01

27K 2.6K 256
                                        

☠☠☠





Taeyong melihat sekelilingnya, hujan turun sangat deras, dan ia juga tidak membawa mantel. Alhasil, ia harus berhenti sejenak dan berteduh di halte, bersama beberapa orang lain yang juga sudah kehujanan.

Taeyong berdecak sambil menatap arloji. Jika hujan tidak kunjung reda tidak mungkin dia terus-terusan di halte. Pizza yang diantarnya juga akan dingin, dan dia bisa dikomplain kalau begini caranya.

Maka Taeyong berniat menembus derasnya hujan tanpa memperdulikan dirinya. Ia kembali menyalakan motor dan melalui aspal yang sudah tergenang oleh air dan membuat langit menjadi gelap.

Taeyong tidak peduli jika setelah mengantar dua loyang pizza, ia akan flu atau malah masuk rumah sakit karena demam tinggi. Baginya, pelanggan adalah yang utama, dan ia tidak mau membuat siapapun kecewa hanya karena kelalaiannya yang disengaja.

Motor yang dikendarai Taeyong memasuki jalan sempit yang bahkan hanya bisa dilalui oleh satu mobil saja. Banyak ruko kosong di setiap kanan dan kirinya. Akses yang dijalaninya terlihat semakin mengerikan seolah-olah dia sedang syuting film horor.

Taeyong masih ingat alamat di ponselnya yang ia lihat sebelum berangkat tadi. Lokasi tujuannya terletak di ujung kiri jalan sempit ini.

Sesampainya, Taeyong memang berhasil menemukan lokasi si pemesan. Ada sebuah ruko besar ternyata, berjumlah empat lantai dengan delapan jendela didepannya. Warna catnya tidak beraturan, beberapa sisinya sudah terkelopes. Meski begitu, bangunan tersebut memang tampak berpenghuni. Dilihat dari tirai beberapa jendela yang terbuka dan berlampu kuning terang. Sepertinya ini sejenis pabrik atau bangunan lama yang akan direnovasi.

Taeyong menepuk-nepuk sisi kanan dan kiri bahunya, bermaksud menghilangkan tetesan air yang tertinggal disana. Juga menghentak-hentakkan kakinya agar air didalam sepatunya bisa terperas keluar. Jadi dia tidak akan meninggalkan jejak kaki basah saat menginjak lantai gedung itu nanti.

Taeyong cukup terkejut karena ada resepsionis didalamnya ternyata. Ia pikir dugaannya benar, ini hanya bangunan lama yang tidak beroperasi atau pabrik kecil ilegal yang belum dapat hak izin mendirikan bangunan.

"Permisi, aku ingin mengantar pesanan atas nama Tuan Seo,"

Resepsionis cantik yang tidak memiliki nametag itu melihat layar ponsel Taeyong yang ditunjukkan padanya, membuktikan bahwasannya Taeyong tidak salah alamat.

"Oh.. Johnny Seo ya? Sebentar ya," Wanita itu lalu melakukan panggilan lewat telfon dimejanya." Tuan Seo Johnny, pesanan anda sudah sampai,"

"..."

"Dua loyang pizza dan delapan cup coklat panas,"

"..."

"Baik," wanita itu menutup telfon dengan senyum. "Tuan Seo minta tolong diantarkan langsung ke ruangannya. Ada di lantai 3, paling ujung dari kanan," wanita itu kembali tersenyum; senyum meminta maaf. Ia tidak mau merepotkan Taeyong sebenarnya karena melihat Taeyong yang datang dalam keadaan hujan-hujanan saja sudah membuatnya kasihan. Tapi kondisinya hanya ia yang berjaga di lantai dasar –dan memang selalu dia sendiri— dan tidak ada yang tahu atau melayani kalau misalnya ada orang yang datang.

"Baiklah.."

Taeyong membalas dengan senyum singkat yang tidak terlalu kentara. Ia meraih kembali kantong plastik yang sudah diletakkannya di atas meja resepsionis dan membawanya ke dalam lift.

Taeyong menekan tombol menuju lantai 3. Bibirnya di pout. Sebenarnya ia sudah sangat kedinginan sekarang ini dan ingin langsung kembali ke tempat kerja. Tapi permintaan customer tidak boleh ditolak kan? Customer adalah raja, dan uang mereka adalah sumber kehidupan untuk karyawan yang melayani.

《END》Devil With Love☠[JaeYong]Where stories live. Discover now