3. Permen

62 11 18
                                    

Liana berbaring di kasur yang empuk, memainkan ponsel sambil makan snack di sampingnya. Notifikasi pesan muncul dari teman RP-nya. Mata Liana membulat setelah membaca pesan. Dengan cepat Liana ganti baju lalu pergi keluar. Adik laki-lakinya- Nathaniel, melihat Kakaknya terburu-buru ingin keluar rumah.


"Mau kemana Kak?" Tanya Nathan yang sedang duduk nonton tv disofa ruang tengah.

"Belanja." Nathan hanya ber-oh ria, lalu kembali dengan kegiatanya.

Di tengah perjalanan, jalan Liana mulai tergontai-gontai karena teriknya matahari. Tapi Liana tidak menyerah sampai disitu demi-

Brukk!

"Ah maaf, aku gak liat." Liana meminta maaf dan mendongak keatas saat orang yang ditabraknya tidak merespon, melihat siapa yang menabraknya. Seorang cowok berwajah datar nan dingin, menatap Liana dengan tatapan tajamnya, lalu dia pergi begitu saja meninggalkan Liana di jalan tanpa menjawab sepatah kata pun. Merasa diacuhkan Liana bersumpah jika bertemu nanti akan melemparkan sendal ke mukanya.

"Eh kayak kenal tadi. Tapi siapa? Au ah lanjut jalan aja, ayo Liana tinggal dikit lagi sampe!"-Batin Liana menyemangati.

Liana kembali melanjutkan jalannya, kini ia sampai di minimarket yang lumayan jauh dari rumahnya. Lalu segera mengambil bungkusan berwarna-warni 10 pack dan beberapa camilan. Liana segera membayarnya di kasir.

Liana keluar dari minimarket, melihat barang belanjaannya yang banyak, Liana teringat sesuatu.

"Oiya, bego nya gue." Gumam Liana, lalu menepuk keningnya. Liana menelepon supir pribadi Kiki untuk menjemputnya. Dasar, emang ngerepotin orang banget liana.

~(UwU)~

Sesampai di rumah, Liana langsung melesat ke kamar dengan mata membulat. Melihat Kiki kini sedang bermain game di kasur kamarnya yang menurut Liana bagaikan surganya buat tidur. Dengan kesal Liana menyuruh Kiki keluar dari kamarnya, tapi Kiki ogah-ogahan keluar kamar dan berakhir berdebat dengan Liana.

.

"Abis kemana lo?" Tanya Kiki yang mengisi keheningan tadi, yang berakhir duduk di lantai.

"Harus gue jawab?" Liana berbaring di kasurnya sambil menonton anime yang sempat di download tadi.

"Iya."

"Ogah."

"Katanya tadi lo nanya, yaudah gue jawab."

"Lo yang nanya duluan."

"Lo yang nanya balik."

"Oh..." Tanpa berniat menjawab, Liana kembali sibuk dengan kegiatannya. Dengan kesal Kiki menghembuskan nafas dengan kasar, lalu menoleh ke arah bungkusan plastik hitam yang dibawa Liana.

"Itu lo beli apaan? Bagi, dong." Belum sempat Kiki pegang bungkus plastiknya, Liana sudah mengambil alih plastiknya.

"Oiya lupa. Ga boleh. Mahal."

"Memangnya lo beli apaan sih?! Semahal apa belanjaan lo? Nanti gue tinggal beliin lo apa aja." Kesal Kiki. Dengan cepat Liana menoleh ke arah Kiki dengan tatapan berbinar.

"Serius lo? Janji!" Liana mengajukan jari kelingkingnya di depan Kiki. Dengan firasat buruk, Kiki membalas uluran jari kelingkingnya dan saling bertautan. Lalu mengucapkan mantra janjinya yang mereka buat dari kecil.

"Melingkar-lingkar diatas sangkar kalau ingkar jatuh diatas pagar!"

Setelah mereka mengucapkan mantra janji, kening mereka di tempelkan, lalu mengeseknya berlawanan, sehingga hidung mereka ikut sedikit tertempel. Mereka tertawa bersama. Aneh? Ya gitu mereka berdua buat janji. Juga dulu masih anak-anak, dan masih pada polos gak tau apa-apa, tuh mantra ke bawa sampe sekarang.

Setelah berhenti tertawa, Liana melemparkan isi bungkusan plastik dan memberikan kepada Kiki. Dengan wajah datar Kiki menoleh kearah Liana dengan wajah berseri sambil memakan isi bungkusan itu.

Ya, Permen...

Kiki menahan untuk tidak membuang permen yang dikasih Liana, berpikir lebih baik dimakan dari pada dibuang. "Lumayan dapat jajanan dari Liana, jarang-jarang Liana kasih jajanannya" Batin Kiki.

Akhirnya Kiki mengalah lalu memakan permen yang dikasih Liana dan melanjutkan gamenya. Kiki menghela nafas berat karena sudah janji akan membelikan cewek itu apa aja. Menyesal, telah mengatakan itu!.

27-Apr-2020


Tetap jaga kesehatan kalian semua ya Minna, jangan keluar rumah, tetap dirumah aja #Stayathome

RaelianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang