°୭✿̥-EPILOG-

4.8K 289 169
                                    

 —🖤—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—🖤—

Kita hanya cerita-cerita singkat,yang diberi umur panjang oleh ingatan.
Awalnya kita punya keinginan,
namun takdir datang memberikan jawaban.

Dan akhirnya.
Kita menjadi anak kecil ;
Yang membangun sesuatu hanya untuk dirobohkan.

Ini bukanlah akhir dari cerita kita.
Melainkan sebuah awal untuk masa depan yang lebih cerah.

Selamat membaca untuk
Yang terakhir kalinya!🧙🏻‍♀️.
Sampai jumpa di karya selanjutnya.

@z.

—🖤—

5 tahun sudah berlalu sejak kejadian itu.
Boruto dan sarada hidup bahagia bersama kedua anaknya.
Rasa syukur tak henti mereka agungkan kepada tuhan yang telah memberikan semuanya.

sejak kepergian naruto,rumah bak istana yang mereka tempati juga diisi oleh hinata dan himawari.
Mereka hidup bersama dalam naungan boruto sebagai kepala keluarga.

Dikarenakan masa jabatan pemerintah kota berlangsung selama 30 tahun,masih ada 10 tahun lagi bagi boruto untuk menggantikan posisi ayahnya.
Boruto menafkahi ibu dan keluargannya dengan uang hasil perkerjaannya sebagai pemerintah kota.

Sejak kejadian itu juga,penyakit yang di deritanya sembuh total.
Semua tentu karna naruto.
Entah apa yang akan terjadi jika pada saat itu naruto tidak berkata "aku akan melakukannya."
Mungkin boruto sudah tidak bernyawa.

Kesedihan yang luar biasa mendalam sempat menyelimuti keluarga besar uzumaki.
Tak hanya dari keluarga uzumaki,semua orang yang tinggal di kota ini juga merasakan hal yang sama.
Bagaimanapun juga naruto adalah sosok yang sangat berharga dan berpengaruh besar terhadap kemajuan kota.

Semua orang berterimakasih pada naruto.
Karna jerih payahnya,kota ini berhasil menjadi kota yang maju dengan fasilitas yang terbilang menentu.

Semua yang naruto lakukan kepada keluargannya benar-benar tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.
Sangat luar biasa.
Ia adalah sosok ayah sekaligus pahlawan bagi mereka.

Hinata dapat melihat bayangan naruto dari tubuh putra sulungnya boruto.
Karna hati suaminya ada di dalam tubuh anaknya.
Boruto benar-benar mewarisi sifat dari ayahnya.

Tak hanya sifat,wajah mereka pun sama persis.
Tak heran jika banyak orang mengatakan boruto adalah generasi lanjutan dari naruto.
Tentu saja,karna mereka adalah ayah dan anak.


Pagi ini cuaca sangat mendukung.
Hinata dan sarada sibuk menyiapkan sesuatu di dalam dapur.

Himawari yang sudah siap untuk pergi kuliah menunggu masakan mereka di meja makan.
Boruto yang juga baru saja tiba di meja makan menyentil pelan kepala adiknya.
Gadis itu refleks menoleh dengan ekspresi tidak suka.

"Kenapa sih?"
Boruto hanya tersenyum kecil sembari menarik kursi dari bawah meja.
"Tumben kau bangun pagi,tidak sabar untuk pergi kuliah?"
Tanyanya sekedar mencairkan suasana.

"Kalau iya bagaimana?"
Himawari menjulurkan lidahnya mengejek.
Boruto menanggapinya dengan tertawa kecil.

"Ibu,sarada,kapan masakannya tiba?"
Teriak boruto tidak sabar sambil memasang kaus kakinya.

"sabar ya.."
Terdengar suara hinata yang menyaut dari arah dapur.

Himawari menoleh ke semua arah.
Namun tidak menemukan sosok yang sejak tadi dicarinya.
"Saruto dan haruto,dimana mereka?"
Tanya gadis itu penasaran.

"Masih tidur,jangan kau bangunkan."
Boruto memberikan tatapan tajam di akhir kalimatnya kepada himawari.
Adiknya itu memiliki kebiasaan membangunkan anak nya tidur di saat mereka masih dalam kondisi terlelap.

Hinawari hanya cekikikan dan beranjak pelan menuju lantai atas.
Gadis itu dengan hati-hati berjalan menuju kamar dimana kedua keponakannya masih berada di alam mimpi.

"Himawari!"
Telat.
Himawari sudah lebih dulu masuk kedalam kamar putranya dan menghilang begitu saja.
Boruto bedecak pelan kemudian meneriakki nama sarada untuk menyusulnya.

Hanya terdengar tawaan sarada di ujung sana.
Membuat lelaki itu pasrah hingga geleng-geleng kepala.

Tak lama,himawari tiba dengan saruto dan haruto yang sama-sama memeganggi lenganya.
"Selamat pagi!"
Sapa himawari menyuruh mereka untuk mengikutinya.

Saruto dan haruto hanya manggut-manggut lesu Karna mereka memang belum bisa bicara.
Mereka hanya bisa mengatakan papa dan mama.
Selebihnya tidak ada yang mengerti mereka bicara apa.

Himawari membawa kedua keponakannya itu untuk duduk di dekatnya.
"Papa!"
Saruto dan haruto dengan kompak menyapa ayahnya saat baru saja duduk di depan meja.

"Selamat pagi sayang..."
Boruto memajukan kursinya agar berdekatan dengan kedua anaknya.

Selang beberapa menit,sarada dan hinata tiba membawa banyak piring berisikan makanan lezat di atas nampan.
"Makanan tiba!"
Kata sarada membuat semua orang di meja tidak sabar untuk segera menyantapnya.

Hinata memilih duduk di dekat himawari demi menyapa kedua cucunya.
"Saruto,haruto,selamat pagi"
Sapaan hinata dibalas senyuman ramah dari keduanya.
Hinata mencubit pipi cucunya karna gemas.

"Mereka sangat mirip denganmu boruto."
Timpal hinata sesaat kemudian.
"Iyalah,mereka kan anak-anaku ibu."
Boruto tertawa kecil menanggapinya.

"Kalian sadar tidak?mereka berdua itu tidak terlalu mirip ni-chan.
Tapi campuran antara papa dan mamanya."
Ucapan himawari membuat semuanya sontak menoleh ke arah saruto dan haruto untuk memastikan.

Semua mengangguk setuju dengan perkataan himawari.
Gadis itu mengembangkan sudut bibirnya,tersenyum bangga dengan ucapannya.

Untuk sesaat,boruto diam-diam menyaksikan kedamaian keluargannya.
Entah rasa terimakasih apa yang harus ia katakan kepada tuhan,karna telah menciptakan kebahagian yang tak terduga untuknya.

Inilah yang ia inginkan.
Sebuah,ketenangan.
Sejak dulu ia sangat mendambakan ketenangan,sampai terjerumus di jalan yang salah demi menemukan apa itu ketenangan yang sebenarnya.

Dan sekarang ia sudah berhasil mendapatkannya.
Menurutnya,arti ketenangan yang sebenarnya adalah keluarga.

Butuh beberapa lama dirinya terus mencari,sampai lupa bahwa ketenangan sejak dulu sudah ada di dekatnya.


{ s - e - r - e - n - i - t - y}
-
|
_
                               
                           { ;k,e,t,e,n,a,ngan. }


——🔥END 🔥——

Serenity-[BORUSARA]Where stories live. Discover now