Dejavu ku

51 22 1
                                    


Pada akhirnya sejauh apapun saya mencoba pergi.
Saya hanya akan kembali ke situasi yang sama.
Lagi, dan lagi.
Saya masih bergantung pada seseorang.
Seseorang yang entah mungkin ia juga sudah muak mendengar semua keluh kesah saya.
Namun, ini lah saya.
Saya selalu bergantung pada orang lain layaknya parasit.
Tak ada yang dapat saya ubah.

Saya hanya membiarkan hati saya mencari "Ketenangan"
Sementara pikiran saya telah membeku bersamaan dengan segala hal yang terjadi.
Rasanya hancur.
Rasanya begitu rumit untuk dijelaskan.
Tapi, yang pasti saya merasa takut, semua yang terjadi kian membawa saya pada keadaan yang sangat ingin saya lupakan.
Rasanya saya yang bersalah, saya merasa takut, sekaligus merasa tak berguna.

Hingga tetes demi tetes itu pun terjatuh.
Namun, tak ada hentinya.
Rasanya begitu sesak.
Oksigen serasa menipis.
Penglihatan ini terasa mengabur.
Pendengaran ini terasa sunyi.
Bibir yang menjadi begitu kelu.
Kini, saya hanya dapat duduk di sudut ruangan ini.
Menjauh dari semua hal yang terjadi.
Berpura-pura menjadi orang buta, bisu, dan tuli.

Berkali-kali saya coba untuk tetap menjadi baik-baik saja.
Tetap menjadi orang yang terlihat kuat.
Namun, itu cuma ingin saya saja.
Paling tidak saya akan menangis dalam diam, menangis dalam hening nya malam, menangis sendu di balik bantal.

11 Mei 2020
-Kireina 🍁

About ReinWhere stories live. Discover now