PArt 11: Love Wave

1.5K 210 24
                                    

    Mulanya Gen tidak bisa menahan ketakutannya. Bayangkan saja kalau kau berada di tempat asing dan terpencil seperti Papua Nugini atau sebuah desa Indian, bagaimana perasaan kalian? Gen kira dia bakal lebih tenang karena Mozu yang membawanya ke desa, penduduk lokal tidak mungkin merebusnya di dalam panci raksasa bersama dengan sayurankan, tipikal seperti yang ada di dalam kartun-kartun 80-90 an kan? Semenjak dirinya adalah tamu dari prajurit terkuat di pulau tersebut. Namun kenyataannya Gen masih tak mampu menghentikan keresahannya. Pada malam pertama dia menginjakan kakinya ke desa, Gen mempermalukan dirinya dengan menjatuhkan dirinya ke tanah. Kedua kakinya tidak bisa menahan berat badannya, ia tidak mampu bernafas dengan benar, perutnya mual.

Seluruh organ tubuhnnya merespon rasa paniknya.

    Saat itu reaksi Mozu tak terbayangkan. Gen tidak punya kesempatan untuk melihat raut wajah lelaki tersebut, yang dia tahu Mozu menolongnya. Ia meminta salah satu perempuan lokal untuk mengambil air.

    Wanita yang di panggil langsung menyuguhi Gen segelas air. Wanita itu menyodorkan gelasnya sambil  tersenyum ramah dengan tangannya yang lain mengelus punggung Gen dengan lembut. Keramahan tersebut menenangkan Gen.

  Sang mentalist menerima gelas tersebut dan langsung meneguknya tanpa sisa. Setelah itu Gen berterima kasih sambil mengembalikan gelasnya.

    Desa itu tidak seburuk yang dikiranya. Meski mereka semua berpenampilan sangar dan bisa dikatakan saat ini mereka adalah musuh dari kerajaan Sains, semua penduduk lokal memperlakukannya dengan baik, pengecualian buat Mozu.

    Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan pria tersebut. Mozu adalah laki-laki mata keranjang, sebuah fakta tak terbantahkan. Dia adalah lelaki simpel yang tidak suka repot, tipikal dari manusia purba yang selama ini hidup hanya dengan mengandalkan fisiknya.  Susah menemukan sisi positif  dari pria seperti itu.

    Mereka berdua sering memperdebatkan hal paling konyol sedunia, setiap kali Mozu bermain dengan para perempuan Gen terpaksa terkurung dalam gubuk yang di jaga ketat oleh puluhan prajurit, kalau sedang bosan Mozu sama sekali tidak sungkan melakukan pelecehan seksual terhadap Gen. Ketiga hal tersebut sudah menjadi rutinitas mereka berdua.
Pulau tersebut di bagi menjadi beberapa daerah. Mozu yang merupakan salah satu pemimpin desa mendapatkan wilayahnya sendiri. Saat berada di wilayahnya sendiri, penduduk memanggilnya dengan sebutan "tuan tanah"

    Gen tinggal di kediaman pribadi sang tuan tanah hanya untuk dipermainkan setiap harinya. Sebelum Senku menjadi kepala desa. Desa Ishigami memang di penuhi orang-orang bodoh (Seperti Magma misalnya),  tapi Mozu lebih bodoh lagi. Selama ini Gen berusaha menahan dirinya, sampai pada suatu malam. Mozu bilang dia ingin mencoba tidur dengan lelaki hanya karena iseng. Detik setelah Gen mendengarkan permintaan absurd tersebut, tali kesabarannya putus dan terbakar habis.

    "Yang benar saja? Aku tidak mau jadi bahan percobaan Mozu-chan!!!" teriak Gen sambil menepis tangan Mozu dengan kasar. Seumur hidupnya dia tidak pernah berteriak sekencang ini.

    "Heee..." Mozu tidak menyembunyikan kekecewaanya. Mungkin ini pertama kali dirinya di tolak. "Aku selalu berpikir kalau dirimu lebih feminim daripada laki-laki pada umumnya dan kukira aku ingin mencoba pengalaman baru," tukasnya sambil tersenyum menggoda.

    "iyaa...Itu percuma saja kau menjelaskannya." Gen membalas dengan wajah datar. "Aku tidak tahu apa maksudmu tapi apa yang kau katakan sama saja dengan ejekan..."

    "Hmm..." Mozu berpikir sejenak. "Tapi kau bilang aku bisa melakukan apapun padamu," ujarnya sembari merangkak mendekati Gen yang sudah memojok ke dinding kayu. Gen memicingkan matanya berusaha mengintimidasi. Percuma saja Mozu 10x lipat lebih kuat, ancaman Gen tidak berarti apapun untuknya.  "Apa saat kau menawarkan dirimu..." Mozu menggerakan tangannya dan menyentuh paha Gen, mereka saling bertatapan. Sinar mata yang Mozu bersinar seperti hewan buas mendebarkan hati Gen.

Logic of sacrifice Where stories live. Discover now