Old School

9.2K 541 4
                                    

Jika saja aku tak menjadi siswi untuk model sekolah elite di Euthopia, aku tak harus berada di sekolah asrama putri ini. Sekolah bermasalah yang memiliki banyak sekali isu-isu pembodohan bagi para siswinya. Dan terlebih lagi, tempatnya yang berada di pelosok desa Fanderhart. 

"Nona Athana, apa ada yang salah? Saya perhatikan dari semenjak sampai, nona terlihat gelisah." Ujar Elson butler pribadiku atau bisa ku sebut kaka laki-laki tak resmi.

"Aku hanya tak terlalu setuju dengan keputusan sekolah mengirim ku ke asrama ini walau hanya untuk satu semester." Ujarku sembari melihat bangunan sekolah tua di hadapanku.

Elson tersenyum dan menepuk bahuku pelan. Aku menoleh kepadanya.

"Nona, semangatlah untuk beberapa bulan kedepan. Saya jamin, lama-lama anda akan betah disini. Karena ini adalah desa tempat saya dilahirkan. Orang-orang disini ramah dan baik." Ujar Elson.

Aku tersenyum kecil menanggapi  perkataan Elson.
Kamipun berjalan memasuki lorong sekolah.

"Apakah mereka tak memiliki biaya untuk mengubah interiornya? Aku serasa berada di karnaval rumah hantu di Ghotland." Ujarku sembari melirik kanan dan kiri.

Elson membukakan pintu ke ruangan kepala sekolah. Dan kulihat wanita anggun dan ramah, karena ku lihat dia sudah tersenyum bahkan saat aku masih melihat setengah ke arah pintu yang dibuka.

"Selamat siang dan selamat datang di Fanderhart High School! Nona Athana Genovia Porshell." Ujar ibu kepala sekolah yang menyambutku dengan ramah.

"Terimakasih madam...Ze-ruchi?" Ujarku sembari melihat pin nama di baju ibu Zeruchi.

"Panggil saja ibu Z, karena itu lebih mudah di lafalkan." Ujarnya.

"Terimakasih atas sambutan yang begitu hangat atas kedatangan kami. Saya Elson Clouden, saya butler pribadi nona Athana." Ujar Elson juga bersikap ramah.

"Silahkan duduk nona Athana." Ujar ibu Z mempersilahkan.

"Jadi, saya pribadi sangat senang dengan keputusan nona Athana yang setuju atas undangan kemari menjadi siswi model bagi seluruh siswi di sekolah Fanderhart ini." Ujar ibu Z masih dengan basa basinya.

"Ibu Z, dimana asrama tempat saya tinggal? Sekarang saya sangat lelah karena perjalanan yang cukup jauh. Selain itu, saya harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk memulai kelas besok pagi." Ujarku memotong semua basa-basi ibu Z.

Aku bukannya bersikap angkuh atau apapun. Hanya saja, aku tak suka membuang-buang waktuku untuk mendengar kan basa-basi. Aku ingin semuanya to the point.

"Baiklah nona Athana. Tapi sebelum itu, aku hanya memberitahu bahwa anda akan memiliki kamar asrama sendiri tanpa seorang....."

"Teman? Tak apa ibu Z, saya sudah terbiasa akan hal itu. Jadi, itu bukan masalah yang besar, bahkan bisa dibilang bukan masalah sama sekali." Ujarku memotong kata-kata ibu Z.

"Jangan salah paham Athana, saya sudah mencoba membujuk siswi lain agar mau menjadi teman sekamar mu. Tapi, mereka tak mau karena...ada isu tentang kamar itu yang membuat mereka takut dan enggan mendekati kamar yang akan kau tempati." Ujar ibu Z menjelaskan.

"Apakah nona Athana akan baik-baik saja? Apa isu itu berbahaya?" Tanya Elson nampak khawatir.

"Itu hanya isu belaka Elson. Itu hanya rumor yang belum tentu kebenarannya yang mereka buat untuk menakuti diri sendiri. Dan ku ulangi sekali lagi, itu bukan masalah bagiku." Ujarku menegaskan padanya agar tak khawatir.

Ibu Z tersenyum dan mengangguk tanda mengerti. Ia memberikanku kunci kamar asrama milikku sendiri. Aku dan Elson mengucapkan salam dan pergi bergegas ke kamar asramaku.

My 5 Demons SweetheartWhere stories live. Discover now