s e m b i l a n [re-publish]

364K 44.1K 22.4K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









09. Selatan Family [1]









Selatan menggeliat, tidurnya terusik karena dering ponsel. Mencoba tak peduli semakin menelusup ke bawah selimut, namun suara itu semakin menjadi.

Dengan mata masih terpejam satu tangan Selatan meraba-raba area kasur. Dapat. Ponselnya berada di bawah pantat. Selatan menggeser ikon hijau tanpa melihat nama tertera di layar.

"BANGUNNN!"

"Astagfirullah!" Selatan repleks menjauhkan ponsel dari telinga. Mata yang semula terpejam menjadi segar seratus persen.

Selatan melirik layar, dimana nama Alm tertera di sana. "Pantes aja gue ngucap."

"Selatan bangun ih! Cepet mandi!" titah Alma.

Namun Selatan malah menguap, memejamkan mata kembali. Semakin mengeratkan pelukan pada guling. "Hari Minggu kok mandi. Kayak gak ada hari lain aja."

"Punya pacar kok jorok banget sih?" sewot Alma. "Sana mandi!"

"Mandi hanya untuk orang yang gak percaya diri, Al."

Di seberang sana Alma menahan hasrat untuk tidak memukul Selatan lewat telepon. "Gue gak habis pikir Tan."

Selatan menyahut santai. "Biasanya juga gak mikir."

"Tahan emosi Al... Kalem, jangan kepancing, jangan ngatain, kuatkan iman, tenangkan diri."

Membayangkan raut kesal Alma membuat sebuah senyuman timbul di bibir Selatan, gemas. Kalau Alma ada di dekatnya habis cewek itu dia uyel-uyel.

"Aaa pokoknya sana mandi! Bunda lo udah neror gue daritadi!"

"Jangan mandi. Dingin. Aku gak bakal kuat, jadi cuci muka aja."

"Kalau sepuluh menit gak nongol juga. Kita putus!"

Mata Selatan membelalak. "Woi apaan dah! Itu kata-kata gue yaa— bangke dimatiin! Belum juga gue bacain Yasin lu, Al!"

***

"Selatan," panggil Alma.

Tak ada sahutan.

"Setan ih!"

"Apa sih?"

Alma mencibir. "Heran. Giliran dipanggil setan aja nyaut. Kayaknya pas lahir lo lupa diadzanin ya?!"

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang