3. Murid Baru

11 6 2
                                    

Ku lihat dari luar jendela ada dua laki-laki yang lewat bersamaan tujuan mereka ke ruang kepala sekolah karena ruang kepala sekolah ada di ujung kelasku. Cahaya yang membuat mataku silau sempat menghilang saat kedua laki-laki itu melewati jendela kelasku.

Aku langsung mengangkat kepalaku yang terasa berat. Aku melihat anak-anak yang berduyun-duyun melewati kelasku. Entah ada apa.

Anak kelasku pun mulai masuk ke dalam kelas satu persatu.

" Ini milikmu " Kata Rahma yang sudah sampai di dalam kelas dan langsung memberikan makanan yang sempat aku minta tadi.

" Terimakasih ya Ama. Kamu baik sekali " Tersenyum.

" Sama-sama " Rahma langsung duduk di sampingku.

Aku memakan roti isi ayam kacang milikku perlahan " Oh iya apakah kamu tahu? " Kata Rahma, aku menggeleng.

" Tahu apa? " Kataku.

" Tadi waktu aku kembali dari kantin aku melihat ada dua pria yang menuju ruang kepala sekolah. Aku rasa mereka anak baru " Aku mengangguk-angguk.

" Baguslah ".

" Apa yang bagus Arda? " Tanya Rahma.

" Ya bagus. Itu berarti sekolah kita semakin ramai " Rahma hanya mengangguk-angguk.

" Nanti sepulang sekolah mau pergi ke cafe depan sekolah. Kita sudah lama sekali tidak makan ramen di tempat itu bukan " Kata Rahma.

" Boleh aku juga sudah lama tidak memakan mie " Jawabku.

" Ya sudah aku kembali ke tempat duduk aku ya " Aku mengangguk sambil tersenyum.

***

" Selamat siang anak-anak " Kata bapak guru.

" Siang pak " Jawab kami serempak.

" Silahkan kita lanjutkan pelajaran matematika kita hari ini " Para murid tidak ada yang menjawab dan fokus pada buku masing-masing.

" Sebelumnya bapak ingin memberi tahu kalian bahwa kita sudah menerima dua murid baru " Kata bapak guru aku tak melihat ke arah bapak guru. Aku terus fokus ke dalam tas ku dan mencari buku pelajaran yang terselip di dalam tas.

" Baik silahkan masuk " Dua laki-laki itu masuk ke dalam kelas.

" Baik kalian bisa memperkenalkan diri kalian " Aku mendengar bapak guru berkata seperti itu.

" Aduh mana si " Gumamaku sendiri. Aku langsung mengeluarkan semua isi tasku dan mencari satu persatu buku pelajaran matematika.

" Perkenalan nama saya Kenzie Alfaro Deska ".

" Wah tampan sekali dua laki-laki itu " Terdengar suara yang sama dan berkali-kali terucap dari bibir para hawa.

" Saya biasa di panggil Kenzie atau Zei ".

" Hai Kenzie " Seisi kelas berkata seperti itu tapi tidak denganku. Aku justru sibuk menumpuk buku-buku yang berada di atas mejaku.

" Senang bisa bertemu dengan kalian ".

" Nama saya Dionart Lefrrant. Panggil saya Dion " Aku mendengar suara dingin dari laki-laki yang bernama Dion. Aku langsung melihat ke arahnya mata kami saling bertemu satu sama lain.

" Baik kalian bisa memilih tempat duduk terlebih dahulu. Sebelum bangku dan kursi kalian tertata di ruangan ini ".

" Baik pak " Kata laki-laki di samping Dion.

Sweet CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang