Lima | Pesta ; end

92 36 5
                                    

Hari ini tanggal lima belas Oktober. Clara genap menginjak usia tujuh belas tahun. Seperti yang diminta teman-teman nya, kini ia tengah sibuk mempersiapkan pesta untuk merayakan hari legal nya.

Dekorasi mewah yang telah di pasang di setiap sudut rumah megah nya tak membuat gadis itu senang. Rumah nya mulai di penuhi oleh teman teman dan rekan bisnis Revan. Karena acara sebentar lagi akan dimulai, para tamu undangan mulai memasuki area taman yang sudah di sulap sedemikian rupa menjadi tempat utama terlaksana nya pesta.

"Sayang yuk siap siap, sebentar lagi acaranya di mulai," Risa memperingatkan Clara yang masih mencari cari sosok Arga.

"Iya mah, aku tunggu Arga dulu sebentar lagi."

Acara sudah harus dimulai namun Arga belum juga datang, dengan setengah hati Clara akhirnya memulai acara tersebut sebagai tuan rumah.

Sedangkan di sisi lain setelah melaksanakan solat isya, Arga segera bergegas dengan sepeda nya menuju rumah Clara. Begitu sampai di gerbang rumah gadis itu, ia sudah di sambut oleh puluhan mobil mewah yang sepertinya sudah cukup lama terparkir disana. Acara sudah di mulai, Arga dengan buru buru memarkirkan sepeda nya.

Di atas panggung kecil Clara baru saja meniup lilin ulang tahunnya dan sorai sorai riuh tepuk tangan terdengar ketika lilin tersebut padam. Dilanjutkan dengan tradisi potongan kue pertama yang diberikan Clara kepada kedua orangtuanya. Diantara kerumunan tamu Arga tersenyum hangat, ia bersyukur gadis itu bahagia.

"Selamat malam semuanya! Terima kasih untuk teman-teman yang sudah datang dan para tamu undangan yang sudah dengan senang hati untuk hadir. Hari ini adalah hari bahagia saya jadi saya harap kalian juga bisa dengan bahagia menikmati malam ini. Selamat menikmati pesta," setelah mengucapkan itu Clara turun dari panggung tersebut dan dilanjut dengan penampilan penampilan yang telah di siapkan oleh organizer.

Clara menelisik ke penjuru arah, siapa lagi yang ia cari selain pawang nya alias Arga. Namun Arga masih ingin bersembunyi, dengan mengendap ia perlahan mendekati area panggung dan meminjam sebuah gitar disana. Malam ini Arga ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk Clara, sesuatu yang berbeda dengan Arga yang biasanya.

"Selamat malam semuanya! Perkenalkan nama saya Arga, saya adalah pacar dari seseorang yang sedang berulang tahun hari ini. Karena hari ini hari bahagia nya, saya juga akan membawakan sebuah lagu bahagia untuk menunjukkan betapa bahagianya saya bersama dia." Clara berhenti mencari, saat ia menemukan Arga berada diatas panggung dengan sebuah gitar di pangkuan nya.

Senyum nya merekah, tak menyangka Arga akan melakukan hal seromantis ini, untuk versi Clara tentunya.

Suara petikan gitar mulai terdengar.

Tak sulit mendapatkan mu

Ini suara merdu Bian yang baru pertama kali ia dengar.

Karena sejak lama, kau pun mengincar ku

Tak perlu lama lama, tak usah banyak tenaga, ini terasa mudah

Kau terima semua kurang ku

Kau tak pernah marah, bila ku salah

Kau selalu memuji, apapun hasil tanganku yang tidak jarang payah

Clara diam. Ia tahu lagu ini. Lagu dari tulus yang berjudul jangan cintai aku apa adanya.

Jangan cintai aku, apa adanya

Jangan. . .

Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan ke depan

Arga menyelesaikan lagu nya dengan sempurna. Tepuk tangan menjadi hadiah dari apa yang telah ia lakukan, namun ia masih tinggal disana. Menatap Clara yang juga tengah menatap nya.

"Aku mau berterimakasih sama kamu karena udah mau menerima aku yang serba apa adanya. Kamu cantik, kamu baik dan kamu sempurna, tapi kamu lebih memilih aku yang masih memiliki banyak kekurangan. Karena kesempurnaan kamu, malam ini aku bakal kasih apapun yang kamu mau. Apapun. Walaupun kamu minta sesuatu yang mustahil, aku akan coba berusaha untuk dapetin itu buat kamu."

Clara tak tinggal diam. Ia berjalan menuju Arga dan menaiki panggung yang sama, kini mereka saling berhadapan.

"Kamu udah cukup sempurna Ga, aku gak perlu minta apa-apa lagi sama kamu. Tapi karena ini hari spesial ku, aku cuma mau satu hal dari kamu. . . "

". . . Aku cuma mau kamu tetep jadi Arga yang apa adanya. Jangan pernah perduliin orang lain, yang aku minta kamu cuma harus bikin aku bahagia dan diri kamu bahagia, itu semua udah cukup."

Balasan dari Clara membuat seluruh tamu undangan yang hadir ikut sorak bergembira. Semua yang ada malam ini terasa sangat tak nyata, layaknya cerita dalam buku fiksi romansa. Tapi apa yang terjadi antara Arga dan Clara adalah hal yang nyata. Sebuah cinta sederhana antara si kaya dan si miskin, namun kesederhanaan itu membuat mereka semakin kuat dan tetap saling melengkapi. Ibarat pepatah mengatakan, ada kelebihan pasti ada kekurangan, begitupun dengan cinta. Sesuatu yang ada di dunia itu tidak akan pernah baik jika berlebihan, ada saatnya kita harus menyederhanakan hal itu untuk melengkapi kekurangan yang ada.

End.

Jangan Cintai Aku Apa Adanya [END]Where stories live. Discover now