19

9.8K 985 62
                                        

☠☠☠

"Aku tidak mengizinkanmu,"

"Alasannya?" Wajah Taeyong jelas memprotes.

"Tugasmu masih banyak dan menumpuk,"

"Tugas? Tugas yang mana? Aku sudah kerjakan semuanya! Aku sudah mencuci dan mengelap piring, aku sudah bersihkan perabotmu pakai vakum cleaner, aku juga sudah mengepel lantai, aku sudah mengelap semuanya, aku sudah menyetrika bajumu yang baru kering, aku sudah mencuci bajumu, aku sudah menyikat kamar mandi, aku sudah siapkan sarapan dan makan siangmu, aku sudah membersihkan kulkas, aku sudah membersihkan akuarium, aku juga sudah beri makan ikan piranhamuㅡ"

FYI, Jaehyun memang memelihara ikan piranha disamping kamarnya. Ada 14 ekor, sesuai tanggal lahir.

"Ada lagi," Jaehyun menyahut dingin tanpa mengalihkan tatapannya dari kopi dimeja.

"ㅡaku juga sudah mencuci celana dalammu,"

Johnny tersedak dan hampir mengeluarkan cairan hitam yang baru diseruputnya. Beberapa kali ia terbatuk setelahnya.

Sebenarnya sudah sampai sejauh mana hubungan kedua orang ini, sampai celana dalam pun Taeyong sudi menyucikannya.

Jaehyun mengeraskan rahang. Betapa tidak malunya remaja didepannya ini mengatakan barang privasi demikian disaat ada orang lain diantara mereka.

Mata Jaehyun berkedip kaku, imejnya sudah benar-benar hancur didepan Johnny. Diseruputnya americano yang hampir habis dan mengumpulkan dimulutnya sehingga membuat kedua pipinya menggembung.

"Ehm. Kau melupakan satu hal,"

"Apa?"

"Sudah rapikan kamarku?"

Taeyong membuka mulutnya tak percaya. "Tapi kan biasanyaㅡ"

"Rapikan!"

Hanya dengan perintah bernada datar mampu membuat Taeyong menghentakkan kakinya kesal dan kembali membalikkan badan, memasuki kamar Jaehyun yang terletak di sebelah kamar tamu.

"Kau menyuruhnya menyucikan celana dalammu?" Tanya Johnny tak percaya.

"Bukan aku yang suruh. Dia yang melakukannya atas inisiatif sendiri," Jaehyun menghabiskan tegukan terakhir kopinya, lalu menggeser gelas yang sudah kosong itu menjauh. "Sampai dimana kita tadi?"

☠☠☠

Taeyong tidak percaya ini. Biasanya Jaehyun marah-marah kalau ia sembarangan memasuki kamarnya, bahkan Taeyong mengira Jaehyun menyimpan emas atau mengoleksi mayat karena pria itu selalu melarangnya. Taeyong juga bisa mengambil cucian kotor Jaehyun karena pria itu meletakkannya didepan kamar mandi.

Jaehyun memang tidak pernah mengizinkan Taeyong masuk ke kamarnya --kecuali ada Jaehyun disitu-- karena Jaehyun takut Taeyong menghancurkan barang-barangnya lagi.

"Mau pulang ke rumah sendiri saja kenapa sulit sekali?! Harusnya tadi aku tidak usah main tebak-tebakan! Langsung kabur saja begitu dia melihat!"

Taeyong menarik selimut Jaehyun dengan kasar dan mulai merapikan tempat tidurnya yang tak terlalu berantakan. Hanya selimutnya saja yang tergulung-gulung tak berbentuk.

Suara denting notifikasi membuat Taeyong yang sudah selesai merapikan ranjang Jaehyun duduk di tepi benda empuk itu dan merogoh ponselnya di saku belakang celananya. Itu teman curhatnya.

Hai, Cantik. |

| Hai.

Sedang apa? |

| Aku baru saja bersih-bersih. Kau sendiri?

Tidak ada.
Hanya bosan 🙁
Ayo video call! 😄 |

| Ok

Tak lama kemudian layar ponsel Taeyong berubah menjadi panggilan masuk video. Ibu jari Taeyong segera menggeser tombol hijau yang bergerak naik-turun dilayarnya.

