13

2K 293 43
                                    


"Na, ada tamu. Katanya temen kamu"

Mbak Chitta memberitahu Jaemin dari pintu kamarnya. Mungkin itu Mark, pikir Jaemin. Karena seperti yang sudah mereka rencanakan Sabtu malam ini mereka mau menonton konser.

Tapi seingatnya tadi Mark baru saja mengirimi pesan, yang katanya mau berangkat. Kalau dirasa tidak mungkin dia secepat itu sampai kesini. Dan lagi pun Mbak Chitta sudah tau Mark, tidak pernah menyebutnya dengan 'teman kamu'.

"Sore Jaemin"

Jaemin seketika terkaget. Lidahnya tiba-tiba terasa kelu cuma untuk membalasan sapaan selamat sore itu.

"Kamu, disini?"

Dia mengangguk. Jaemin menggigit bibirnya.

"Ada apa?"

"Aku, kangen? Hahaha"

Jaemin meremat kedua tangannya gugup. Bahkan kedua telapaknya sudah basah.

Suara motor Mark berhenti di halaman rumah Jaemin terdengar. Membuat Jaemin semakin gugup. Kembali dia menggigit bibir.

"Assalamualaikum"

Suasana menjadi canggung setelah Mark duduk di ruang tamu Jaemin. Mark yang menatap datar laki-laki yang menjadi tamu Jaemin. Sementara Jaemin sendiri sudah gugup, takut akan terjadi sesuatu disini.

"Jungwoo, mantan Jaemin waktu kuliah" yang katanya teman Jaemin itu mengulur tangan.

Dengan senang hati Mark menerima. Menjabatnya dengan tenang. Mengabaikan raut khawatir dari Jaemin. Dagunya sedikit terangkat, seperti mau menyombongkan diri. Dan dengan santai Mark menjawab,

"Mark, calon suami Jaemin"

Raut tidak suka yang sangat kentara tercetak dengan jelas di muka Jungwoo.

Jaemin menunduk. Sialnya diwaktu seperti ini pipinya memanas. Kata-kata calon suami dari Mark itu masih terasa asing di telinga Jaemin.

Setelahnya kak Chitta datang memecah ketegangan. Menanyakan kenapa Mark dan Jaemin belum juga berangkat, padahal waktu sudah lumayan mepet. Jaemin bersyukur kakaknya itu datang tepat waktu.

Setelah memcium pipi Rona, Jaemin berangkat.

Tidak ada percakapan selama perjalanan. Jaemin jadi merasa bersalah. Namun juga tidak tau kenapa harus. Jaemin tidak tau kalau Jungwoo, mantannya sewaktu kuliah dulu tiba-tiba datang bertamu ke rumahnya. Dan sialnya waktunya bertepatan dengan Mark juga datang ke rumahnya.

Aura Mark sedikit menyeramkan menurut Jaemin. Bahkan Mark sampai mengendarai motornya dengan kecepatan lumayan tinggi, tidak seperti biasa dia mengajak Jaemin.

Jaemin cuma berdoa dalam hati, semoga mereka tidak kenapa-kenapa dan selamat sampai tujuan.

...

Maaf aku gabisa buat konflik:''

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang