Two Face ~Part2~

1.7K 245 13
                                    

"Jangan melebih-lebihkan! Leher ku tidak putus." Ujar ku sedikit menegaskan pada Evon yang masih mengolesi leher ku dengan obat miliknya.

Bagaimanapun, kenyataannya leherku tak putus. Jadi, aku benci jika hal yang menyangkut pautkan diriku dilebih- lebihkan. Apapun itu dan tak terkecuali.

"Jangan berisik dan jangan berani meninggikan suaramu, manusia. Kau tak liat bunga shredder milikku tengah tertidur? Jika kau membangunkannya, maka kau akan dicabik-cabik." Buntut Evon menengadahkan kepalaku, membuatku melihat 3 bunga tunggal yang bergerak seperti bernafas dengan taring yang panjang kebawah.

Seketika bulu kuduk ku berdiri melihat wujud aneh bunga yang dikatakan Evon. Peliharaan miliknya sangat mengerikan. Sebelumnya ia bilang bahwa ia memiliki hydra, dan sekarang, tanaman pencabik.

"Mengapa kau dan Rave percaya bahwa aku akan menolong mu? Apa karena Rave bilang sesuatu tentang pertemanan atau hal yang lain? Apa kau tidak waspada terhadap mahkluk sepertiku?" Tanya Evon.

"Mengapa kau malah membawa topik seperti ini, dan harus kau ketahui aku sedikit mempercayai Rave dan bukan kau. Jika Rave percaya pada mu, maka aku bisa sedikitnya percaya. Tapi tentang pertemanan, aku tak mempercayai hal seperti itu."
Pemikiran tentang pertemanan masih sangat tabu untukku yang sudah pernah mengalami pengkhianatan.

"Pemikiran mu sangat tumpul. Kau harus tau, kami para Demon atau yang kau sebut Iblis, menyimpan keburukan di setiap apa yang dilakukannya. Dan kau harus tahu, iblis sepertiku, rubah sangat pintar berkamuflase dan mengelabui." Ujar Evon.

Terpikir oleh ku tentang karakteristik dari setiap manusia yang menyukai hewan, seperti penyuka anjing adalah orang yang setia, penyuka kucing adalah orang yang penyayang dan manja dan lain lain. Baru terpikir tentang apa yang baru saja Evon katakan.

"Kau berani melakukannya? Hah! Aku bukanlah manusia penakut dan pengecut. Aku orang terhormat yang terkenal akan keberaniannya. Jadi, jangan berani macam-macam." Ujar ku.

"Begitukah? Hahaha* manusia berani yang lari dan menjerit ketakutan karena di kejar nocturn lemah? Sangat membanggakan." Evon berbicara mengejekku.

Menyebalkan.

"Sudah selesai." Ujar Evon sembari berdiri dan menyimpan kembali tempat obat, di meja prakteknya.

Entah mengapa leher ku menjadi terasa ringan dan aku seperti sedikit melayang dan pusing. Mungkin ini hanya efek dari obatnya saja.

"Kali ini aku menghargai pertolongan mu, terimakasih. Tapi jangan mengira aku akan sangat berterimakasih dan percaya padamu." Ujarku mencoba untuk berdiri.

Tapi, beberapa menit setelah obat itu di oleskan, perasaan diriku semakin ringan dan seakan merasakan sensasi melayang. Perasaanku mulai tidak enak.

Efek seperti ini hanya bisa terjadi karena obat bius atau bahan yang membuat mabuk seperti morfin, nikotin, heroin, dan berbagai zat memabukkan lainnya. Apa jangan jangan...

"Kau...sebenarnya apa yang kau oleskan? Semacam obat bius? Kau hilang akal?" Ujarku sedikit meninggikan suara.

Kulihat walau kunang-kunang, tumbuhan yang Evon katakan tadi bergerak dan sedikit membuka mulutnya.

Sial, aku terpojok. Seharusnya aku lebih pintar dan waspada. Rubah licik ini...

"Jika kau berteriak sedikit saja, mereka akan mulai mencabik mu. Dengar manusia, bagaikan alam yang kau rusak, maka balasannya pun kau akan binasa karena ulah mu sendiri.

"Jangan bicara berbelit-belit, aku benci hal seperti itu. Katakan apa yang kau mau." Ujar ku mencoba untuk menahan diri agar tidak benar-benar hilang kesadaran.

My 5 Demons SweetheartHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin