09

3.7K 353 73
                                    

VOTE DULU!
-----------------------------------------------------------

Author.

"Makasi Jen, udah anter gue pulang." ucap Yeji setelah turun dari motor.

"sante aja. Yaudah gue balik." Yeji mengangguk dan Jeno segera menghidupkan motornya. Semakin lama tubuh Jeno tampak mengecil dan menghilang setelah belok di perempatan. Yeji memasuki rumahnya.

Tampak Minhyun, Yoona dan Yuna nge-packing barang-barang yang ada di rumah itu.

"Pa, kita pindahan malem ini?" tanya Yeji meletakan tasnya pada kursi makan. Minhyun yang di tanya menganggukan kepalanya.

"Bantu kak, jangan bengong." ucap Yuna. Yeji segera menbantu membereskan pekerjaan Yuna.

"mobil angkutnya bentar lagi dateng." ujar Yoona, lalu memasukan hpnya ke dalam saku cardigannya. Minhyun ngangguk dan mengeluarkan barang-barang yang akan di angkut.













Sekitar pukul 00.14 AM semua barang sudah selesai di angkut. Namun, ada beberapa barang yang masih di rumah lama. Minhyun memutuskan untuk melanjutkannya besok. Karna, Yuna dan Yeji tampak lelah. Mereka berbaring di atas lantai yang beralaskan karpet bulu.

"bangunin anak-anak, suruh ke kamarnya masing-masing. Aku bakal rapiin sisanya." pinta Yoona. Tidak salah Minhyun akan menikahi wanita lembut seperti Yoona. Bahkan, Yoona tetap menerimanya meski sudah memiliki dua orang putri yang sudah remaja.

Chup

Minhyun mengecup sekilas bibir kecil Yoona dan mengusap surainya.

"Terimakasih. Aku sayang kamu."

Yoona hanya mengangguk dan tersenyum malu.
---------------------------

"Jeno." ucap Il Hwa. Jeno membuka matanya setelah mendengar Mamanya memanggil. Jeno yang hanya tidur di atas sofa rumah sakit, menemani Mamanya yang masih di rawat inap.

"Kenapa Ma?" Jeno mendekat dan meraih tangan Ilhwa.

"Badan kamu gak sakit tidur di sana?" tanya Ilhwa cemas. Yang di cemaskan hanya menggeleng.

"aku gak apa-apa kok, Ma." sahut Jeno tersenyum yang di ikuti oleh matanya.

"Kamu pulang aja. Istirahat di rumah. Nanti biar suster Bae yang menemani Mama." Ilhwa mengusap lembut lengan putranya. Jeno mendengus lirih.

"Mama gak apa-apa aku tinggal?"

Ilhwa mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah aku pulang. Kalo ada apa-apa langsung kabarin aku ya Ma. Biar aku yang panggilin suster Bae." Ilhwa mengangguk dan Jeno segera pergi dari sana.





"suster tolong jaga Mama saya. Kalo terjadi sesuatu, segera hubungi saya." Jeno menyerahkan selembar kertas yang berisi nomor hp nya. Suster Bae mengangguk mengerti.

Jeno segera pulang dan akan beristirahat panjang di rumahnya.
------------------------------

"Euumhhhhhh" lenguhan Yeji saat membuka matanya. Yeji sedikit meregangkan tubuhnya dan segera bangkit dari ranjangnya.

Rumah ini begitu besar. Toiletnya saja sebesar kamarnya dulu. Yeji membasuh wajahnya dan menyikat giginya.

Tak lama, Yeji menuju dapur. Tampak masih kosong, mungkin yang lain belum bangun. Yeji membuat coklat panas dan kembali ke kamarnya. Yeji berdiri di balkon sambil memperhatikan di sekitar rumah barunya.

The Reason • JENO [✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang