Part 13: My Sweet Home

1.4K 195 25
                                    

"Gen! Senku! Ayo kalian cepat bangun!" Kohaku berteriak sekencang-kencangnya.  "Chrome dan yang lainnya juga cepat bangun!!"  Di pagi hari buta suara prajurit wanita tersebut menggelegar. Seperti biasanya lingkungan sehabis pesta mampu membuat Perseus terlihat bagaikan kapal pecah yang baru saja di serang badai.

    "Apaa?" Gen membuka matanya. Rasa kantuk dan sakit kepalanya belum mengembalikan rohnya kembali ke dalam raganya. Dengan sangat terpaksa sang mentalist mendudukan dirinya. Auranya terlihat suram. Rambutnya berantakan.

(A/n: sekiranya seperti ini? XD)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(A/n: sekiranya seperti ini? XD)

    "Waah baru kali ini aku melihat penampilanmu seberantakan ini..." ujar Kohaku sekedar berkomentar. Setahunya, lelaki yang di julukinya sebagai si mulut ringan itu selalu menjaga penampilan. Dalam keadaan apapun Gen tetap terlihat rapi dan...cantik? Kohaku sendiri tidak terlalu pandai mendiskripsikan namun yang pasti hari ini gadis itu telah melihat sisi baru sang mentalist.

    "Namanya juga baru bangun tidurkan?" jawab Gen dengan suara parau.

    "Hmm..." Kohaku berdehem panjang. Gen memang cuma manusia biasa ya? demikian pikir gadis tersebut. Selagi menunggu Ukyo dan Ryusui membangunkan kru yang lainnya. Kohaku tetap berdiri di dekat Gen. "Semalam kau terlihat menikmati pestanya," ujarnya dengan senyuman jahil.

    "Ngg? Yaah....Bisa di bilang aku menikmatinya." Kesadaran Gen berlahan mulai terkumpul. Sekarang dia bisa lebih memahami obrolannya dengan Kohaku. "Tapi entah apa saja yang sudah kulakukan selama mabuk..." Sesaat Setelah mengatakannya. Angin laut bertiup kencang. Tubuh Gen yang tidak kuat dingin mengigil. Beberapa saat kemudian ia baru menyadari dirinya yang tidak memakai jaket.

    Gen mencari jaketnya, meraba-raba sekitarnya. Ia menemukan jaket tersebut sedang menutupi tubuh Senku yang sedang berbaring tidak jauh darinya. Penemuannya ini membuatnya sedikit gelisah. "Ko-kohaku-chan....Apa saja yang kulakukan semalam?" tanyanya ingin memastikan.

    Kohaku bisa melihat bulir-bulir keringat dingin membasahi seluruh tubuh pria tersebut. "Oh. Semalam kau menyerang Senku. Tapi karena kelihatannya kalian berdua sangat menikmatinya jadi tidak ada satupun yang berani mengganggu," jawab di selingi cengiran lebar. Setiap sekali melihat pasangan Senku dan Gen, selalu ada niat iseng yang nonggol di kepala gadis itu. Bisa melihat Senku atau Gen yang panik merupakan kesenangan tersendiri baginya.

    "HAH!?" Gen langsung pucat mendengarnya. "Mau di taruh di mana mukaku!?" serunya. Tidak membutuhkan waktu lama sampai kehebohannya menarik perhatian orang-orang.

    Ryusui mendatangi mereka berdua. "Apa ada masalah?" tanyanya ke Kohaku. Gen sedang tidak bisa ditanyai. Sang mentalist sedang menangis lebay sambil merangkak mendekati Senku yang masih enak tidur. "Huhuhu...Senku-chan maafkan akuu~" serunya sambil menguncang-nguncangkan tubuh sang ilmuwan muda. Menyaksikan drama picisan tersebut, Ryusui menaikan salah satu alisnya. Sang kapten kapal sama sekali tidak bisa memahami situasi tersebut.

Logic of sacrifice Where stories live. Discover now