Kepingan Bobby : 3

6 1 0
                                    

Line!

Line!

Line!

Notifikasi itu terus berdering tiap 15 detik, pikirku terheran-heran. Masih menatap layar yang sama kuberanikan diriku untuk menekan tombol ruang chatnya. Kumasukan passwordku yang yang tentunya kombinasi antara aku dan doi. Entah kenapa dengan memasukkan password saja jantungku mulai berdebar seperti sesorang yang sedang dimabuk asmara. Aku terdiam sejenak melihat photo profilenya yang tak berubah semenjak ku meng-add dirinya lewat Line shake satu tahun yang lalu.

Pertama kali aku mendapatkan kontaknya sungguhan gembiranya bukan main, kalau bisa aku mau teriak di atas mimbar di suatu gereja dan berteriak "TUHAN KAU MENDENGAR DOA SAYA!" Pengen rasanya berguling-guling di kubangan air menyambut hadiah kontaknya yang kudapatkan saat berada di satu event sekolah bersamanya. Ya meskipun pada akhirnya seluruh panitia menambahkan kami kedalam grup kepanitaan dan semua kontak dapat di tambahkan dengan mudah. Aku masih senang bisa sedikit antimainstream daripada cowok-cowok lemah yang menambah akun lewat grup dan gombal sana dan sini.

Singkat cerita kubuka ruang chat doi, segera kubalas seperti layaknya seorang pangeran.

"Hai tuan putri kau sedang apa?"

Hmm sepertinya terlalu alay,

"Hi, what's up?"

Akhirnya aku memutuskan menggunakan gayaku yang biasanya, padahal kalau bisa lebih dari itu pasti lebih gokil. Gerutuku tak habis-habisnya.

"Oh! Hai big bro! Lama tak jumpa apa kabar disana?"balasnya dengan cepat.

"Oh nothing great since you left me in this school XD"

"Ah biasa aja kale orang banyak yang lebih manis disana."

-Ah gombal dikit ah!

"But I just want you."

Sent! 

Kepingan KenanganWhere stories live. Discover now