| accident

102 26 1
                                    

Yoohyeon menghembuskan napas sejenak menatap jendela mobil. Ia menyentuhnya dengan ujung jari.

Dingin, akibat hujan sore tadi. Cahaya lampu kendaraan diluar jadi terbias butiran air dikaca. Indah sekali.

Hari ini Appa-nya berjanji akan mengajak mereka jalan-jalan setelah menerima gajinya.

Tujuan mereka hanya ke taman bermain di luar kota. Ada sebuah festival meriah disana.

Mereka banyak menghabiskan waktu bersama disana. Bersenang-senang bersama. Itu akan menjadi kenangan terindah.

Sayangnya Yoohyeon mengalami sedikit gangguan disana.

Kemampuan yang biasa orang awam sebut dengan 'indigo' tiba-tiba ada pada Yoohyeon. Tidak tahu kenapa.

Ia bisa melihat mereka berkeliaran disekitarnya. Selama itu, ia ketakutan. Ia terus memalingkan wajahnya dari mereka.

Hampir saja Yoohyeon dirasuki salah satu dari mereka. Karena pikirannya terlalu kosong saat itu. Karena saking takutnya.

Wanita berwajah hancur dengan darah segar mengalir dari lubang kedua matanya yang sudah hilang.

Yoohyeon tak bisa melupakan sosok mengerikan itu.

"Appa" panggil Yoohyeon.

"Ya?"

"Tadi saat kita di festival, aku melihat hantu" Yoohyeon berterus terang. "Wajahnya rusak dan matanya tidak ada"

Appa-nya terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang pas. "Mungkin kau hanya halusinasi"

"Mana ada hantu disiang bolong seperti itu?" sahut Eomma-nya sambil menatap Yoohyeon aneh.

"Tapi, aku betulan melihatnya! Dia bahkan hampir merasukiku" lanjutnya dengan nada lebih tinggi.

Eomma-nya menghela napas, "Jangan berkhayal Yoohyeon. Mereka tidak ada" nadanya terdengar kesal.

"Tapi aku tidak─"

"Sudahlah, Nak. Kau sudah banyak bermain wahana tadi. Mungkin kau lelah sehingga berhalusinasi" potong Eomma-nya kesal.

Yoohyeon menahan napas, matanya memanas. Ia tercengang kalau orang tuanya sendiri tidak mempercayainya. "Tapi..."

"Eomma-mu benar Yoohyeon" Appa-nya menyahut dari balik setir. "Percayalah"

Yoohyeon menahan tangis dibelakang. Ia berpikir Appa-nya akan membelanya, karena dia selalu percaya pada Yoohyeon.

"Padahal aku benar-benar melihatnya..." Yoohyeon pun terisak.

Mobil itu kemudian hening. Suara isakannya menjadi satu-satunya bunyi saat itu.

Ketika itu, Yoohyeon berpikir kalau mereka merasa bersalah. Yoohyeon tak sempat melihat mereka saat itu.

Yoohyeon hanya bisa menerka-nerka kalau mereka sedang saling tatap dengan rasa penyesalan dimatanya.

Namun tidak. Ia berimajinasi terlalu tinggi. Mereka tidak melakukan apapun. Diam tak bergeming.

REPLAY -hiatusWhere stories live. Discover now