Part 10: Friend of a Friend

1.5K 223 12
                                    

    Pada kejauhan sekiranya 1km, pulau yang di maksudkan sebagai pulau harta karun mulai terlihat. Sorak sorai dan canda tawa terdengar dari atas kabin Perseus. Ryusui dan Senku tidak bergabung dalam kericuhan tersebut, kedua pemimpin tersebut sedang mendiskusikan apa yang harus dilakukan setelah mereka berhasil mendarat ke pulau tujuan mereka.

    "Kita tidak bisa membawa orang banyak," ujar Senku mengutarakan pendapatnya. " Selain aku dan Soyuz aku masih membutuhkan dua orang lagi."

    Tanpa mendiskusikannya lebih lanjut, Ryusui langsung menyutujui usulan Senku, "Aku tidak bisa meninggalkan Perseus. Selain aku dan Suika, kau bisa memilih orang sesukamu," ujarnya yang terdengar semena-mena bagi anggota lainnya. Kenapa Ryusui harus berbicara seolah-olah dia sedang menjual hewan ternak dengan harga murah?

    Akhirnya Gen dan Kohaku secara otomatis terpilih. Keantusiasan gadis pirang tersebut tak mampu di rasakan sang mentalist. Kalau wajah Kohaku secerah cuaca siang tak berawan, wajah Gen seperti menandakan mendung di sore hari.

    "Kalau aku sampai mati dalam perjalanan ini. Aku bersumpah akan menghantuimu seumur hidup, Senku-chan..." Gen mengomel. Seolah menyesuaikan moodnya, pemandangan di belakangnya berubah menjadi hitam pekat. Senku menertawakannya "Bodoh, aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah," kata bocah Sains itu dengan santai dan penuh ketidak pekaan.

Gen menahan dirinya untuk tidak bersemu merah. "Itu sama sekali tidak membuatku tenang, Senku-chan~" ujarnya sambil memasang senyuman rubah khasnya. "Kau yakin tidak ingin mengajak Kinrou-chan turut serta dalam perjalanan ini?" Tanyanya berusaha untuk menambahkan satu sanggota lagi.

Senku menjawab tanpa melihat lawan bicaranya. "Nah Soyuz juga punya kemampuan bela diri yang cukup. Tenang saja~" Sesuai dugaan Senku menolak mentah-mentah masukannya. Pemuda berambut jabrik itu sudah mulai sibuk memasuk-masukan barang yang dia rasa diperlukan ke dalam kantong kain yang nantinya akan diikatkan ke pinggangnya, di saat yang sama dia juga menyuruh Kohaku dan Soyuz untuk mengisi ransel mereka dengan barang-barang yang lebih berat.    

Kalau sudah seperti itu, siapapunn tidak akan bisa merubah keputusan sang kepala desa. Mau tidak mau Gen hanya bisa pasrah. 

3 jam kemudian, Perseus sudah melabuh di tempat tujuan. Senku, Kohaku, dan Soyuz sudah turun dari kapal, meninggalkan Gen yang masih bersama Ukyo. "Gen bukannya aku tidak percaya dengan kemampuan bernegosisasimu tapi...Aku cuma mau bilang hati-hati di jalan." Dada Gen mengembang penuh kebahagian mendengarnya, ucapan Ukyo bisa jadi lebih manjur daripada jimat apapun.

"Huhuhu Ukyo-chan~" Gen menangis lebay. "Kau sangat mengkhawatirkanku ya....Kuharap kita bisa berangkat bersama-sa—" Ukyo membungkam mulut Gen yang mulai cerewet dengan telapak tangannya.  Gen bisa merasakan tatapan dingin yang menusuk dari balik bayangan topi lelaki berpendengaran tajam tersebut. Seperti yang di katakan Ukyo sebelumnya, dia tidak suka ekpresi palsu Gen yang di lebih-lebih kan.

"Ingat lawanmu kali ini adalah manusia purba tulen. Aku ada firasat kalau dirimu akan di susahkan dengan sikap kolot mereka," lanjut Ukyo sambil melepaskan tangannya. "Hmm?" Kali ini dia lebih menyukai reaksi lawan bicaranya. Gen tersenyum lembut dengan pipi merona merah muda. Sebelum turun dari kapal sang mentalist memang tidak mengatakan apapun, tapi Ukyo bisa memahaminya.  Sinar mata Gen mengisyarakat kan "Kau tidak perlu mencemaskanku."   

Masalah berdatangan, firasat Ukyo menjadi kenyataan. Setelah tim penjelajah (Senku, Soyuz, Kohaku, dan Gen) bertemu dengan seorang gadis lokal bernama Amaryllis. Tidak lama kemudian Perseus di serang oleh cahaya Medusa, cahaya yang menyebabkan pembatuan umat manusia. Butuh usaha keras untuk mengumpulkan kembali anggota mereka. Senku sang ahli logika tentu saja memilih Taiju yang berkekuatan 100 orang untuk di bangkitkan terlebih dahulu. Suika dan Ginrou berhasil mengeluarkan laboratorium berjalan dari Perseus yang di jaga ketat oleh para prajurit Ibara. Setelah itu Kaseki di bangkitkan, kemampuan pria tua tersebut di butuhkan untuk membuat senjata api: pistol. Dengan bantuan Amaryllis, Kohaku dan Ginrou berhasil menyusup ke dalam Harem demi mencari tahu identitas kepala desa sekaligus mengambil harta karus warisan Byakuya, dan di saat yang sama satu demi satu anggota mereka di bangkitkan.

Logic of sacrifice Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