41. Firasat

739 34 20
                                    

Sehabis Maghrib aku baru sampai di rumah setelah tadi hampir seharian berada di sekolah untuk mengambil hasil kelulusan dan menemani Dory latihan untuk pentas di acara perpisahan, kaki ini baru menjejak lantai ruang keluarga sudah disambut saja oleh Bi Sumi dengan sebuah amplop coklat berukuran sedang berada di tangannya.

"Non Fea sudah pulang."

"Iya, Bi."

"Non, ini ada titipan dari Bapak." Bi Sumi mengulurkan amplop yang dipegangnya kepadaku.

"Apa ini, Bi?" tanyaku menimang amplop tersebut.

"Wah, Bibik kurang tahu, Non. Bapak tidak bilang apa-apa selain berpesan untuk menyampaikan amplop ini ke Non Fea."

"Oh, lalu Papa di mana, Bi?"

"Sudah pergi lagi, Non. Tadi hanya pulang sebentar cuma memberikan amplop itu."

"Oh, iya deh, Bi. Makasih."

"Non Fea mau bibik siapkan makanan sekarang?"

Aku menggeleng pelan. "Nanti aja, Bi. Fea masih kenyang, tadi sempat makan sebelum pulang."

"Oya sudah, bibik ke belakang, ya, Non. Kalau ada perlu apa-apa panggil saja."

"Iya, Bi." Bi Sumi pun bergegas kembali ke belakang meninggalkan aku sendirian.

Apa ya, ini? Aku yang tadinya hendak langsung naik ke kamar untuk istirahat mengurungkan niat dan lebih memilih untuk duduk di ruang keluarga. Rasa penasaran mengalahkan penat yang kurasakan di sekujur tubuhku saat ini. Kuletakkan asal ranselku ke lantai. Sebelum membukanya, kubolak-balik amplop tersebut sambil mengira-ngira apa isi di dalamnya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi kubuka amplop itu dan mengeluarkan isi di dalamnya yang ternyata sebuah buku katalog. Dengan jelas tertulis di sampulnya dengan huruf kapital nama sebuah universitas; "BPP UNIVERSITY" London, Inggris.

Aku mendesah begitu mengetahui isi amplop tersebut merupakan katalog universitas pilihan papa. Harus, ya, aku kuliah di sana? pikirku kesal. Ah, kenapa papa tidak pernah mau mendengarkan pendapatku tentang di mana nanti aku ingin melanjutkan kuliah. Kenapa harus bersikap otoriter seperti itu?!

Mau tidak mau kubuka dan kubaca juga isi katalog tersebut. Hatiku tergelitik untuk mengetahui seberapa hebatnya universitas itu sehingga papa memaksaku untuk masuk ke sana.

Di buku katalog itu dijelaskan jika Universitas itu merupakan perguruan tinggi swasta yang berpusat di London, dan mengkhususkan untuk mempelajari tentang bisnis dan profesinya. Tapi selain bidang itu ternyata ada pula bidang yang lain; hukum, keuangan, akuntansi, perbankan, teknologi, chiropraktik, kedokteran gigi, keperawatan, psikologi dan kesehatan.

Universitas tersebut memiliki situs di beberapa lokasi pusat kota Inggris, khususnya di London. Didirikan sejak tahun 2009 dan dijalankan oleh BPP Holding, bagian dari perusahaan pendidikan nirlaba Apollo Education Group yang berpusat di AS.

Lalu apa coba istimewanya universitas ini, selain berada di luar negeri dan merupakan perusahaan nirlaba yang berpusat di negara adi kuasa itu.

Udah tahu aku tidak menyukai bisnis, lalu kenapa masih saja ngotot memaksaku untuk terjun ke dunia itu; sama aja pelan-pelan membunuh anaknya sendiri, umpatku. Dengan kesal kulempar buku katalog tersebut ke lantai tepat saat Bi Sumi muncul.

"Non, kenapa dibuang bukunya?" Bi Sumi segera memungutnya.

"Bakar aja, Bi!" kataku emosi. Dadaku mulai tersulut amarah.

"Jangan, Non. Nanti Bapak bisa marah kalau tahu."

"Bodo amat, Bi!"

Ting Tong

Sad Boy ✔Where stories live. Discover now