Bagian 2 ࿐°*

3.8K 272 49
                                    

Flashback continue.

Ini adalah minggu ke2,dihitung dari kejadian malam itu.
Selama 2 minggu itu juga,yang aku lakukan hanya berdiam diri di dalam kamar.
Aku akan keluar jika benar-benar dibutuhkan.

Untungnya,1 bulan yang lalu merupakan hari kelulusan masa sma ku.
Aku berkeinginan melanjutkan studi ke negara kincir angin.
Papa dan mama menyetujui apapun keputusan ku,karna mereka bukan tipikal orangtua yang menyimpang.

Tapi sekarang?.
Semuanya telah berubah.
Aku sudah seperti orang gila yang terus berjalan tak tentu arah.

Memori kelam malam itu tak bosan memadati pikiranku.

Jujur saja aku begitu gelisah.
jadwal datang bulanku sudah terlewat 1 minggu.
Tak hanya itu,perutku juga berulang kali terasa mual.
Aku takut.
Bagaimana jika aku hamil?
Apa yang akan aku katakan pada orang tuaku?!

Lagipula boruto tidak pernah menghubungiku.
Dia benar-benar meninggalkanku.
Itu yang membuat hatiku patah berkali-kali lipat.

Aku memang wanita yang payah.
yang aku bisa hanya menangis dan menangis.
Walaupun sebenarnya aku tahu,menangis tak akan mengubah apapun.
Tapi hatiku terlalu sakit,jika mengatakan aku baik-baik saja.

Rasa panikku kian memuncak,hingga akhirnya aku memutuskan untuk membeli tespack.
Dengan perasaan gundah,aku memberanikan diri keluar.

"Sarada kau mau kemana?"
Mama yang tengah menyiapkan sarapan sedikit bingung.
"supermarket sebentar,beli camilan."
Jawabku tak sepenuhnya berbohong.

"Loh,bukannya camilan di kulkas masih banyak?"
Pandangan mama beralih padaku,ia menatap ku dengan alis yang terangkat satu.
"Aku bosan dengan yang itu,sampai nanti ma!."
Aku segera berlari keluar apartemen,tidak ingin mama bertanya lebih lanjut.

Aku jadi merasa bersalah karna sudah membohonginya.
Tapi bagaimanapun juga,aku harus melakukannya.
Dengan berat kaki ku melangkah,memasuki salah satu supermarket yang tidak terlalu ramai.

Aku berkeliling mencari benda itu,hingga bola mataku menemukan sebuah kotak yang menurutku benar.
Aku mengambil lalu membawanya ke kasir.

Kasir itu sedikit terkejut dengan barang yang kubawa.
Tatapan anehnya membuatku tak suka.
"Cepatlah!"
suaraku meninggi karna kesal.

Setelah melakukan transaksi aku bergegas untuk pulang.
Dalam perjalanan,mataku tidak sengaja bertemu mobil ferrari hitam terparkir di depan sebuah restoran mewah.
Kulihat plat kendaraanya,mobil itu milik boruto.

Pada saat yang sama,air mataku jatuh menumpahkan isinya.
Aku berlari secepatnya,pipiku sudah basah di banjiri air mata.
"Sarada?"
Langkahku terhenti mendengar suaranya.
Tanpa sadar aku meremas kantong belanjaanku sendiri.

"Kau dari mana?"
Aku mematung tanpa menjawab pertanyaanya.
"Bukan urusanmu."
Cercahku dingin.

Aku meninggalkannya sebelum air mataku kembali turun.
mendengar suaranya saja,sudah membuatku mati rasa.
Rasanya aku ingin berteriak,mengatakan bahwa semua ini adalah ulahnya.
Entahlah,tapi itu mustahil.

**

"Sarada ada apa?"
Aku tersentak,ketika tubuhku hampir saja menabrak mama.
Aku menggeleng cepat.
"Kamu beli apa?apa itu camilan keluaran terbaru?"
Mama mengernyitkan dahinya,melihat benda di dalam kantong belanjaanku yang terlihat asing jika disebut camilan.

Aku yang sadar dengan gesit menyembunyikannya.
"Ah-iya."
Jawabku gugup.
Aku segera melenggang menuju kamar,tidak mempedulikan mama yang masih memberikanku tatapan curiga.

Aku mengunci pintu kamar,supaya mama tidak menyusul.
Aku membuka kotak produk dan membaca seluruh tata cara yang tertera di kemasan.
Sebelum mencoba,aku menghembuskan nafas pelan.

Aku segera melakukan test,kemudian menunggu sampai alat itu menunjukan hasilnya.
Nafas ku menderu,jantungku memompa tidak normal.
Sekujur tubuhku berkeringat.
Ketika ku lihat,garis biru yang semula hanya satu sekarang berubah menjadi 2.

jantungku seperti ingin melompat keluar.
Air mataku turun deras tak terbendung.
Dadaku sesak,sedangkan mulutku terbuka tak percaya.
"T-t-tidak mungkin..."
Pusing yang amat sangat kini menghantam kepalaku.
Tanpa kusadari,tubuhku ambruk ke lantai.

-FLASHBACK END-

🔮🔮🔮

Votmen nya dulu dongg😭😭

Serenity-[BORUSARA]Where stories live. Discover now