12. Love Poem

10 5 8
                                    

Kegiatan rutin yang selalu Ray lakulan setiap akhir pekan selama satu bulan ini adalah mengunjungi perpustakaan tua yang berada tak jauh dari rumahnya. Ada satu buku yang tidak bisa dia temui diperpustakaan lainnya yang membuat dia betah menghabiskan waktu liburnya disana. Mungkin jika ahjumma yang menjaga perpustakaan itu tidak menutup perpustakaan, Rayna dengan senang hati berada disana semalaman hanya untuk membaca satu buku yang sama.

"Aku pikir seseorang
Berdoa untuk seseorang

Aku pikir aku bisa mendengar dengan lembut
Puisi cinta yang ditulis diam-diam

Itu jelas terbang ke arahmu
Aku harap itu sampai padamu sebelum terlambat"

Setiap kali membaca buku itu, Rayna selalu bertanya tentang bagaimana sosok dibalik kalimat indah itu.

"Aaah, kenapa dia juga tidak menuliskan namanya? Harusnya dia menuliskan namanya disampul buku ini. Kenapa? Apa dia malu dengan karyanya sendiri." Monolognya seraya membulak-balik buku tebal dengan sampul putih polos itu.

"Lihat, bahkan hanya dua kata yang menghiasi covernya."

Tanpa Rayna sadari, tingkah konyolnya menjadi perhatian ahjumma penjaga perpustakaan itu.

"Hey, nak." Panggil ahjumma itu pada Rayna. Rayna pun berbalik saat merasa dirinya dipanggil. Karena memang tidak ada pengunjung lain selain dirinya yang menghabiskan akhir oekan disebuah perlustakaan tua.

"Apa kau sungguh penasaran dengan pemilik buku itu?"

Rayna tak langsung menjawab. Namun setelahnya dia langsung mengangguk antusias. "Tentu, apa aku bisa bertemu dengannya, ahjumma? Woah sungguh, aku penasaran siapa yang menulis kalimat seindah ini?"

Ahjumma itu terkekeh. Dia lalu memberika secarik kertas yang berisi sebuah alamat.

Rayna mengerutkan keningnya.

"Kebetulan besok hari senin. Datanglah kealamat itu jam tiga sore. Dia selalu berada disana saat itu."

◎◎

Dengan perasaan senang sekaligus gugup Rayna mendatangi alamat yang diberikan ahjumma penjaga perpustakaan. Buku yang selalu dia baca itupun tak lupa dia bawa setelah membujuk ahjumma untuk memperbolehkannya.

Rayna celingukan kesana-kemari saat tidak mendapati siapapun disana.

Saat pertama tiba saja, Rayna sudah merasa takjub dengan pemandangan yang dia lihat. Itu adalah sebuah padang rumput yang begitu luas, Rayna bahkan membutuhkan waktu setengah jam dari jalan utama untuk sampai kesana. Sesampainya diatas, Rayna dapat melihat dengan jelas hamparan laut yang biru.

Terlihat sedikit mengerikan memang jika dilihat dari jarak dekat, karena saat melihat kebawah Rayna dihadapkan dengan tebing bebatuan yang lumayan tinggi.

"Siapa kau?"

Rayna menoleh saat mendapati seorang pria dengan pakaian serba hitam. Lebih seperti seseorang yang sedang berkabung.

Mulanya pria itu menatap Rayna dengan tatapan tidak suka. Sampai dia mendapati satu buku yang tengah dipeluk wanita itu.

"Apa kau menemuiku karena?.." pria itu menggantungkan ucapannya, lalu menunjuk buku yang berada dipelukan Rayna.

"Eoh, apa kau pemilik buku ini?" mata Rayna berbinar antusias. "Maaf tuan jika aku lancang. Aku sangat menyukai kalimat indah didalamnya. Aku seperti teringatkan akan suatu hal setiap kali membaca puisi-puisi didalamnya. Bahkan setiap akhir pekan aku selalu menghabiskan waktuku diperpustakaan untuk membaca seluruh isi buku ini."

Rayna terdiam setelah mendapati keterdiaman pria itu. Rayna jadi berpikir apa pria itu merasa terganggu. Karena kini pria itu menatapnya. Mungkin terasa aneh, namun Rayna seakan merasa tidak asing dengan tatapan itu. Rayna seakan merasakan sebuah kehangatan dan kerinduan dari tatapan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ngabuburit Bareng Peanut (Oneshoot Project) Where stories live. Discover now