Chapter 2

169 18 1
                                    

    Meirina duduk di bawah pohon yang cukup rindang, dengan hamparan rumput hijau yang luas dan lembut.

    Pohon itu adalah pohon yang ia tanam bersama Rey, ayah dan bunda nya.

  "Fuji..aku tidak ingin di nikahkan dengan orang yang tidak ku cintai dan pergi ke Academy."

  Yup! Pohon itu di beri nama Fuji. 
"Coba saja ayah dan bunda masih ada.."ucap Meirina lirih, sambil memegang sebelah matanya yang berubah.

❄️

    Beberapa hari kemudian, Meirina tetap di kirim kakak nya ke sebuah Academy.

    Leon juga di kirim ke Academy yang sama,1 minggu setelah Meirina di kirim. Tentu saja mereka tidak mengenal satu dengan lain nya.

Mereka hanya di beritahu bahwa pasangan mereka, sebelah matanya memiliki warna yang sama dengan mereka.

❄️

  Meirina duduk di pojok belakang, sambil memegang matanya. Semuanya mengejek matanya sebagai mata monster.

   Tidak ada yang mau berteman dengan nya, bahkan ia sekamar hanya sendirian.

   Berbeda dengan Meirina, Leon menjadi cowok yang di kagumi para gadis-gadis dan ia juga punya banyak teman.

   Meirina di kelas 13-2 dan Leon di kelas 13-1.

   "Hei putri monster !"

Meirina mendongak, tiba-tiba dia di dorong ke belakang hingga terjatuh bersama kursi yang di duduki nya.

  "Ha!Ha!Ha!"seisi kelas tertawa melihat nya. Meirina meringis kecil dan bangkit.

   Tangan nya mengepal, ia sudah tidak tahan lagi di perlakukan seperti itu. Ia berjalan mendekat.

  "Ooh..mau melawan rupanya."

ZRET!

   Ditariknya kerah baju Livia, gadis yang mendorong nya tadi.

   Di angkatnya dan di lempar nya hingga menembus kaca.

PRANG!

   Kaca jendela pecah, tapi Livia tidak terluka. Ya, karena Meirina hanya ingin melempar nya dan bukan melukainya.

  Seisi kelas menatap ke arah Meirina. Meirina menghembuskan nafas, berusaha mengendalikan amarahnya.

   Suara pecahan kaca tadi, membuat para guru dan siswa lain keluar kelas.

   Meirina mendekati Livia dan menatapnya tajam.

    "Namaku Meirina Evalt! Putri dari Kerajaan Everina ! Jangan pernah memanggilku dengan sebutan ' putri monster' ! Beruntung aku hanya melempar mu, bukan melukaimu !"

   "Putri Meirina dan Putri Livia, ikut saya ke ruangan saya sekarang !"

   "Yang lainnya segera bubar !bel masuk akan berbunyi !"

   Livia mengikuti di belakang Rosell, kepala sekolah Academy. Sedangkan Meirina agak jauh mengikuti di belakang.

    Tak sengaja, mata Meirina dan Leon saling bertemu. Meirina langsung memalingkan wajahnya dan menutup mata kanan nya.

❄️

   Meirina hanya menatap kosong Rosell, dan Livia hanya menunduk.

   Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing dan tidak mendengar kan Omelan kepala sekolah mereka.

    "Awas saja, aku pasti akan membalas nya ! Jadi dia punya kekuatan ya.."gumam Livia dalam hati.

  " Bagaimana bisa, aku punya kekuatan ?", Meirina bertanya-tanya dalam hati nya.

   "Putri Meirina dan Putri Livia, kalian mendengar kan saya tidak !?"

   Mereka berdua langsung tersadar. "Baiklah, kali ini kalian saya maafkan."

   "Putri Livia silahkan anda kembali ke kelas dan jangan membuat masalah lagi !"

  "Baik."ucapnya, lalu membungkuk memberi salam dan pergi.

   "Sedangkan kamu, Putri Meirina Evalt. Sejak kapan kekuatan itu ada di dirimu ?"

   "Aku tidak tahu."

Rosell menghela nafas pasrah. "Akan ku kirim surat ke kerajaan mu, Raja dan Ratu akan datang kemari."

  "Ayah dan bunda sudah tiada 1 tahun yang lalu. Kalau ada apa-apa, anda bisa bertanya pada saya. Nyonya Van Rosell."

    Meirina langsung menoleh ke belakang. " Kak Rey.."

❄️

Star LoveWhere stories live. Discover now