Chapter 8

92 13 2
                                    

   Zeva dan Zevi sudah sampai di depan gudang. Tapi pintu gudang terbuka dan Meirina tidak ada di dalamnya.

   "Kemana Meirina ?"

" Jangan-jangan Mio mengerjai kita ? Sudahlah ayo pergi !"

   "Tunggu! Lihat, itu ada bando hitam yang di pakai Meirina !"

   Zeva lalu masuk ke dalam gudang dan mengambil bando hitam milik Meirina.

   "Ada yang mencurigakan! Sebaiknya kita harus cepat memberitahu kepala sekolah!"

❄️

    Kar menarik dagu Meirina dan tersenyum licik."Cih!", ludah Meirina pada Kar. Tepat mengenai kening nya.

  Tangan Kar melayang hendak menampar Meirina, tapi tidak jadi. Ia lalu mengelap keningnya yang di ludahi Meirina.

   "KENAPA KAMU TIDAK MENAMPAR KU ? KENAPA ?"seru Meirina kesal.

   Kar hanya membalasnya dengan senyuman liciknya.

  " Kamu terlalu manis, untuk ku sakiti. Aku tidak akan menyakiti mu. "

    Meirina diam, ia bingung harus berbuat apa. Tapi ia sangat lelah, karena tadi terus berteriak teriak.

   Walaupun ia punya kekuatan, tapi ia bingung cara menggunakan nya.

   Lama-kelamaan matanya mulai terpejam. "Benar, tidurlah. Itu akan lebih baik, dari pada kamu berteriak-teriak terus."

   'Tidak! Aku tidak boleh tidur!'

Tapi apa daya, dia sudah sangat kelelahan dan dalam sekejap ia sudah terlelap dalam tidurnya.

  Kar lalu melepaskan ikatan tali tangan dan kaki Meirina yang di ikatkan ke kursi.

   Di bopongnya Meirina dan di bawa ke kamarnya.

   "Tidur lah yang nyenyak, honey.."

❄️

   " Terimakasih Zeva-Zevi. Saya akan memberitahu Pangeran Rey dan semuanya agar mencari Meirina. Kalian bisa pulang ke Asrama."

   "Baik."

Mereka berdua lalu keluar dari ruangan kepala sekolah Academy.

   " Apakah Meirina akan ketemu, Va ?" tanya Zevi khawatir. "Tenang saja, Vi. Dia pasti akan ketemu dan kembali dengan selamat."ucap Zeva menenangkan kembaran nya.

❄️

   "APA! MEIRINA HILANG DARI ACADEMY ?"seru Rey terkejut, saat pesan dari Academy di sampaikan kepada nya.

    " Cepat perintah kan Sheila untuk menyelamatkan Meirina !"perintah Rey. "Baik, Pangeran."

   Sheila itu adalah tangan kanan Rey, juga panglima kerajaan. Dia laki-laki lho..ya ! Bukan perempuan.

   " Awas kamu, Kar! Awas saja kalau kamu menyakiti Meirina, aku tidak akan segan-segan untuk memenggal kepalamu !" gumam Rey sangat kesal.

❄️

~Academy Wirless~

     Keadaan di sana menjadi kacau. Begitu juga hati Livia yang ikut kacau.

   Dia takut, jika saja ia di panggil. Padahal ia hanya mengurung Meirina saja, tapi kenapa Meirina hilang.

   Pikiran nya semakin kalut dan mukanya berubah menjadi pucat pasi. Mangkuk sup di depannya juga belum tersentuh sama sekali.

   "Ada apa, Liv ?" tanya Lisa. "Tidak apa-apa."

   "Tapi, wajah mu pucat pasi. Apa kamu sedang sakit ?"

  "Aku tidak tahu."

"Pergilah istirahat di kamar." saran Lisa. "Tapi bagaimana nanti kalau kita semua di panggil ke aula ? Dan bagaimana dengan sup ku ?"

  " Kamu habiskan saja dulu, baru setelah itu kamu pergi istirahat ke kamar. Aku akan mengijinkan mu ke Miss Lia, karena kamu sedang sakit."

   Livia mengangguk kecil dan tersenyum tipis. "Terimakasih Lisa, kamu memang teman yang baik."

❄️

Star LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang