Order Magic

46 7 1
                                    

"Harapan, satu-satunya kebajikan dengan tujuan. Karena tanpa itu, apa makna penderitaan?"

(The Book of Ankh: Verses of Hope)

***

Dia bermimpi sedang berdiri di sebelah tubuhnya yang tertidur dan memandanginya. Terkadang dia duduk diujung ranjang sambil menatap dirinya sendiri, tapi seringkali dia melayang dekat ke langit-langit, melihat ke bawah tubuhnya. Dia tak pernah merasa bahwa dirinya dalam bahaya, tapi pemandangan membingungkan itu sering membuatnya terbangun dan berteriak. Tidur menjadi sedikit sulit setelah mimpi-mimpi itu.

Ketika Alex semakin tua, mimpi-mimpi itu menghilang. Ketika dia mengalami stres ekstrem biasanya sekitar waktu-waktu ujian, mimpi-mimpi itu kembali, tapi waktu telah merampok kemampuan mereka untuk menakutinya. Sekarang, mimpi seperti itu hanyalah gambaran yang aneh. Terkadang, ketika dia mengapung di dunia ambang antara tidur dan terjaga, dia sering menangkap kesan-kesan dari mimpi-mimpi lamanya, dan akan menemukan momen ketika dia berdiri di luar tubuhnya, menatap dirinya sendiri yang sedang tidur.

Dan dia merasakan kalau dia sedang mengalaminya lagi saat ini.

Di tempat yang tinggi dan diselimuti awan yang tebal. Baru kali ini dia terbang setinggi ini dan menggapai gumpalan awan-awan yang sejuk itu. Dia melihat pemandangan yang sangat tinggi dari atas sini. Hutan yang lebat dengan dedaunan putih yang berguguran akibat hembusan lembut dari angin.

Dia lupa kalau ini bukanlah mimpi-mimpi itu.

Dia sedang menunggangi singa besar dengan sayap rajawali yang membentang. Dia begitu menikmatinya dan membiarkan hal ini tanpa menyangkal atau bahkan mempertanyakannya. Dan hal itu membuatnya tidak bisa membedakan antara mimpinya dan kenyataan.

Di balik gumpalan awan itu, terlihat sebuah pemandangan yang seperti tidak asing baginya. Dan yang paling menonjol adalah pohon yang sangat besar itu.

Ukuran Yggdrasil sungguh tak terbayangkan.

Luar biasa lebar, tinggi tak terhitung. Pohon itu merentang dari tanah ke langit dalam sebuah batang raksasa. Akarnya menghujam ke tanah sampai ke inti Bumi. Seluruh ekosistem berkembang di kulit luar pohon raksasa itu. Burung dan serangga, mamalia kecil serta kadal mengerumuni dahan dan daunnya. Mereka yang tinggal di puncak pohon menembus awan-awan, tidak pernah melihat mereka yang hidup dekat dengan akar-akar.

Begitu kaki singa yang ditungganginya menyentuh daratan, kilasan ingatan muncul berurutan di kepala Alex. Dia ingat ketika Akhenathen dan Gilgamesh membawanya kemari, bersama Louis waktu itu.

Alex mengamati hal disekitarnya.

Terdapat monumen-monumen dan reruntuhan kuno bertebaran. Prasasti besar yang menjulang ditulis dengan berbagai bahasa kuno. Aroma nya juga sangat berbeda dari tempat sebelumnya, begitu lembab karena di bawah pohon raksasa.

"Ini adalah pusat dari Midgard. Bisa dibilang inilah pusat dari Bumi." Kata Leo dengan suara khas nya.

Alex menghirup napas dalam-dalam, dia dapat merasakan tiap percikan energi yang berasal dari seluruh penjuru Bumi di sini. Sesaat pula, tongkat pemberian Master Baltazar di tangan kirinya beberapa kali bereaksi dengannya.

"Gunakan sihirmu pada tongkat itu." Kata sang singa.

Alex menyalurkan beberapa energi Arcanum yang tersisa dari dalam dirinya. Tongkat itu dengan cepat bereaksi, mengeluarkan cahaya putih di ujung kristalnya.

Yggdrasil seolah menanggapinya. Batang, ranting dan dedaunannya bersinar tipis. Beberapa makhluk hidup yang berada disekitarnya menjadi sedikit keheranan.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now