Sehun membulat seketika. Ia langsung menunduk, menggigiti bibir bawahnya gugup. Ketahuan ternyata, huft~

"Sekolah ini sudah menyiapkan acara untuk kelulusan kalian. Lantas, apa kau tetap bersikukuh organisasimu akan membuat event?" sambungnya. "Lima tahun Ibu menjabat, tidak ada kasus semacam ini."

Sehun membisu.

"Katakan pada semua anggota organisasimu, jangan membuat acara sendiri. Lebih baik kalian belajar, pikirkan nilai ujian kalian nanti!" tegas Bu Yuri.

"M-maaf, Bu."

"Lain kali, carilah alasan yang masuk akal!" Ia mendengus. "Memangnya, kau memerlukan itu untuk apa?"

Sehun sontak kembali mendongak dengan netra berbinar. "Kalau saya memberitahukannya, apa Ibu akan memberikan daftar murid tersebut?"

Bu Yuri mundur sedikit, bersandar. Ia kemudian melipat tangannya di depan dada. "Jika menurut Ibu penting, maka Ibu akan memberikannya."

If || Hunlice ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu