Empat | Doa

78 36 10
                                    

"Duh kamu pasti capek banget ya," Clara mengusap peluh yang membasahi dahi Arga.

Setelah membantu ibunya, Arga menghampiri Clara yang sudah menunggu sambil membawa satu mangkuk mie ayam yang di inginkan gadis nya.

"Cepet makan mie nya, nanti keburu dingin." Clara mulai memegang sumpit lalu menggunakan nya untuk memakan mie tersebut. Saat mie tersebut sudah masuk kedalam mulutnya, seperti sebelumnya ia memberikan dua jempol untuk mie buatan sang pacar.

Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Langit sudah mulai gelap karena azan maghrib sudah berkumandang.

"Arga ibu solat duluan, kamu jaga kedai dulu ya, selesai ibu solat baru kamu solat sama Clara." Sonya berteriak mengingatkan putranya.

"Iya Bu!"

"Kamu habisin dulu mie nya ya, abis itu kita solat."

***

Untuk pertama kalinya Clara memasuki rumah Arga setelah hampir satu tahun mereka menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Rumah sederhana yang terdiri dari dua kamar yang jelas jelas tak lebih besar dari kamarnya, namun terlihat sangat nyaman.

"Nih kamu pake mukena ibu," Arga memberikan satu setel mukena berwarna putih milik Sonya.

"Cantik," puji Arga begitu melihat mukena sederhana yang biasa di pakai ibunya tampak pas dengan Clara.

"Pacarnya Arga kan emang cantik," Clara tersenyum malu-malu.

Mereka akhirnya melakukan kewajiban mereka sebagai umat manusia yaitu beribadah. Solat Maghrib yang khusyuk dengan Arga sebagai imam dan Clara sebagai makmum. Mereka sudah tampak seperti keluarga kecil bahagia yang menjalani hidup sederhana namun terlihat menyenangkan.

Seusai solat, baik Arga maupun Clara sama sama berdoa dengan ketulusan dan keteguhan hati masing-masing, mereka sama-sama mengharapkan yang terbaik untuk kedepannya. Berharap bahwa hubungan mereka memang terjalin sesuai takdir yang sudah tuhan berikan.

"Arga."

"Iya."

"Kamu udah cocok jadi imam ku," Clara mencium punggung tangan Arga. Benar benar persis seperti pasangan pengantin baru.

Arga hanya tersenyum, "Udah malem, kamu aku anterin pulang ya, takutnya orang tua kamu khawatir. Aku ganti baju dulu."

Setelah Arga mengganti pakaian nya dengan kaos biasa, ia segera berpamitan kepada ibunya untuk mengantarkan Clara.

"Tante, Clara mau pamit pulang udah malem."

"Eh tunggu nak," Sonya mengambil sesuatu. Ia keluar dengan membawa satu paper bag dan memberikan nya kepada Clara.

"Kata Arga kamu besok ulang tahun, maaf Tante gak bisa kasih kamu hadiah mahal, Tante cuma bisa kasih itu doang, semoga kamu suka ya."

Sonya memberikan Clara sebuah sapu tangan berwarna merah muda yang sudah di sulam dengan nama nya, "Makasih Tante, hadiah nya aku suka. Sebetulnya gak usah repot-repot hadiah juga gapapa, yang penting doa nya."

"Yaudah kalo gitu Arga anterin Clara dulu ya Bu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Pria itu mengayuh sepeda sambil memboncengi Clara di belakangnya, mereka menembus jalanan malam ibukota yang masih padat merayap oleh kendaraan. Arga membelokan stang sepeda nya ke salah satu kompleks perumahan elit dan berhenti tepat di depan rumah megah Clara.

"Udah sampai." Gadis itu turun dari sepeda.

"Gih sana masuk."

"Nanti dulu, aku masih mau sama kamu," Clara malah memeluk Arga.

"Kan besok bisa ketemu lagi."

"Arga," Clara mendongak menatap Arga yang tampak lebih tinggi dari dekapan nya.

"Apa?"

"Aku sayang banget sama kamu."

"Aku juga,"

"Pokonya sayang banget," Clara semakin mengeratkan pelukannya kepada Arga.

"Aku tau, sekarang udah malem kamu mending masuk ya. Nanti masuk angin di luar terus."

"Kamu pulang nya hati-hati ya."

"Iya."

"Kalo udah sampe rumah kabarin aku."

"Iya, aku pamit ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

To be continued

A/n : Halo ketemu lagi guys hehe. Happy reading ya, semoga enjoy dan jangan lupa selalu jaga kesehatan~

Jangan Cintai Aku Apa Adanya [END]Where stories live. Discover now