"Hai, Renjunniee!!!!~ "

Jaehyun baru membuka pintu kamarnya ketika Taeyong berseru dengan ponsel didepan wajah sambil melambaikan tangan. Ia mengurungkan niatnya untuk masuk dan kembali menutup pintu hingga hanya meninggalkan sedikit celah untuk mengintip aktivitas Taeyong didalam sana.

'Renjun?'

Jaehyun tahu ada banyak nama 'Renjun' didunia ini, pasti bukan hanya satu orang. Kalau tidak di China, mungkin di Hongkong, Taiwan, Macau, Singapore, atau orang china yang bermigrasi ke negara lain. Dan Jaehyun belum siap kalau Renjun yang Taeyong kenal ini juga adalah Renjun yang dia kenal.

"Hai, Yongie! Wah, kau pindah rumah? Kamarmu bagus sekali"

Terdengar ada nada terpukau dari lawan bicara Taeyong yang bisa melihat suasana kamar yang sedang ditempati Taeyong sekarang ini. Karena terakhir kali ia melakukan video call dengan teman sosmednya itu rumah Taeyong terkesan sangat tradisional.

Jaehyun mengernyitkan dahi. Suaranya sedikit mirip. Tapi Jaehyun belum puas jika tidak melihat wajahnya terlebih dahulu.

"Ah.. bukan. Ini rumah.. pamanku,"

"Paman? Bukankah kau bilang kau tidak tahu siapa keluargamu?"

Taeyong menggaruk belakang telinganya. Ia lupa kalau ia memang pernah mengatakan ia tak memiliki keluarga lain selain keluarga inti yang berisi satu ibu dan tiga orang adik.

"Emm.. maksudku.. teman. Ya, rumah teman. Mereka sangat baik dan aku sudah menganggap ayahnya seperti pamanku sendiri,"

Pemuda bergingsul kecil yang jadi lawan bicara Taeyong itu mengangguk pelan.

"Eh, atau jangan-jangan.. kau menawarkan diri jadi peliharaan ya??" Tebak pemuda china itu dengan nada menggoda.

"Pe..peliharaan apa? Aku kan bukan hewan!?"

"Ya.. peliharaan. Kau tahu kan, kalau diluar negeri sebutannya itu... apa ya?... Sugar Baby,"

"Sugar? Bangtan?"

Pemuda di dalam ponsel Taeyong berdecak dan memutar bola matanya dengan tangan menopang dagu. Ia lupa kalau temannya ini masih polos tak seperti teman-teman seusianya.

"Sugar baby!! Itu sebutan untuk anak seusia kita yang menawarkan diri jadi simpanan ajussi kaya raya,"

Taeyong mengalihkan tatapannya dari ponsel dan berpikir sejenak. Jaehyun memang kaya, dan dibandingkan dengan usianya yang masih 17 tahun Jaehyun pantas disebut ajussi. Dia juga menawarkan diri tapi bukan sebagai simpanan Jaehyun!?

"Ti-tidak! Mana mungkin aku menjual diri! Aku kan masih bisa bekerja," Taeyong mencebikkan bibir tidak terima.

"Eyy.. Aku tidak bilang kau jual diri. Jaman sekarang menjadi simpanan itu sudah wajar demi bisa memenuhi kebutuhan. ...... Tapi kalau dipikir-pikir, justru mengejutkan kalau sampai anak polos sepertimu jadi simpanan. Aku ragu kalau ada ajussi yang mau," ujar pemuda itu sambil mengelus dagunya dengan mata mendelik Taeyong sebentar.

Jaehyun masih mendengar di balik pintu. Ia belum berani membuka lebar pintu karena takut dugaannya benar.

Maka Jaehyun berdeham, dan itu sukses membuat Taeyong menoleh ke belakang dan bergegas menyudahi pembicaraannya.

"Euh..Junnie.. Sudah dulu ya. Nanti aku telfon lagi,"

Taeyong mematikan ponselnya dan beranjak. Ia merapikan kembali bagian tepi ranjang yang baru didudukinya.

"Pacarmu?"



Tbc.

[2020.04.30 15:53 PM]

Sedih bgt aku daritadi ga bisa nge post masa😓 jaringan muter mulu

《END》Devil With Love☠[JaeYong]Where stories live. Discover now