2. Radio

34 8 5
                                    

Seorang gadis duduk di tepi sisi ranjangnya, kamarnya gelap, segelap hatinya sekarang.

Hanya cahaya bulan yang menembus celah celah jendela kamar gadis ini, menerangi setengah bagian depresi air wajahnya.

Ia menoleh kearah nakas, terdapat  pigura berwarna hitam bertengger disana. Simpul bibirnya terukir miris, ia raih dan memandangi wajah yang ada dalam foto itu.

"Bodoh."

Ujung matanya terasa memanas, ia mendongkakkan kepalanya keatas berusaha untuk menahan sesuatu yang seharusnya tak boleh keluar.

Sesak.

Dadanya terasanya menyempit menekan kebagian dalam, dalam sekali hingga menenbusnya keluar ketika ia mengingat'nya'.

"Sakit...hiks"

Cairan bening lolos begitu saja melewati ujung kiri dan kanan mata gadis itu. Ia tak dapat membendungnya lagi, sungguh itu sangat menyakitkan.

Hatinya mulai tergores lagi saat melihat wajah namja yang membuatnya seperti ini.

"Min Yoongi bodoh."

Ucapnya diakhir sebelum ia kembali terisak.

Tiba tiba sebuah notif membuyarkan tangisnya.
Ia menarik nafasnya dalam dan meraih benda pipih berbentuk kotak itu.

[ini waktunya]

Isi pesan itu membuat gadis ini beranjak dari kasurnya, dan melangkahkan kakinya kesebuah radio tua ditepi meja riasnya.

Cukup 'kolot' masih menggunakan radio tua di era modern ini, tapi percayalah ini adalah benda berharganya yang ia dapat dari Min Yoongi.

Gadis itu tersenyum sebentar sebelum akhirnya menyalakan radio itu, memeluknya dan membawanya keatas ranjang miliknya.

"Hai ini Dj Chimmy kembali untuk menceritakan kisah kisah disekitar kita."

"Oke kali ini cerita dari Min Yoongi untuk Seo Rayin."

Deg.

Dadanya benar benar tertekan seperti sebuah pedang panas menusuk rongga dadanya berkali kali.

[Seo-ya, kau pasti tau keadaanku sekarang saat mendengar cerita ini diradio tua coklat milikmu,]

Terdengar kekehan diakhir dari suara berat Yoongi.

[Aku selalu berpikir apa kau baik baik saja? Apa kau makan dengan teratur lagi? Apa kau bisa jalani ini semua dari awal?]

Seo Rayin hanya menggeleng dengan dadak yang begitu sesak.

[Saat aku mengetahui keadaanmu, membuatku tertekan. Bagaimana sakitnya, seberapa kuat kau menanhan rasa sakit itu? Aku tau kau takut? Apa kau bisa bertahan? Semuanya berputar didalam otakku. Aku benar benar tidak bisa berhenti memikirkanmu.
Tiap jam menit dekit otakku memutar memori tentangmu. Aku sampe berpikir bahwa otakku mungkin sudah rusak.]

Rayin terpejam, sebuah butiran bening lolos keluar untuk yang kesekian kalinya.

[Hubungan kita memang ditentang, tapi kita nekat pergi dan melakukan ikral didepan Tuhan. Aku masih ingat ketika tanganku bergetar dan kau tersenyum untuk untuk menguatkanku saat itu.]

[Maafkan aku Seo-ya. Jika saja ibuku merestui hubungan kita, kejadian itu mungkin tidak aka terjadi.]

Yoongi menarik nafasnya berat.

[Aku benar benar takut ketika mobil yang kita pakai ditabrak truk besar itu membuatmu dalam keadaan sekarat.]

[Aku berusaha menggapai tanganmu didalam mobil namun usahaku terhenti ketika ambulan datang, dan hanya menyelamatkanku saja membiarkanmu dalam mobil itu yang hampir terbakar.]

Terdengar isakan kecil disana.

[Aku tidak minta kau untuk memaafkan aku terlebih ibuku. Aku tau kami salah.]

[Ketika mengetahui kau masih selamat dan ada di rumah sakit yang sama denganku, aku melihatmu dari jauh. Kau terus menjerit ketika semuanya gelap.
Menarik rambutmu paksa, aku tau kau takut gelap aku tau kau takut kesunyian, aku ingin berlari dan memelukmu langsung menciummu dan berusahan menenangkanmu.  Tapi aku ini pria bodoh yang takut akan larangan ibuku.]

[Sampe akhirnya kau pingsan dan taksadarkan diri, dokter mangatakan kau koma, beberapa organ dalammu rusak, kau mengalami kebutaan dan ketulian . Aku hancur sejadi jadinya aku manusia yang tak bisa dimaafkan]

Yoongi terisak, terjeda sampe akhirnya ia menarik nafas kembali.

[Sekarang aku sedang menunggu oprasiku, disini mengutarakan apa yang aku simpan dalam hati.
Aku harap kau tak menyesalinya Seo-ya.]

[Aku mencintaimu, aku benar benar mencintaimu. Aku ingin menebus semuanya seo-ya.]

[Walau mungkin aku tiada, tapi percayalah aku selalu ada untukmu dalam hatimu, matamu dan telingamu.]

[Aku akan selalu membisikan aku cinta padamu setiap saat.]

[Seo-ya. Peluk aku mohon sekali saja.]

Isakan Rayin pecah, ia terus memeluk radio itu, sesak bagai terkurung dalam kardus kecil dan kedap udara.

[Aku mohon...]

Sampe akhirnya rekaman itu terhenti dan disambung sang dj untuk melanjutkan dan mengabil alih.

"Wah benar benar aku sangat sedih mendengar cerita ini aku harap kalian aka terus bersama walau berbeda jarak dan dimensi."

"Aku harap juga kalian terlahir kembali dan menjalani kembali cerita cinta kalian dengan akhir yang bahagia."

•••

MinYongi, sugarku. Aku juga mencintaimu jauh sebelum mengatakan kau juga mencintaiku.

Izinkan aku untuk melupakanmu dikenangan ini. Jujur ini sangat menyakitkan dan terasa berat, kau tak seharusnya melakukan itu.

Mari kita terlahir kembali, dengan keadaan aku manusia berada agar kita direstui ibumu.
Sekarang dan kehidupan selanjutnya aku tetap milikmu Min Sugar.

Maafkan aku, aku ingin segara menuju kehidupan selanjutnya bersamamu aku benar benar merindukanmu, dan membawa hadiah apa yang ada didalam perutku.
Baby min- mari kita bertemu ayahmu

Min Rayin

THE END

Author mychimyyyy03

Ngabuburit Bareng Peanut (Oneshoot Project) Where stories live. Discover now