The Beast

3.4K 354 9
                                    

Aku menunggu hampir 15 menit lamanya. Selama itu aku terus membunyikan lonceng itu.

"Apa di kastil sebesar ini hanya ada 1 maid? Kau pasti bercanda." Ujarku sudah tak sabaran.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dan pergi mencari makan sendiri. Aku tak bisa menunggu lagi. Aku sudah sangat kelaparan. Seharian penuh aku belum mengonsumsi apapun. Bahkan setetes air pun.

Kastil yang sangat luas dan begitu besar. Banyak sekali lukisan-lukisan tua yang menggambarkan keadaan neraka.

"Mengerikan, namun cukup artistik." Gumamku.

Aku terus berjalan ke jalan yang aku lewati sebelumnya. Aku hanya perlu berjalan lurus dan aku menemui hall dimana ada tangga dengan 2 cabang.

"Aku mengingat tadi Devon bilang tak boleh pergi ke sayap kanan. Jadi aku akan pergi ke sayap kiri. Mungkin dapurnya ada disana." Ujarku dengan santai.

Aku terus berjalan menelusuri lorong dari sayap kiri. Lorongnya cukup panjang hingga akhirnya aku berada di ujung lorong dengan jalan buntu dan aku tak menemukan dapur. Hanya beberapa ruangan dengan pintu tertutup.

"Aku tak menemukan apapun." Ujarku lemas.

Memang bukan ide yang bagus untuk berkeliaran di tempat asing seperti kastil besar ini. Cukup menyeramkan juga tinggal hanya seorang diri di kastil yang begitu besar ini.

Bagaimana ini, aku sudah mulai lemas karena lapar.

Lalu, tak sengaja aku melihat seorang maid yang keluar dari pintu suatu ruangan yang selang beberapa pintu kedepan dari tempatku berdiam. Aku hendak memanggilnya, namun aku baru ingat tentang larangan Devon. Aku tak boleh berisik apalagi berteriak.

Aku pun berjalan hendak menyusul maid tersebut.

Mengapa ia berjalan cepat sekali?

Maid itu pergi ke arah sayap kanan.

"Oh tidak." Gumamku.
"Jika aku berhenti sekarang, mungkin aku akan pingsan sebelum sampai ke kamarku." Ujarku.

Aku pun mengikuti maid tersebut tanpa pikir panjang. Mencoba memanggilnya. Namun, sepertinya jarak ku terlalu jauh dengan maid itu. Membuatnya tak mendengar aku memanggilnya. Aku berhenti sejenak.

"Aku menyerah, aku benar-benar menyerah. Lebih baik aku kembali. Aku tak akan sanggup mendapatkan masalah lagi." Ujarku yang akhirnya mengurungkan niatku untuk mengejar maid itu.

Saat aku berbalik badan hendak kembali, aku melihat lorong asing yang kurasa aku tak melewatinya tadi. Dan aku rasa aku belum mengejarnya jauh dari persimpangan sayap.

"Aku ingat betul, aku hanya melewati 4 ruangan. Tapi, mengapa lorong ini asing dan terasa sangat jauh?" Ujarku yang terus berjalan ke arah sebelumnya yang aku lewati.

Aku tak menemukan jalan Akhir dari lorong ini. Aku mulai cemas akan keadaanku saat ini. Tak lama kemudian setelah aku terus berjalan, aku mendapati ujung lorong yaitu sebuah pintu besar berwarna merah.

"Buntu? Bagaimana mungkin?...pintu ini...."

"Kyaaaa!"

Suara orang berteriak terdengar olehku dengan jelas. Dan arah suara itu dari balik pintu merah dihadapan ku. Tak banyak berfikir, aku membuka pintu merah tersebut dan hendak melihat apa yang terjadi.

"Astaga..."

Aku tak bisa mengedipkan mataku walau hanya sesaat. Hal yang ku lihat saat ini benar-benar mengerikan. Pintu itu menghubungkan ku dengan dunia lain atau wujud sebenarnya kastil ini.

My 5 Demons SweetheartWhere stories live. Discover now