11. Sebuah Video

30.5K 3.7K 1.1K
                                    

Ada yang kangen?

Jam berapa kalian baca cerita Lunar?

Yang lupa harus, wajib, baca ulang, wajib banget, mumpung chapternya masih sedikit. Biar nyambung kalo aku update lagi👌

Jangan lupa vote dan komentar, happy reading...

***

***

"Iqbal?" tanya Bulan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iqbal?" tanya Bulan bingung.

"Hmmm."

"Lo jangan kaya gini sama gue," saat Bulan berusaha menjauhkan Iqbal dari bahunya, cowok itu malah semakin memperkuat kepalanya. Yang lebih oarah lagi, Iqbal malah menggenggam tangan Bulan, mengangkatnya lalu menciumnya.

Ya, saat ini Iqbal mencium tangannya. Astaga. Kenapa dia terus bersikap seperti ini? Bagaimana kalau Bulan benar-benar jatuh cinta padanya?

"Iqbal, lo apa-apan sih!" bentak Bulan semakin kesal, bukan pada Iqbal, tapi pda hatinya yang terus bergemuruh.

"Alana, bisa diem nggak sebentar... aja?" ucap Iqbal membuat Bulan membeku seketika. Alana katanya?

Bulan mengepalkan tangannya, berulang kali dia menahan perasaan ini, tapi nyatanya tidak bisa. Rasa sakit menghantam jantungnya saat dia memanggil nama Alana untuk bersandar. Bulan ingin bertanya, apakah Iqbal baik-baik saja? Apakah dia masih bisa bertahan untuk pulang sampai rumah? Tapi mulutnya terasa kebas, seperti ada yang menyumpal dan menghalanginya untuk mengatakan semua itu.

"Iqbal?"

"Hmmm," gumamnya dengan suara parau, matanya tertutup, namun telinganya mampu menangkap dengan jelas suara lembut yang tengah memanggilnya.

"Siapa gue?"

Cekikikan halus keluar dari mulutnya, "Alana, kan?"

"Gue bukan Alana!"

Iqbal lantas membuka matanya yang sedikit berat, dia mendapatkan perempuan dengan rambut pendek tengah menatapnya jengah, dia memegang rambut cewek itu.

"Alana—potong rambut?"

"Berhenti panggil gue Alana!" Bulan rasanya ingin memberinya sebuah hantaman dasyat dari tangannya, tapi dia masih menahan, dia masih mengembuskan napasnya kesal lalu menatap gelas yang ada di depannya. Masih banyak yang mereka sisakan.

 Masih banyak yang mereka sisakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUNAR (Side Story Teluk Alaska)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang