Erlina memeluk sahabatnya itu sekaligus mantan pacarnya. Andai, semua orang yang berada di sini tahu, aku tidak sebahagia apa yang mereka lihat. Aku menikahi pria yang tidak mencintaiku, batin Erlina, ia pun menitikkan air matanya.

Kukira kau memintaku bersamamu terus, itu berarti aku memiliki waktu untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Ternyata, aku salah menilainya, batin Fransisco.

Fransisco melerai pelukannya, lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi Erlina. Fransisco pun menangkup  kedua pipi Erlina. "Maukah kau berjanji padaku?" tanya Fransisco. Erlina pun mengangguk dengan ragu. "Jangan menangis lagi demiku, aku tidak ingin kau membuang air matamu dengan cuma-cuma. Aku ingin kau bahagia, Erlina. Sekarang atau pun nanti!" Tutur Fransisco.

"Aku tidak yakin jika aku bisa menepati janjiku, tetapi aku akan berusaha untuk itu," balas Erlina. Fransisco pun tersenyum, ia menurunkan tangannya dari pipi Erlina. "Baiklah, aku tidak bisa berlama-lama di sini, pekerjaanku menumpuk. Ayo, Viola," ajak Fransisco.

"Aku ingin bicara dahulu dengan Erlina, Frans." Fransisco pun mengangguk sebagai jawaban. "Baiklah, aku menunggumu di mobil." Fransisco melenggang pergi menuju ke parkiran.

"Viola, how are you?" tanya Erlina ketika Fransisco sudah pergi. "I am okay, selamat untukmu Mrs," ucap Viola. "Don't call me Mrs, aku temanmu, Viola. Hehe ... " Erlina terkekeh yang diikuti oleh Viola. Kedua tangan Erlina beralih untuk memeluk Viola.  "Viola, aku menitip Frans padamu, aku mohon jagalah dia. Buatlah ia jatuh cinta denganmu sampai ia melupakanku," bisik Erlina tepat di telinga Viola.

Viola pun terkejut mendengar permintaan dari Erlina. Ia melerai pelukannya, "aku tidak mungkin dapat melakukan itu, Erlina. Ia hanya mencintaimu, lagi pula ia hanya menganggapku temannya," sanggah Viola.

"Kau mampu, Viola, aku yakin padamu!" Erlina menyentuh bahu Viola untuk seperkian detik, lalu melenggang pergi begitu saja.

"Hufft ... " Viola hanya mampu menghembuskan nafasnya berat. Apakah aku mampu?, pikirnya.

🗽🗽🗽

"Karina, apa kau tidak cemburu melihatku menikah dengan Erlina?" tanya Amarlic. "Semua wanita merasakan itu jika pria yang ia cintai bersama wanita lain, Amarlic," jawab Karina.

Di taman belakanglah, Amarlic dan Karina memutuskan untuk bertemu. Bagaimana bisa bertemu? Ya, tadi Karina lah yang menghubungi Amarlic.

"Lalu, mengapa kau tidak menggagalkan pernikahanku dengannya, dan kita yang akan menikah, Karina?" tanya Amarlic penasaran. "Aku tidak sejahat Erlina yang menghancurkan hubungan kita," tukas Karina.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak memiliki perasaan padanya." Karina menyentuh pipi Amarlic, "kau mencintaiku, 'kan?" Amarlic mengangguk sebagai jawaban.

"Jika kau benar-benar mencintaiku, lakukanlah apa yang harus kau lakukan kepada Erlina, perlakukan ia sebagai istrimu. Dan bahagialah, aku selalu menunggu dirimu," ucap Karina. Aku selalu menunggumu hancur, Amarlic, lanjut Karina di dalam hati.

"Namun aku tid ... "

"Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?" sela Karina. Tanpa jawaban, Amarlic pun langsung membawa Karina ke dalam dekapannya. Ia memeluknya dengan erat, seraya mengecupi puncak kepala Karina berkali-kali. Berharap perempuan yang ia cintai tak akan pergi. Namun, ia tahu, semua itu tak akan pernah terjadi.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Where stories live. Discover now