Part 5: Let it Go

2.1K 322 30
                                    

Beberapa hari telah berlalu, seluruh penduduk desa masih sibuk mempersiapkan kapal yang akan membawa Senkuu dan yang lainnya untuk menuju kepulau harta. Desa terlihat damai. Gen tidak ikut pergi ke pantai, tempat dimana Senkuu dan yang lainnya membangun kapal rakasasa bernama Perseus.

Dari dulu Gen tidak pernah cocok dengan pekerjaan berat, ia memutuskan untuk membantu orang-orang yang masih tinggal di desa. Apalagi baterai Mangan yang di pesan Senkuu masih belum di selesaikannya.

Dari membantu anak-anak membuat baterai, dia juga membantu Francois menyiapkan makanan untuk para pekerja di pantai. Sesekali ia mengunjungi ladang gandum dan memeriksa pembukuan yang dititipkan Yuzuriha. Bahkan sebelum penduduk desa bertambah, ia selalu mendapatkan tugas yang bercabang seperti itu. Karna Gen tidak mempunyai keahlian khusus di bidang keterampilan atau Sains yang bisa dilakukannya hanyalah menjadi suporter.      

Siang ini Gen membantu Francois membungkuskan bekal yang nanti akan di ambil salah satu pekerja. Gen tidak pernah gagal ditakjubkan oleh ketelatenan sang butler dalam mengerjakan sesuatu. Bahkan tanpa dibantupun Francois sudah selesai mengerjakan setengah dari tugasnya. Menu makan siang mereka hari ini: Sandwich. Karena mereka sudah berhasil membuat roti, Francois membuat Sandwich dengan bahan sederhana yang ditambahkan oleh saos original dari sang koki sendiri.

"Setelah ini aku bisa membagikan ini ke anak-anak yang lain kan, Francois-chan?" Tanya Gen setengah bernyanyi. Ia sudah tidak sabar untuk makan siang. Bekerja di bawah Senkuu memang tidak pernah mudah, semenjak tadi perutnya sudah keroncongan. 

"Tentu saja Gen-sama," jawab Francois penuh sopan santun.

Hari ini yang datang mengambil bekal adalah Ryusui, Chrome dan Magma. Mereka bertiga datang dengan membawa kereta kayu yang di dorong oleh Magma dan Chrome, sementara Ryusui. Sang tuan muda menggunakan kesempatan tersebut dengan menaiki kereta dorong yang masih kosong.
Begitu sampai ketiga orang tersebut sudah memulai perdebatan yang dikarenaan keegoisan Ryusui yang tidak mu membantu mendorong. Gen terkekeh geli melihat kelakuan bodoh tersebut, sementara Francois membiarkannya dan mulai memasuk-masukan makanan ke dalam kereta.
Pasokan makanan yang diperuntukan lebih dari 80 orang itu pasti berat sekali. "Ryusui-chan kalau kau tidak mau mendorong lebih baik setelah ini kau jalan kaki saja. jangan merepotkan Magma-chan dan Chrome-chan," tegur Gen.
Mungkin dia berteman baik dengan Senkuu tapi bukan berarti ia bakalan sesadis sang kepala desa. Menegur tuan muda yang egois adalah pilihan yang manusiawi. Setelah itu Magma dan Chrome langsung menganggapnya sebagai malaikat. "Tenang saja aku juga salah satu korban di sini. Aku tahu perasaan kalian..." ujar Gen sambil meneteskan sedikit keringat.

"Oh Gen!" Ryusui melupakan perdebatannya dan mendekati Gen. "Rasanya sudah lama aku tidak melihatmu!" Sapanya.

Gen mendengus seraya meletakan salah satu tangannya di pinggang. "Kau juga. Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya.  Sebagai Nahkoda yang lebih berpengalaman dengan kapal Ryusui di butuhkan untuk memandu para pekerja merakit Perseus. Meskipun Senkuu yang mendesainnya namun untuk membuat desain tersebut menjadi kapal sungguhan, mereka masih membutuhkan arahan dari sang kapten kapal. Dan orang sepenting itu malah mengabaikan tugasnya, sungguh membuat orang heran.

"Perseus sudah hampir selesai," jawab Ryusui enteng. "Setelah ini kau harus menegoknya Gen." 

"Hmm..." Gen hanya menjawab ajakan tersebut dengan senyuman kecil. "Baguslah kalau begitu." Ryusui tiba-tiba mendekat. Pria bersurai pirang itu mendekatkan wajahnya, otomatis membuat Gen mundur untuk mengambil jarak. "Kau terlalu dekat!" Protesnya.

"Kondisimu sama sekali tidak membaik huh," komen Ryusui. "Karena aku tumbuh di lingkungan orang-orang munafik, kau tidak bisa menipuku Gen."

Gen memicingkan matanya, terlihat kesal. "Bukan urusanmu kan?"  

Logic of sacrifice Where stories live. Discover now