The Holy Knight of Palladin

158 26 4
                                    

"Sepertinya mereka telah kembali ketempat asal mereka." Ucap Gilgamesh.

Ratu kerajaan Ësterni itu kembali menaiki tahtanya yang berlapis emas dan berlian yang berkilau.

"Ku rasa tugas kalian cukup sampai disini, Gilgamesh, Tuthankhamun." Tiba-tiba seorang pria tua yang tertutup tudung coklat dengan tongkat kayu berjalan memasuki ruangan kerajaan. "Seorang anak, yang telah lama ku ramalkan kini telah muncul di hadapan mu, my Lady." Pria tua itu menunduk di hadapan sang ratu. "Sudah lama kita tidak bertemu, Lady Yavanna."

"Bagiku itu hanya sebentar, tapi setelah melihat dirimu menua, itu menjadi terasa lama." Lady Yavanna menatap pria tua itu dengan senyum tipisnya. "Kau bertugas melindungi perbatasan, apa kau sanggup dengan tubuh tua itu?"

Pria tua itu berdiri, "My Lady, tubuh ku ini tubuh manusia dan bisa menua. Tapi tidak bagi anda." Pria tua berbalik dan berjalan menuju keluar ruangan istana. "Posisi Baltazar akan digantikan anak itu, dia spesial dari kita berempat. Semua helai waktu dan segala kemungkinan yang ku lihat dari masa depan, semuanya menuju ke sini. Tidak ada yang mampu menentangnya, sekalipun membelokan aliran takdir seperti apa yang dilakukan Lazarus."

"Kau mau kemana, Ahran?"

"Aku akan menemui Shen, lalu pergi ke kuil Amon mengunjungi Baltazar."

"Jaga dirimu." Ratu Yavanna memandang Lord Ahran dengan wajah cemasnya.

Lord Ahran tersenyum dan berhenti melangkah keluar, "Arthur, Julius Caesar, Oktavianus, Alexander, RamsesII, Sennacherib, Nebuchadnezzar, Cyrus, Chi Huang Ti, bahkan Gilgamesh dan Akhenaten ayah Tuthankhamun. Mereka semua adalah manusia yang ku tunjuk sebagai raja yang memesonakan zaman mereka. Mereka semua aku berikan sebuah kekuatan yang membuat mereka menjadi raja besar dengan kekuasaan. Ku pikir itu semua mampu membimbing umat manusia dalam cahaya. Ternyata tidak, hanya segelintir dari mereka berhasil membangun sebuah peradaban yang berhasil menyatukan manusia." Kembali Lord Ahran berjalan menuju keluar, "Semua itu adalah Dosa yang telah ku perbuat dari masa lalu, dan aku ingin menebusnya sekarang. Ku rasa bukan hanya tugas Baltazar membimbing anak itu, tetapi tugas kita semua."

"Aku mengerti." Kata sang Ratu.

"Sampai jumpa lagi, ku harap kita bertemu saat harus melawan mantan kekasihmu itu." Lord Ahran meninggalkan ruangan itu, diikuti Gilgamesh dan Tuthankhamun. "Para pengguna cincin yang lain, kabarkan kepada mereka kalau titisan Merlin telah mendapatkan kekuatannya."

"Baiklah tuan." Sahut Gilgamesh. Lord Ahran menghentakkan tongkat kayunya, dan tercipta lingkaran sihir biru, dia pun menghilang. Gilgamesh dan Tuthankhamun harus kembali ke masa lalu untuk mengabarkan berita penting ini.

Dua orang Elf mengikuti mereka sampai keluar gerbang istana. Satu laki-laki dan satu perempuan, Elf yang laki-laki mengenakan baju perang emas dengan gambar pohon putih disertai pedang disisi kirinya. Sementara Elf yang perempuan, membawa busur panah dan sebuah buku bersampul coklat polos. Kedua Elf ini terus mengikuti Gilgamesh dan Tuthankhamun hingga menyusuri hutan.

Gilgamesh merasa ada dua orang mengikutinya dari tadi, dia dapat menciumnya lewat aura. Bau Vanila, sepertinya Elf , "Keluarlah kalian, aku tahu dari tadi kalian mengikuti kami!" Seru Gilgamesh.

Kedua Elf tadi muncul di balik semak-semak dan berjalan menghampiri Gilgamesh. "Bolehkah kami ikut kalian?" tanya Elf yang laki-laki.

"Bukannya kau kesatria Palladin yang duduk di samping ratu Yavanna?" tanya Tuthankhamun.

"Namaku Philip," Elf itu membungkukkan badan "aku diutus oleh ratu untuk ikut serta dengan kalian. Ini adalah adikku Sophie." Elf perempuan itu juga membungkuk hormat.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora