Bagian 18 ࿐°*

3K 251 91
                                    

Sarada menatap lurus keadaan jalan raya dari balik kaca mobil.
Sedangkan boruto masih tetap fokus menyetir.

Lelaki itu bilang,hari ini ia ingin mengajak sarada ke suatu tempat istimewa.
Sarada hanya menurut tanpa banyak bertanya.
Meskipun perempuan itu sangat penasaran sebenarnya.

Boruto memberhentikan mobilnya didepan toko perhiasan.
Ia memakirkan mobilnya lalu menyuruh sarada untuk keluar duluan.

Sarada mengangkat kepalanya membaca tulisan yang terpampang di depan toko.
"Chovardxd?bukankah ini merk perhiasaan paling mahal?."
Sarada berujar dalam hati.

"Ayo."
Boruto menarik pelan tangan sarada membawanya masuk.
Sarada mengangguk mengekori lelaki itu dari belakang.

Bangunan di toko ini benar-benar di design sangat mewah.
Sarada bahkan tak mengalihkan pandanganya karna terkesiap.

"Nah,menurutmu bagusan yang mana?"
Boruto menunjuk berbagai macam perhiasan berwujud kalung di dalam salah satu atalase toko.
Sarada berfikir sejenak,bola matanya terus mengelilingi setiap inci dari banyaknya kalung tersebut.

Tibalah dimana iris raven itu berhenti di salah satu kalung dengan liontin berlian kecil sebagai hiasannya.
Kalung itu memang terlihat sederhana,namun terkesan mewah setelah melihat harganya.

"Menurutku yang ini bagus."
Boruto mengangguk setuju dengan pilihan sarada.
tanpa basa-basi ia segera membelinya.

Jujur saja,sarada penasaran untuk siapa dia akan memberikannya.
Rasanya ia ingin bertanya,namun perempuan itu terlalu gengsi untuk mengatakannya.

"Hey sarada,apa kau tidak ingin bertanya untuk siapa aku akan memberikannya?."
Seolah mendengar monolog sarada,boruto lebih dulu memulainya.

Sarada menarik nafas sejenak.
"Memangnya untuk siapa?"
Meskipun terdengar kaku,sarada merasa lega dapat mengeluarkannya.

"Hmm siapa ya..."
Boruto sialan.
Ia membuat sarada semakin penasaran.

"Sepertinya sumire."
Sarada memaki dirinya sendiri.
Ia menyesal sudah bertanya,sumpah serapah ia lontarkan dalam diamnya.

"Oh"
Hanya kata itu yang dapat keluar sebagai jawaban.
Boruto melirik sarada yang ada disampingnya.
Wajah gadis itu berubah murung,membuatnya ada rasa ingin tertawa.

"Apa?"
Sarada berujar sinis kepada boruto yang hendak menahan tawanya.
"Tidak,bukan apa-apa."
Boruto mengalihkan pandanganya kedepan,seolah ia tidak mendengar.

Setelah mengambil kalung yang sudah dibungkus mewah dengan kotak dan dimasukan kedalam paperbag,boruto menggapai jemari sarada.
Sarada mendelik,namun berusaha tidak menampakanya.

Desiran hangat kembali hadir,sedetik setelah tangannya di genggam kuat oleh lelaki disampingnya.
Sarada tidak dapat menyembunyikan rona merah yang kini menghiasi pipi mulusnya.

Setelah berada di mobil.
Boruto kembali mengeluarkan suara.
"Sarada?"
"Hm?"
"Apa menurutmu aku akan benar-benar memberikan kalung ini pada sumire?"
Pertanyaanya membuat sarada menjawab cepat.

"Tentu saja,kau kan mencintainnya."
Timpal sarada dingin.
Ia mengalihkan pandangannya menatap kosong kearah depan.
Hatinya merasa tidak enak,rasanya ia ingin menangis.

Keadaan menjadi hening.
Tak ada yang membuka suara,hingga akhirnya boruto sendiri kembali berujar.
"Mana mungkin aku memberikannya pada mahluk rendahan seperti dia."
Boruto menyungingkan sudut bibirnya,menampakan senyuman devil khasnya.

Sarada terbelak dengan perkataan lelaki itu.
Dahinya mengernyit.
"Apa maksudmu?"
"Tentu saja ini bukanlah untuknya."
Boruto tersenyum miris.

Sarada hanya membalasnya dengan senyuman kecil.
Setelah itu ia tidak kembali bersuara.
"Ini untukmu sarada."
Boruto menaruh paperbag berisi kalung yang di beli tadi keatas pangkuan sarada.
Melihatnya kelopak mata sarada berair.
Perasaan terharu,bahagia,tak menyangka,bercampur menjadi satu.

"Boruto.."
Panggil sarada sebelum air dikelopak matanya tumpah.
"Terimakasih banyak."
Perempuan itu memeluk boruto dan menanggis dalam dekapannya.
Boruto membalas pelukan itu dan mengusap-ngusap tubuh sarada lembut.

"Biarkan aku memakaikannya untukmu."
Boruto melepas pelukannya,membuka kotak berisikan kalung itu lalu memakaikannya ke leher sarada.
Kalung dengan liontin berlian kecil kini menguntai indah di leher gadis itu.

Mereka sama-sama mengembangkan senyuman.
Merasakan bahagia yang tak tertahankan.

Untuk sejenak boruto bergumam,

"Aku memang kehilangannya,tapi ternyata ini rencana tuhan untuk memberikanku seseorang yang melebihi dirinya."

🔮🔮🔮

Serenity-[BORUSARA]Where stories live. Discover now