PROLOGUE

129 7 2
                                    

Bu Farida menenteng beberapa berkas dalam sebuah map berwarna biru. Pintu berderit terbuka membuat siswa-siswa yang berada dalam kelas satu omega terdiam seketika. Mata elang Bu Farida menyisir tiap sudut kelas sambil meletakkan map biru ke atas mejanya. Dalam sekejap, beberapa siswa langsung berpura-pura membaca dengan membuka buku.

BUKKK…

Sebuah penghapus papan tulis tepat mendarat di kepala siswa. Siswa itu sontak terbangun dari tidurnya karena kepalanya yang cukup sakit dan terdengar riuh tawa di sekitarnya.

“Kenapa tidur? Silakan kembali ke asrama jika kamu masih mengantuk!” bentak Bu Farida menghentikan tawa di kelas seketika.

Siswa tersebut menunduk malu sambil pelan-pelan mengelusi kepalanya. “Maaf, Bu,” tuturnya.

Bu Farida beranjak dari kursinya sambil membawa lembaran kertas yang berada di dalam map.

“Ibu akan membagikan hasil ulangan kalian kemarin. Seperti biasa, tidak ada remedial. Bagi yang nilainya belum mencapai kriteria, perbaiki di ulangan berikutnya.”

Bu Farida mulai berjalan menyusuri setiap barisan. Matanya menelisik wajah siswa, lalu mengambil kertas hasil ulangan sesuai namanya. Terdapat dua puluh siswa yang ada di dalam kelas satu omega dan ada satu siswa yang selalu menjadi biang amukan.

“Fabian! Kenapa nilai kamu selalu saja begini? Setidaknya bersikap baiklah di dalam kelas, jika nilaimu terus jelek seperti ini.” Siswa yang baru saja kena lempar mengangguk paham.

Bu Farida melangkah kembali ke depan kelas. Dia telah usai membagikan hasil ulangannya. Tatapannya kembali mengganas diiringi dengan melipat lengannya di depan dada.

“Dari dua puluh murid, masa hanya Devan yang memiliki nilai sempurna? Sulit dipercaya! Selama ini kalian bersekolah di sini untuk apa? Belajarlah dengan serius, ibu mohon! Banggakan orang tua kalian dengan prestasi kalian dan sikap kalian yang baik. Jangan kecewakan mereka!

“Ada baiknya kalian harus sering bertanya pada diri kalian masing-masing. ‘Kenapa saya selalu tidak bisa?’ dan ‘Bagaimana agar saya bisa?’”

Bu Farida mengedarkan pandangannya ke arah siswa-siswanya yang takut menatap balik dirinya. Bu Farida kembali melangkah menuju papan tulis. Tangannya lincah menuliskan beberapa kalimat dengan ukuran yang sangat besar. Decitan kapur pun membuat telinga sakit.

Ujian Masuk Kelas Xtraordinary, tanggal 20-02-2020. Countdown 7 days left.

“Semoga kalian bisa mengubah nasib di sekolah ini!” tegas Bu Farida sambil melempar kapur ke atas mejanya.

***

MythomaniaWhere stories live. Discover now