"Suster Son, kerja bagus hari ini. Jujur saya menyukai kinerjamu," puji Jaehyun yang tersenyum tipis sehingga membuat Eunseo sangat bahagia.

Jaehyun keluar dari ruangannya untuk istirahat makan siang. Ia memutuskan untuk menjemput Rose di ruangannya, akan tetapi gadis itu tidak terlihat berada ditempatnya. Ia merasa bingung, ini tandanya Rose sudah direkrut untuk bekerja dengan dokter. Kira-kira dia bekerja untuk dokter siapa? Jaehyun yang penasaran akhirnya menemui Mingyu.

"Astaga---" ujarnya tertahan saat melihat pemandangan yang mengusiknya setelah membuka pintu ruangan Mingyu. Ya, ia baru saja melihat kemesraan Mingyu dan Jiho. Mereka baru selesai berciuman.

"Lihat tempat dong kalau mau nyerang, tolol banget sih lo!" omel Jaehyun yang memelototi Mingyu. Pria itu berdecak kesal saat menatap Jaehyun, "Yang nyuruh lo gak ngetuk pintu siapa?" dengusnya.

"Yang gak ngunci pintu siapa?" tanya Jaehyun yang balik menyerang Mingyu dan sukses membuat Mingyu kesal setengah mati.

Jaehyun tersenyum hangat membalas senyuman Jiho. Di lihatnya perut Jiho semakin membuncit. Ya, Jiho sedang mengandung anak pertamanya dengan Mingyu. Entah kenapa sekarang Jaehyun sedang membayangkan jika Rose berada di posisi Jiho, pasti ia akan senang sekali.

"Btw, lo ada urusan apa kemari?" tanya Mingyu agak ketus, tentu saja. Quality time-nya dengan sang istri baru saja di rusak.

"Elah ketus amat lo, baru juga diganggu bentar. Jangan-jangan tiap malam Mingyu minta jatah terus ya sama lo, Ji?" tanya Jaehyun yang mendapatkan anggukan kecil dari Jiho. Mingyu membulatkan matanya saat mendengar pertanyaan Jaehyun yang menurutnya sangat lancang. "Kok lo tahu?" kekeh Jiho.

"Ya tahulah, pasti dia juga gitu ke Rose," gerutu Mingyu yang protes tidak terima. Jaehyun terkekeh pelan, "Hahaha anjir," balas Jaehyun. "Oh iya, gue mau tanya dong dokter mana yang rekrut Rose jadi perawat pendampingnya?" lanjut Jaehyun.

Mingyu mengernyitkan keningnya, "Lo belum tahu? Gue kira Rose udah ngasih tau lo, soalnya dari kemarin udah diinformasikan kok," balas Mingyu. Jaehyun yang mendengarkan itu berpikir sejenak, kalau begitu kenapa Rose tidak memberitahunya?

"Mungkin lupa kali, lo tahu sendiri lah kerjaan seorang istri tuh bejibun," sela Jiho yang menengahi. Jaehyun menghela nafas panjang, "Terus siapa dokternya?" tanya Jaehyun lagi sambil menatap Mingyu lekat-lekat.

"Dokter Park Chanyeol, spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Dia baru aja pulang dari Paris dan tiba-tiba meminta rumah sakit untuk mengirimkan Rose sebagai perawat pendampingnya beberapa bulan ke depan," balas Mingyu. Jaehyun terlihat berpikir keras, "Tumben banget dokter ngurusin hal sedetail itu, biasanya gak kepikiran mau pilih perawat," gumam Jaehyun.

Ya, biasanya para dokter cenderung menerima perawat yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Sangat jarang mereka request secara langsung tenaga kerja perawat yang akan mendampingi perkerjaan mereka kecuali jika memang ada sesuatu yang sangat diperlukan. Tapi kalau di pikir ulang, apa yang Chanyeol perlukan dari Rose? Lagipula banyak perawat yang lebih baik kerjanya yang bisa mengimbangi kelihaian Chanyeol dalam bekerja. Ya, Chanyeol ini memang menjadi dokter senior yang di segani karena pekerjaannya gak pernah lecet alias perfect. Dia juga udah jadi konsulen di usia muda. Istilahnya dokter telaten, orangnya juga cukup terkenal dikalangan pegawai rumah sakit. Entah apa alasan pria itu masih melajang sampai detik ini.

"Nah itu dia Jae yang juga gue bingungkan. Tumben banget, kan?" balas Mingyu. Jiho berdehem pelan, "Kayaknya lo harus bisa lebih jagain Rose deh, siapa tahu dia punya maksud tersembunyi. Semakin tinggi pohon itu tumbuh, makin besar badai yang ingin menghancurkannya," ungkap Jiho.

Jaehyun mengacak-acak rambut Jiho tanpa belas kasihan sehingga gadis itu berteriak kecil karena jengkel dengan perbuatan Jaehyun. Mingyu jadi ikutan kesal. "Omongan lo malah gak berguna di saat sekarang, njir!" gerutu Jaehyun pelan.

Foolish Love [✔]Where stories live. Discover now