Awal Segalanya

36 6 3
                                    

Happy Reading

---

"Ar..." panggil cowok itu lirih.

Gadis yang sejak tadi menatap matahari terbenam di lapangan komplek pun menoleh, menatap lembut pacarnya yang sejak tadi hanya terdiam. Mereka kemudian saling tatap, si Cowok seperti akan bersuara, mengatakan sesuatu yang sedari tadi mengganjal di kerongkongannya

"Aku mau kita udahan,Ar." gadis yang dipanggil Ar itu menatap tak percaya, terkejut dengan apa yang baru saja Ia dengar.

"Aku..nggak mau kamu terluka lebih dalam nantinya. Kamu terlalu baik untuk sakit, Ar." lanjut cowok itu lagi.

Gadis itu kembali menghadap depan, memejamkan mata mengatur napasnya. Ia tak boleh menangis, tidak untuk saat ini dan di depan laki-laki yang tega meninggalkannya dengan alasan murahan. Ketika membuka mata genangan air sekejap tercipta, Ia berusaha untuk tidak berkedip dan mencoba baik-baik saja.

Cowok itu gusar, gadis di sampingnya ini berulang kali menghela napas. Gadis itu membuka mata, kembali menghadap pacarnya yang sebentar lagi akan berubah menjadi mantan. Tersenyum dengan mencoba menahan genangan air yang siap meluncur sewaktu-waktu.

Tak bisa! hingga mau tak mau yang ditahannya sedari tadi pun tumpah, mengalir melewati pipi tanpa bisa dihentikan. Si Cowok mendekap gadis itu erat, Ia juga ikut terluka.


~*~*~

Tepat setahun setelah kepindahan keluarga Arzu ke Solo karena sang Ayah yang pindah tugas, selama itu pula Arzu mencoba melepas bayangan tak mengenakkan kisah percintaanya. Mencoba untuk bisa melakukan semua sendiri setelah kurang leebih dua tahun iya selalu dibantu oleh orang itu.

Bersekolah di salah satu SMA negeri di Solo, kembali dekat dengan sahabat kecilnya sewaktu dulu ketika Ia sering mengunjungi eyangnya saat liburan sekolah. Mahadhirga Radhitya- tak pernah melepaskan Arzu untuk mengenal kembali kota kelahiran ayahnya ini. Dhirga-sapaan cowok itu-selalu menemani kemanapun Arzu ingin pergi.

"Nyil, jalan-jalan yuk. Pulangnya mampir beli sate tempat biasa kamu makan." Ucap Dhirga setelah duduk di samping Arzu. "Nyil.." panggilnya lagi dengan menyenggol lengan Arzu.

Arzu yang tulisannya tercoret pun menatap geram pada Dhirga, "Ihh..Kamu tuh! kecoret nih, bikinnya susah tahu!" balas gadis itu sambil menghapus coretan di buku tugasnya. "Yaelah, gampang itu, Nyil. Timbang aksara jawa doang."

"Gampang gundul mu sepuluh! Kamu enak dari kecil di Solo, Aku kan anak kemaren sore."

Dhirga hanya nyengir kemudian berdiri untuk ke dapur bertemu Wina-bunda Arzu untuk meminta ijin membawa Arzu keluar. Arzu melanjutkan pekerjaan rumahnya, Ia pusing dengan tulisan ini rasanya seperti membatik, apalagi harus membedakan huruf e dalam kata "sate' atau huruf e dalam kata 'sepi'. Mereka sama-sama huruf e tapi karena cara pengucapannya yang beda dalam bentuk aksaranya pun berbeda.

"Sekuy Nyil,bunda udah ngijinin tuh. Biar kayak anak indie nikmatin senja sambil keliling kota." Arzu hanya menatap Dhirga, "Udah nanti tugas Kenyil, biar Radhit yang ngerjain udah yuk!" Arzu akhirnya pasrah, pergi ke kamarnya untuk mengambil handphonenya dan mengantongi beberapa uang.

"Yah, kita pergi dulu ya, muter-muter cari angin." Ucap Arzu ketika menyalami Ayahnya yang ada di teras rumah. "Maghrib nanti pulang." Balas Sasro menatap Dhirga.

"Tapi sekalian mo cari makan, Yah. Entar mampir solat aja di jalan."

"Gue belom mandi dodol!" protes Arzu dengan logat Jakartanya.

"Ini udah setengah lima, bisa-bisanya kamu belom mandi." Dhirga menatap tak habis pikir. Ia sengaja datang sore-an karena pikirnya mungkin gadis itu sudah mandi.

"Ya gimana, tugas aksara bikin puyeng, kan gemes." Ayah hanya menggeleng, sudah biasa anak gadisnya itu belom mandi jam segini, apalagi jika ada tugas.

"Yaudah, mandi sana habis  itu Radhit bantuin ngerjain tugasnnya, kita berangkat habis shalat Maghrib aja." Putus Dhirga akhirnya. Batal jalan-jalan sok romantis di sore hari ala anak alay jaman sekarang, batin Dhirga kesal.

~*~*~

Perbatasan Solo-Boyolali-Karangayar

Aku yang ngantuk tapi gabut males tidur, Selamat Malam.

Jangan lupa vote dan comment-nya:*

Someone You Love(d)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang