13. Rencana ultah

380 47 2
                                    








"Selamat pagi semua kunantikan dirimu kugendong tas merahku dipundak" maira bernyanyi dengan girang dikoridor walaupun liriknya asal asalan.

Setiap hari dia berangkat dengan Naila mengendarai motor. Jadi jadwal gantian motornya setiap minggu.

Naila dibelakangnya berjalan dengan santai sambil menyapa beberapa siswa yang dia kenal.

Maira berhenti dan menunggu Naila sambil mesem mesem. Lalu saat sudah dekat dia menangkup pipi Naila dengan gemas "Aaa bentar lagi hari ada hari spesiall!!!"

Naila memutar kedua bola matanya malas lalu meninggalkan maira sendirian.

"Ni, kau lupe ke hari tu hari ape?" kata maira dengan logat Malaysia.

"hari tu, hari akak sebok!" balas Naila.

Maira cemberut dan berjalan gontai dibelakangnya tanpa tahu naila sedang terkekeh sendiri didepannya.

**

"Asalamualaikum alaikum yeah" salam maira bernada seperti lagu Harris J.

"Waalaikumsallam hey mairra!!" shasha melambai dengan semangat. Sementara yang lain sibuk sendiri.

"Maira beli tela tela lagi sana sama Yana" suruh Hariz yang tiba tiba ada disampingnya.

Maira kaget, "Masih pagi udah beli jajanan bermicin, mana minta bukannya beli sendiri."

"Ya kan SCTV mair" kata Hariz membela diri.

Maira menggeleng dan pergi.

Melihat maira yang sudah pergi, Naila langsung mengumpulkan masa didepan kelas. Bukan mau tawuran tapi mau musyawarah.

"Eh gais, lusa Maira ultah. Kita kerjain yok! Sama bikin sp!!" katanya menggebu gebu.

"Yaudah kuy nanti kita beli bolu gulung aja yang murah!" Usul Jeremy yang diangguki oleh Reno.

"iya sama balon!" usul Jihan.

Naila mengangguk, "Nah berati lusa kita kerumahnya dia terus bawa itu semua. Terus besok kita drama gitu, gausah ngobrol sama dia!"

Sebagian dari mereka setuju, sebagian lagi tidak. Seperti Shasha, dia tidak setuju karena menurutnya terlalu mainstream dan mudah ditebak. Tapi mereka gapeduli.

Dikerumunan itu tidak ada hariz, Robin, Geo, Hans, Haikal dan Jaya. Maka otomatis mereka tidak ikut.

Mereka urunan sebesar lima ribu rupiah perorang. Lumayan kecil sih, tapi masih cukup buat beli bolu dan balon.

**

Didalam, maira sendirian. Sebenernya udah menebak bakal jadi seperti ini, bukannya ge er. Tapi tadi gelagat mereka itu sangat aneh menimbulkan kecurigaan.

Walaupun sudah tertebak, namun dia gatau kalau bakal sesepi ini. Tak beberapa lama, shasha datang dari luar. Menemaninya mengobrol, curcol dan bercerita tentang keluarganya dan tetangganya yang namanya Mba Rosyi.

Entah siapa mba Rosyi itu tapi dia adalah orang yang sangat dibanggakan oleh Shasha, sudah seperti ibu ibu yang membanggakan anaknya didepan teman arisannya.

"Gue sama mba Rosyi itu ngajar les anak sd, mba Rosyi itu sabaaaar banget tai. Gue tu seneng banget bisa sama dia terus. Tau ga sih dia tu anaknya pinter, cantik, rajin sholat, pokoknya idaman banget." cerocosnya.

Maira sendiri merespon seadanya.

Lalu ekspresi Shasha mengendur. "tapi yang bikin gue sedih itu, dia bulan depan mau kuliah di luar kota. Sedih banget tau ditinggal sama dia."

WE ARE GORENGAN Squad [on Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang