| finded

180 29 6
                                    

Jiu bernapas kasar tatkala mobil yang ia tumpangi dengan enam temannya sampai di pinggir sebuah hutan gelap nan lembab.

Perkara ini bisa sulit jika ia tidak ikut andil dalam urusan 'mengikuti Yoohyeon'.

Masalahnya adalah Lee Siyeon yang keras kepala itu. Manalah tahu nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan?

Lagipula, dalam lingkar tujuh gadis ini─semua permasalahan harus diselesaikan bersama.

"Unnie! Jangan cepat-cepat! Aku takut kalau ditinggal..."

Gadis maknae yang ketakutan, buru-buru mengait lengan Jiu dengan erat. Oh iya, Jiu juga lupa dengan masalah phobia anak ini.

"Ya! Dami-ya! Apa sudah dekat?" Jiu berteriak pada gadis rambut sebahu di depannya.

"Mungkin sebentar lagi!" balas suara gadis berambut sebahu tersebut dari barisan depan.

Mungkin bisa dibilang hanya ia yang tahu dimana lokasi uji nyali yang paling dicari orang-orang.

Tempat dimana lebih gelap daripada malam. Bahkan cahaya siang hanya berbentuk satu berkas cahaya.

Sua tak habis pikir dengan gadis bernama Lee Siyeon itu.

Jalan pemikirannya sulit untuk ditebak. Apalagi dalam masalah seperti ini. Semua makin tidak karuan.

Kepalanya sudah cukup pusing dengan tugas-tugas dari kampus.

Tidak perlu ditambah dengan hal yang tidak berguna begini.

"Iya, apa?"

Gadis Kim menoleh ke belakang. Suara yang terdengar seperti bisikan itu seakan memanggilnya dari belakang.

Namun tidak satupun dari ke lima temannya yang menyahut.

"Unnie kenapa?" tanya si gadis cina yang tepat di sebelahnya.

Sua menatapnya sekilas sebelum matanya menangkap sesuatu yang bergemerlapan dibalik pohon.

Gerakan gesitnya membuat penglihatannya tak dapat menangkap dengan jelas apa itu.

Yang dapat terlihat olehnya hanyalah gemerlapan emas sampai ia mengilang di balik pohon.

"Ah, aku tidak kenapa-napa" Sua mengulas senyum lebarnya.

Handong─si gadis cina─merasa ada yang tidak beres dengan unnie satunya ini.

Raut wajahnya sama sekali tidak bisa disembunyikan dari rasa ketakutan.

"Unnie berbohong padaku?" tanya Handong dengan sedikit menekan.

Sua menoleh cepat padanya, lantas menggeleng cepat pula.

"Ah... Tentu saja tidak. Sudahlah, kita harus berjalan terus"

Setelah mengatakan itu, Sua berjalan lebih cepat meninggalkan Handong.

Yang dimana ia tidak menyadari jika Handong terus mengawasi gerak-geriknya.

Barangkali ada pentunjuk yang mengarah pada keanehan tingkah lakunya?

"Tidak usah kau pikirkan, dia mungkin sedang strees karena ujian mendadak pagi tadi"

Jiu menepuk pundak gadis cina itu pelan. Sementara tangan satunya tak dapat bergerak lantaran dipeluk erat oleh gadis maknae.

"Dan sebenarnya, kenapa kita harus berada ditempat seperti ini? Bukankah semuanya sudah jelas?"

Jiu menurunkan tangannya, matanya tak henti menatap punggung dari gadis Lee di depan sana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REPLAY -hiatusWhere stories live. Discover now