Cika menganggukkan kepalanya sambil menjawab pertanyaan bundanya. "iya bun"jawab Cika seadanya.

"Cika apa kamu besok ada acara sepulang dari kampus? "tanya bundanya.

"engga ada bun, emangnya ada apa? "tanya Cika heran.

"besok Virko mau lamaran dengan kekasihnya, kamu Ikutkan Cika? "

"iya bun,  Cika ikut kok.  Yaudah Cika pamit masuk ke kamar dulu ya"pamit Cika dan hanya diangguki oleh bundanya.

Cika merebahkan badannya di kasur, sungguh lelah hari ini, padahal Cika tidak ada acara lari dan materi tidak terlalu berat sekali .

Tak lama kemudian Cika masuk ke dalam mimpi tanpa melepaskan sepatu dan menganti bajunya.

***

Fero berada di apartemennya bersama dengan 2 orang temannya, sedari tadi Fero menelpon Cika tapi tidak ada tanda-tanda kalau Cika akan mengangkat telponnya.

Salah satu dari teman Fero merasa heran kenapa Fero sampai frustrasi seperti itu. "lo kenapa sih? Frustrasi banget kaya orang lagi marahan"tanya teman Fero yang bernama Hadi, beruntungnya Fero mendapatkan teman orang Indonesia juga.
"gue lagi nelpon istri gue tapi gak dijawab"ucap Fero dengan frustasi , Ahqa yang sedari tadi fokus melihat televisi langsung menoleh ke arah Fero.

"lo udah nikah? Kirain masih jomblo atau masih pacaran"ucap Ahqa kagum.

"gue juga nikah karena dijodohin kalo enggak, gak mungkin gue nikah"ucap Fero dengan datar.

"yaudah sih gak usah frustrasi kaya gitu, mungkin dia kecapean pulang dari kampus"ujar Hadi sembari menenagkan pikiran Fero.

"tau dari mana dia ngampus? "tanya Fero.

"nebak aja"jawab Hadi seadanya.

Fero melihat ke layar ponselnya sambil memikirkan perkataan Hadi tadi, mungkin ada benarnya juga, bisa jadikan Cika kelelahan, dia berusaha untuk berfikir positif.

Fero mengambil cemilan yang berada disamping Ahqa tanpa permisi dan melihat ke arah televisi bergabung dengan kedua temannya.

Sesekali Fero melirik ke arah ponselnya siapa tau Cika menelponnya, untungnya hari ini pulang cepat.

"jalan-jalan yuk, bosen gue disini mulu dari tadi"ajak Ahqa pada Hadi dan Fero.

"kemana? "tanya Fero.

"kemana aja hayuk, gue belum pernah kesini soalnya baru pertama kali"ucap Hadi. Hadi lahir dari keluar yang hanya berkecukupan tidak seperti Ahqa dan Fero, dengan kepintarannya Hadi bisa masuk Universitas ini.

Sedangkan Ahqa lahir dari keluarga menengah atas, jadi tidak heran dia nanti kalau dia membeli barang yang harganya mahal, tapi Ahqa masuk ke Universitas ini juga dengan kepintarannya bukan dari hartanya.

Bukannya tidak mampu Ahqa membeli apartemen, kalo pun dia mau dia bisa saja membeli tapi karena dia diajarkan untuk mandiri jadi hanya menyewa saja sama dengan Hadi dan Fero.

Di bersyukur bisa satu apartemen dengan Hadi dan juga Fero, dia tidak merasa sendiri walaupun Fero dingin tapi dia tau Fero tidak akan meninggalkan temannya begitu saja.

"ke taman dekat sini aja gimana? Takutnya nyasar kita, gue juga terlalu hafal dengan jalanan disini"ujar Ahqa.

Sementara Fero hanya mengangguk saja tanda dia setuju, lalu Fero mengambil ponselnya memasukkannya ke dalam saku celananya.

Memakai jaket jeans tak lupa juga topi yang berada di atas kepalanya, mereka keluar dari apartemen dan berjalan menuju taman dekat apartemen mereka.

Karena taman itu dekat dengan apartemen jadi mereka tidak memerlukan mobil atau taxi, mereka pergi ke sebuah supermarket untuk membeli minuman dan snack, lalu melanjutkan perjalanan mereka.

Tak ada yang istimewa dengan itu bagi Fero, hanya ada orang yang duduk dan berjalan di sekitar taman.  Dan beberapa pasangan yang sedang bermesraan.

Mengingat hal itu Fero teringan dengan Cika, dia sangat rindu dengan Cika padahal dia meninggalkan Indonesia baru satu bulan.

Fero duduk di sebuah bangku yang di sediakan, sementara Ahqa dan Hadi sedang pergi ke penjual makanan.

Hallo gaes sesuai perjanjian hari ini aku update, aku mau tanya nih masih ingat Deven sama Ahqa gak? Kalo gak ingat coba cari di cerita "Si Cowok Dingin" , kalo kalian ketemu komen ya.

Jangan lupa juga vote ceritanya supaya tambah semangat buat ceritanya.

See you ❤

Next cerita...

LDR Where stories live. Discover now