Chapter 22

48 8 1
                                    

"Mempelai wanita memasuki ruangan..."

Semua orang bersorak dan bertepuk tangan. Pintu terbuka dan Meirina masuk dan berjalan di sepanjang karpet merah dengan anggunnya.

Baru beberapa langkah, memasuki ruangan. Tiba-tiba lampu mati seketika. Kar segera masuk dan menangkap Meirina. Sebelum Kar membawanya keluar, lampu menyala kembali dan sosok Meirina menghilang.

Kar terkejut tentunya. Meirina sudah di samping Leon. Di sekeliling Kar sudah di kepung oleh para pengawal. Lalu Rey masuk dengan membawa Marry yang sudah tidak berdaya.

"Beruntung Leon mendapatkan penglihatan tentang rencana mu. Lebih baik kamu menyerah saja !"

"Cih! Tidak ada kata menyerah di dalam kamus ku!" ucap Kar dingin dan menatap tajam Meirina dan Leon. Kar tidak bisa mengeluarkan sihirnya.

Seluruh tubuhnya sudah di selimuti cahaya putih. "Bawa dia ke ruang bawah tanah yang kedap sihir !" ucap Meirina. "Baik, putri."

Kar segera di bawa pergi. "AWAS SAJA KALIAN ! AKU PASTI AKAN KEMBALI LAGI !" teriak Kar.

Semuanya kembali normal. Meirina hampir saja terjatuh, jika Leon tidak segera menangkapnya. "Kamu tidak apa ?" tanya Leon khawatir. "Aku tidak apa. Hanya pusing sedikit."

"Baiklah. Jika kedua mempelai sudah hadir. Kita akan mulai upacara pernikahannya."

Meirina berdiri dengan tangan kanan di menggenggam tangan Kiri Leon.

"Ucapkan janji kalian kepada pasangan kalian ! Silahkan dari Pangeran Leon terlebih dahulu."

"Aku Pangeran Leon berjanji untuk selalu menjaga Meirina, selalu menemaninya, setia padanya, selalu ada baik suka maupun duka, dan selalu bersama dengannya hingga di surga nanti." ucap Leon sambil menatap Meirina.

"Silahkan Putri Meirina.."

Meirina terdiam. Ia teringat dengan kejadian di masa lalu. Ia selalu menolak untuk bersama dengan Leon, padahal akhirnya ia pun setuju menikah dengan Leon.

"Aku Putri Meirina berjanji untuk selalu mendampingi Leon selamanya sampai di surga nanti. Selalu mencintainya dan setia padanya." ucap Meirina tidak terlalu panjang-panjang.

Ia tidak terlalu pintar mengungkapkan semuanya. "Baiklah. Sekarang silahkan memasangkan cincin pasangan kalian."

Leon mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya. Sebuah cincin emas dengan batu Rubi dan ukiran namanya dan Leon. "Jarimu.. "pinta Leon.

Meirina mengulurkan jari tengahnya. Leon memakaikannya. Pas sekali dengan jarinya. Seorang pelayan maju dengan membawa sebuah kotak kecil dan memberikan pada Meirina.

Meirina membukanya. Sebuah cincin perak dengan ukiran namanya dan Leon juga sebuah mutiara yang di potong kecil-kecil mengiasi cincin itu.

Meirina memakaikannya di jari Leon. "Sekarang kalian bisa berciuman untuk akhirnya dan kalian sudah sah menjadi pasangan suami-istri."

SET!

Tanpa aba-aba Leon langsung menarik pinggang Meirina untuk lebih dekat dengannya. "Boleh ?" tanya Leon sebelum mencium Meirina. Meirina hanya diam dan tersenyum kecil.

Cup!

Leon mencium bibir Meirina dengan lembut dan cukup lama. Semua yang melihatnya bersorak senang. "Hidup Pangeran Leon dan Putri Meirina."

Meirina mendorong pelan Leon. Segera ia mengambil nafas. Leon hanya tersenyum kecil melihatnya.

"Terlalu lama, aku tidak bisa bernafas."
"Mau lagi ?"
"Tidak."

Meirina segera melepaskan tangan Leon di pinggangnya. Lalu tersenyum melihat semuanya bahagia. Ia mengangkat tangannya ke atas sedikit dan seketika muncul kupu-kupu berterbangan dengan indahnya.

"Wah.. kamu sudah menguasai kekuatan mu rupanya." ucap Rey yang datang bersama Sheila.

"Kak Rey.. kak Sheila.."

Sheila langsung memeluk Meirina. "Selamat ya, Mei.." ucap Sheila. "Iya, terimakasih kak. Kak Sheila sama kak Rey kapan nikahnya ?"

Sheila dan Rey saling bertatapan dan tersenyum. "Secepatnya setelah aku resmi menjadi raja."

"Wah.. kakak akan menjadi raja, ya?"
"Kamu sendiri juga akan menjadi ratu, Mei.."
"Eh ?"

Meirina memandang Leon bingung. "Setelah ini, aku akan mengajak mu ke kerajaan ku. Akan ada upacara penobatan raja dan ratu untuk kita."

"Eh ? Tapi aku tidak tahu bagaimana menjadi ratu."
"Kan ada Leon, Mei.."
"Kamu pasti bisa menjadi ratu yang baik, Mei."

Leon menggenggam tanganku erat. Rasa hangat, nyaman dan tenang mengalir. Leon tersenyum. "Bersama kita lalui bersama."

Meirina membalas senyuman Leon. "Leon.."

❄️

Star LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin