11. Bumi

6 3 2
                                    

Part ini mengandung kata-kata kasar, cerita ini dibuat untuk menghibur readers.

.
.
.
.

Di kelas, Liana sedang tertidur pulas, sedangkan sahabatnya sedang asik ngoceh atau lebih tepatnya Anara dan Kiki sedang berdebat dengan hal yang tidak berguna. Teman-teman di kelas hanya menggeleng mendengar perkataan yang menurutnya tak berfaedah.

"Eh Jahe! Bumi itu lonjong tau! Kata siapa lo bumi itu bulat?!" Anara nunjuk-nunjuk Kiki.

"Emang iya sih! Lo coba sana ke mbah google kalau gak percaya ato gak brenli, muka cumi!" Kiki menepis tangan Anara.

"Ogah. Ngapain nyari? Kalau nyari berarti lo bego! Nyari jawaban di brenli juga jawabannya paling 'maaf kalo salah' apa-apaan ngasih jawaban tapi gak yakin gitu."

"Bilang aja gak modal paket!"

"Sok tau lo, babi!"

"Lo yang sok tau, monyet!"

"Elo yang sok tau, setan!"

"Gak usah toxic, dugong! Heran gua punya teman kek lo, Bumi di bilang lonjong." Kiki menatap Anara prihatin. Anara pun tidak mau kalah dan membalas perkataan Kiki.

"Lonjong sih!"

"Spiral sih!"

"Gepeng!"

"Garis!"

"Lope, monyet!"

"Persegi panjang, babi!"

"Segit-"

BRAK!

Liana mengebrak meja, kesal karena tidur siangnya terganggu oleh dua mahluk bocah tengil. Gebrakannya membuat seluruh pusat kelas menatap Liana yang kini menatap tajam Kiki dan Anara, aura dinginnya keluar membuat siapapun yang di kelas merinding, termasuk kedua sahabatnya.

Liana manatap tajam, dan berteriak

"BUMI ITU KOTAK, BEGO!"

Semua orang terdiam setelah mendengar jawaban Liana, tidak bergerak seinci pun. Anara dan Kiki saling menatap.

"Ni anak malah tambah ngawur! "

20-02-2020
(06-Nov-2022/revisi)

RaelianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang