Part 19 (...hantu)

954 136 4
                                    

"Hadeh, males banget gua ke sini."

"Nanti kalo lu takut peluk gua aja, Nu."

"Idih, ogah. Nanti gua dikira gay sama lu lagi, Ki."

Sepuluh orang yang di episode kemaren mau ke rumah hantu udah nyampe. Jungkook sama Ni-ki tentu yang paling antusias. Beda sama Dokyeom dan Sunoo. Dua orang itu udah saling sembunyi di belakang partner masing-masing. Dokyeom di belakang Jeonghan. Sunoo di belakang Ni-ki. Kampretnya, si Ni-ki ngelepas pegangan Sunoo dan didorong ke arah Ren.

"Ni-ki bangke. Untung gua nggak kagetan," misuh Ren.

"Sorry, Bang Ren. Habisnya Sunoo gelendotin gua mulu. Gua kan jadi nggak bisa gerak bebas."

"Kok lu malah nyalahin gua sih? Kalo nggak pengen digelendotin makanya jangan ngajak gua," dumel Sunoo.

"Makanya kalo jadi orang tuh jangan penakut," cibir Ni-ki.

"Sini gua tampol mulut lu pake bungeoppang."

"Debat mulu kalian. Malu diliatin pengunjung lain," ketus Sinb.

Sunoo sama Ni-ki kicep. Aura mengancam dari Sinb menguar kuat. Mungkin kalo ini anime pasti udah ada efek item-item plus petir di sekeliling Sinb.

"Udah? Tenang? Kalo masih mau ribut gua sewain ring tinju."

"Udah akur kok, mbak. Ya kan, Nu?" tanya Ni-ki sambil ngerangkul Sunoo.

"Iya udah akur kok, mbak."

Mereka lanjut jalan kecuali Sunoo sama Ni-ki. Keduanya langsung dorong-dorongan setelah Sinb nggak liat mereka. Hampir aja baku hantam lagi.

"Sunoo...Ni-ki..."

Sunoo sama Ni-ki langsung merinding, "Kita nggak berantem kok, Mbak Hayoung."

"Hah? Gua cuma mau bilang kalo ada es krim gratis."

"Dimana?"

"Tuh di deket rumah hantu," tunjuk Hayoung.

Sunoo mengkerut takut, "Deket rumah hantu? Nggak deh, nggak jadi--NI-KI! JANGAN NYERET GUA!"

"Ayo kita ambil, Nu!"

Sunoo berusaha ngelepasin diri dari Ni-ki. Tapi kekuatan Ni-ki lebih besar. Efek sering nge-gym di kosan. Alhasil Sunoo pasrah diseret.

"Loh? Kok nggak ada?" bingung Sunoo.

Ni-ki balik arah sambil cemberut, "Mbak Hayoung! Kok nggak ada?" teriaknya.

"Nggak ada apanya?" tanya Dokyeom.

"Mbak Hayoung bilang tadi di sini ada es krim gratis."

"Ya ampun, Ki. Mau aja gua kibulin," ngakak Hayoung.

"Kok gitu," sedih Ni-Ki mulai berkaca-kaca.

Jeonghan ngerangkul Ni-ki, "Nggak usah nangis. Nanti habis dari rumah hantu gua beliin," ucapnya.

"Janji?" tanya Ni-ki sambil nyodorin kelingking.

Jeonghan terkekeh dan ngebales kelingking Ni-ki, "Iya janji."

"Jadi orang tuh kayak Bang Jeonghan dong, mbak. Nggak suka bikin nangis bocah," cibir Ni-ki.

"Bang Seokjin, mau kemana?" tanya Ren.

"Gua mau keliling bentar sambil nunggu antrian."

"Ikut dong. Bosen gua kalo cuma diem ditempat."

"Ya udah ayo."

"Ikut juga dong, bang," ucap Jungkook.

"Loh? Katanya lu mau ke rumah hantu?" bingung Dokyeom.

"Masih panjang antrinya. Gua nggak betah cuma diem doang."

Seokjin bersedekap, "Siapa lagi yang mau ikut?"

Hampir semua ngangkat tangan kecuali Jeonghan, "Heh, kok semua mau ikut?"

"Paling nggak empat orang yang harus tinggal. Siapa mau ngajuin diri. Gua tunjuk loh kalo nggak ada yang mau."

Mereka langsung kaku ngeliat telunjuk Seokjin mulai nunjuk, "Dokyeom, Sunoo, Hueningkai. Kalian temenin Jeonghan di sini."

"Loh, kok kita bertiga sih? Harusnya Jungkook sama Ni-ki dong yang tinggal, bang. Kan mereka yang mau ke rumah hantu," protes Hueningkai.

"Gua juga pengennya gitu. Tapi lu kan tahu sendiri kalo Jungkook sama Ni-ki lupa diawasin langsung ilang tanpa jejak."

"Ya tapi kan ada Sinb sama Hayoung juga. Kenapa nggak mereka aja?" tanya Dokyeom.

"Nggak ada tapi-tapian, Nu. Gua nggak bakal lama kok. Paling cuma sepuluh menitan. Baik-baik ya sama Jeonghan. Jangan nyusahin."

"Gua kan pengen ikut muter juga," dumel Sunoo sambil ngehentakin kaki pas Seokjin udah jauh.

"Tau nih. Bang Seokjin nggak pengertian. Udah tahu gua penakut, masih aja suruh tinggal."

"Loh, kalo udah tahu diri sendiri penakut kenapa ikut, Kyeom?" bingung Jeonghan.

"Daripada di kosan jadi babu kan mending ikut kesini."

"Gua mah mending ngebabu di kosan, bang. Gapapa disuruh-suruh yang penting nggak ke rumah hantu," sahut Hueningkai.

Jeonghan terkekeh, "Lihat kalian debat gini malah gemes sendiri gua. Nanti kalo takut pegangan sama gua aja."

Udah sepuluh menit lebih mereka nunggu. Tapi Seokjin sama yang lain belum balik juga. Dan bentar lagi giliran mereka.

"Kok pada belum balik sih? Mana tinggal kita berempat lagi," dumel Sunoo.

"Hah? Tinggal kita berempat? Perasaan tadi di belakang kita banyak yang ngantri," bingung Hueningkai.

"Sejak lima menit yang lalu pada bubar satu-satu. Nggak tahu kenapa."

Dokyeom megang ujung kaos Jeonghan, "Kok gua jadi merinding sih?"

Tibalah giliran mereka. Mau nggak mau mereka masuk. Sampe di dalem langsung penuh sama teriakan lumba-lumbanya Dokyeom, Hueningkai sama Sunoo. Jeonghan cuma bisa nutup kuping sambil ngehela napas sabar.

Parahnya lagi, Dokyeom nggak sengaja nyentuh sesuatu kayak rambut. Dia langsung lari mepet tembok dan ngusapin tangannya di sana. Jangan lupa teriakan lumba-lumbanya.

"BANG JEONGHAN! GUA NYENTUH RAMBUT! AAAKK!"

Sunoo tiba-tiba naik ke punggung Jeonghan, "BANG JEONGHAN! MAU KELUAR! TAKUT!"

"AAAKK! GUA NGINJEK APA INI KOK KENYAL-KENYAL!" panik Hueningkai.

Setelah melalui perjalanan panjang -gara-gara pada nggak mau lanjut- akhirnya mereka keluar dari sana. Dokyeom sama Hueningkai langsung mleyot kayak jelly. Sunoo masih setia di punggung Jeonghan.

"Bang Seokjin, lu kok muter lama banget? Katanya cuma sepuluh menit?" cerca Jeonghan.

"Harusnya gua yang tanya gitu sama kalian. Kalian kemana aja? Ini tempatnya udah mau tutup tahu."

"Hah? Udah mau tutup? Perasaan kita berempat cuma setengah jam di rumah hantu."

"Heh, harusnya kalo ke rumah hantu kita barengan loh. Rumah hantu ini udah tutup sejak setengah jam yang lalu."

"Jangan nakutin gitu dong, Kook."

"Gua nggak nakutin, Kyeom. Tanya aja pegawainya."

Jeonghan ngedeketin abang-abang pegawai, "Bang, mau tanya nih. Katanya rumah hantunya udah tutup setengah jam yang lalu?"

"Iya, benar. Ada apa ya?"

"Masak sih? Tadi nggak liat kita berempat masuk?"

"Tidak, kak. Rombongan terakhir yang masuk adalah rombongan kakak di sana," ucap pegawai itu sambil nunjuk Seokjin.

Keempatnya langsung nahan napas, "Makasih ya, mas."

"Anjir, berarti tadi rumah hantu beneran dong." - Jeonghan, Dokyeom, Hueningkai, Sunoo

"MAAKK! TAKUT!" teriak Dokyeom, Hueningkai sama Sunoo sambil lari keluar.

"Kenapa tuh bocah bertiga, Han?" tanya Ren.

"Cuma ketemu setan doang, hehe."

7/11/21

Kosan HYBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang