OTY 35. Pertanyaan yang Belum Terjawab

Start from the beginning
                                    

Yerisha mulai menerka-nerka sesuatu.

Kalau Ode lahir beberapa bulan lebih dulu darinya, apakah itu artinya mama Ode hamil lebih dulu dari mamanya?

Lalu papanya dan wanita itu memiliki hubungan saat papanya sudah menikahi mamanya dan bisa saja itu jauh dari sebelumnya bila menilik dari tahun surat yang tadi ia baca.

Bila demikian wanita itu adalah orang ketiga, begitu yang ada dipikiran Yerisha.

Kalau saja tak sedang ramai, Yerisha ingin mengacak rambutnya saking frustasinya memikirkan segala kemungkinan-kemungkinan.

Cerita nenek berlanjut, membuat keluarganya semakin antusias ingin mengetahuinya.

Tapi celetukan om Ardipta membuat Yerisha tersentak kaget. "Dulu sebenarnya Ratna itu mau dinikahkan dengan Arkan loh bukan Abrar."

Sontak pernyataan om Ardipta membuat para sepupunya kaget, berbeda halnya dengan om tantenya yang biasa saja, ya tentu mereka lebih tahu kejadian masa lalu kan.

"Lah kalau emaknya Yerisha nikah sama babehnya Aya, si Aya dan Yerisha nggak mungkin ada dong," celetuk Saelin yang membuat Aya dan Yerisha saling bertatapan. Kalau Aya bisa tersenyum lebar berbeda halnya dengan Yerisha, wajahnya langsung kusut.

Apa mungkin ia keliru, mungkin saja malah mamanya yang orang ketiga?


Kepala Yerisha terasa pusing.

"Sudahlah, jangan membicarakan masa lalu. Nggak enak didengar anak-anak. Jodohnya Ratna memang Abrar kan," ucap om Arkan berusaha mencairkan suasana.




"Yer, kamu kenapa? Kok pucat" tanya Ode penuh nada kekhawatiran sembari menyentuh kening Yerisha. Semenjak tadi, pemuda itu memperhatikan Yerisha yang terlihat gelisah dan pucat, entah sakit entah memikirkan sesuatu.

"Kamu sakit? Mau pulang?"

Yerisha mendongak, beradu pandang dengan Ode yang wajahnya begitu khawatir. Ia bahkan tak sadar Ode sudah berada di depannya.

"Atau kamu mau minum? Biar kuambilkan."

Yerisha menggeleng. "Aku mau pulang, De."

Pulang mungkin lebih baik untuk meredakan perasaannya yang terlampau kacau.

"Oke. Kita pulang."

Yerisha kembali menggeleng. "Aku pulang sendiri aja naik taksi. Kamu di sini aja, De."

Tentu Ode dengan tegas menolaknya. "Nggak. Aku antar kamu naik taksi. Tapi aku pamit dulu ke nenek-kakek dan seluruh keluarga supaya mereka nggak khawatir."

"Motor kamu?"

"Nggak usah dipikirin. Aku bisa balik lagi. Yang penting sekarang kamu."

Ucapan tulus yang keluar dari mulut Herjuno Denandra yang membuat hatinya trenyuh.

***

"Yerisha," panggil Luke turun dari motor sportnya saat melihat Yerisha keluar dari sebuah taksi yang berhenti di depan rumah gadis itu. Baru saja Luke berniat pulang karena menurut ARTnya keluarga Yerisha sedang menghadiri acara keluarga. Senyuman terbit di wajah Luke saat bisa berjumpa dengan Yerisha yang awalnya tak dapat ditemuinya. Senyuman itu bertahan sebentar saat orang lain turun dari taksi setelah gadis itu.

Rahang Luke mengeras, tatapannya menajam mengawasi pemuda yang sedang mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet lalu menyerahkannya pada supir taksi.

"Luke," ucap Yerisha lirih memaksakan sebuah senyuman.

Ode yang berdiri di samping Yerisha menatap sekilas Luke lalu memutuskan ke pintu gerbang dan membukanya.

Luke mengawasi gerak-gerik Ode dari sudut matanya. Gerakan Ode yang luwes dan seolah biasa saat membuka pintu gerbang rumah Yerisha membuat Luke mengernyit curiga.

Yerisha sadar betul ke arah mana pandangan Luke, pemuda itu pastilah punya banyak pertanyaan tapi— Yerisha terlanjur lelah.

"Ada apa ke sini, Lu? Kok nggak ngabarin dulu."

"Tadinya mau ngasih surprise. Aku bawain puding buatan mamaku buatmu. Aku sudah menitipkannya pada pembantumu." Luke tersenyum lebar. Yerisha sangat menyukai puding buatan mamanya karena itulah Luke memohon dibuatkan oleh mamanya untuk diberikan pada Yerisha. Anggap puding hanya sebuah alasan agar ia bisa bertemu Yerisha.

"Makasih ya, Lu. Ucapkan terimakasihku pada mamamu."

"Pasti. Ngomong-ngomong kamu tadi katanya ada acara keluarga."

"Memang, Lu."

"Lalu Ode—" Kalimat Luke menggantung. Ia melirik Ode yang tengah berbalik menatapnya. Luke merasa ia harus bertanya pada Yerisha mengapa Ode bisa bersamanya yang baru pulang dari acara keluarganya.

Setahu Luke dulu, pertemuan keluarga Sagara khusus untuk keluarga besar saja. Apa sekarang berubah?

"Yer, boleh kutanya sesuatu." Luke menatap serius Yerisha.

Yerisha menghela napas, memang cepat lambat akan ketahuan juga.

Ode yang mengkhawatirkan keadaan Yerisha maju mendekat. "Maaf menyela."

Baik Yerisha dan Luke menatapnya.

"Aku tahu kamu memiliki banyak pertanyaan tapi bisa tunda pertanyaanmu untuk saat ini saja? Yerisha butuh istirahat."

Luke menatap kembali Yerisha dan berubah khawatir. "Kamu sakit, Yer?"

"Nggak, Lu. Cuma butuh istirahat."

"Aku—"

"Ayo, Yer kita ke dalam," sela Ode meraih tangan Yerisha, menggandengnya memasuki halaman rumah, meninggalkan Luke yang terbengong dengan rasa bingung.



Luke menatap punggung Yerisha dan Ode yang semakin menjauh. Saat Yerisha dengan patuh mengikuti Ode memasuki rumah pertanyaan di benak Luke.

Hubungan kalian itu sebenarnya apa?

-tbc-

Hubungan Yerisha dan Ode apa ya???? Hmmmm

Kalian di tim mana, Ode Yerisha as adik kakak?

Atau

Ode Yerisha as couple?

(Mohon maklumi ketidaksempurnaan foto editanku berhubung udah lama nggak ngedit kek gini)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Mohon maklumi ketidaksempurnaan foto editanku berhubung udah lama nggak ngedit kek gini)

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now