Bab 12 | Keterlaluan

1.2K 73 3
                                    

'Rasa khawatir itu bukan main-main, maka jangan buat seseorang khawatir hanya karena menuruti egomu itu.'

* * *



Pagi hari ini Aira habiskan dengan rasa kebosanan, suaminya itu sudah berangkat bekerja satu jam yang lalu. Padahal Aira ingin sekali ikut dengan Fahri ketempat kerja suaminya namun pria itu melarangnya, tak ada kegiatan yang Aira lakukan selain memasak dan berberes-beres. Sebenarnya Fahri sudah menawarkan akan menyewa jasa ART namun Aira menolaknya, karena Aira merasa ia masih bisa melakukannya sendirian. Dia mempunyai pekerjaan rumah saja merasa bosan apalagi jika nanti semuanya dikerjakan oleh ART.

Bel pintu rumah berbunyi membuat Aira dengan perlahan berjalan untuk membukakan pintu rumah, kandungannya semakin terlihat bahkan berat badannya bertambah karena dia yang doyan makan. Untunglah selama masa kehamilannya ini dia tidak mengalami gejala-gejala mual sehingga ia menjadi lemas dan harus bedrest. Kata dokter tidak semua Ibu hamil mengalami morning sickness melainkan hanya beberapa, bahkan ada juga suami dari si Ibu hamil yang mengalami. Fahri juga sangat beruntung karena tidak mengalaminya, jika saja iya nantinya akan menghambat pekerjaannya.

"Hai Aira." Ternyata yang yang datang adalah Yasmine sahabat Aira yang kini telah pindah dinegara yang sama dengannya.

"Waalaikumsalam." Yasmine menyengir mendengarnya.

"Eh iya lupa, Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam."

"Ayo masuk." Ajak Aira mempersilahkan Yasmine masuk.

Aira meminta Yasmine menunggu sebentar sementara ia mengambil minuman dan cemilan untuk wanita itu, Aira kembali dengan satu gelas jus, satu cup es krim coklat dan beberapa cemilan. Ia mengambil tempat duduk disebelah Yasmine yang tengah melihat-lihat isi rumahnya, ini kali pertama Yasmine berkunjung ke rumahnya karena biasanya mereka bertemu di restoran ataupun caffe namun karena Aira tengah hamil Fahri tak mengizinkan Aira pergi jika bukan dengan dirinya.

"Perut lo makin gede aja ya Ra." Yasmine memang kini sudah bisa berbahasa gaul orang sini, berbeda dengan Aira yang merasa tidak nyaman dan kurang sopan jika berbicara lo-gue.

"Iya nih, si Tante kan udah lama gak jengukin dedek jadi gak tau deh perkembangan dedek didalam perut Mama." Aira menirukan suara anak kecil bermaksud menyindir Yasmine, bukannya tersinggung Yasmine malah tertawa.

"Bisa aja lo nyindir gue, sorry jarang ketemu. Maklumlah model terkenal ya gini, sibuk." Aira mencibir mendengarnya.

"Kumat sombongnya."

"Eh suami lo mana Ra? Gue gak lihat dia dari tadi." Tanya Yasmine membuat Aira berdecak.

"Kenapa tanya-tanya suami Aira? Kangen ya? Gak boleh, kamu cari aja cowok lain yang belum beristri untuk dikangenin." Sewot Aira membuat Yasmine terperangah.

"Dih si bumil sensi bener, gue kan cuma nanyain kali Ra."

"Rajin banget suami lo, istrinya lagi hamil ditinggal sendirian di rumah. Milih pekerjaan apa istri tuh dia?" Sindir Yasmine membuat Aira tersenyum sedih.

"Ya gitu deh suami Aira, kayak kamu gak tau aja." Aira tersenyum sedih ketika mengingat Fahri yang tidak ada perhatiannya sama sekali itu.

"Yang sabar ya Ra." Yasmine menepuk pelan bahu Aira.

"Eh gue tau gimana cara agar suami lo bisa perhatian."

"Gimana caranya?" Aira terlihat sangat antusias, Yasmine pun membisikkan rencananya.

"Ah Aira gak mau ah, nanti yang ada Mas Fahri malah marah sama Aira." Tolak Aira dengan ide Yasmine.

"Lo mau gak lihat suami lo perhatian?" Aira mengangguk, ia sangat ingin.

Tulusnya Cinta AiraWhere stories live. Discover now