"Awal Bertemu"

40 5 1
                                    


"Neng, Aa berangkat dulu ya," ucap Fadli di depan pintu kamar Lia, "Jangan lupa bersih-bersih kamar kamu neng" lanjut Fadli yang sedang berjalan keluar pintu rumah.. "Assalamu'alaikum,"

Walaupun dari segi penampilan Lia sangatlah bersih dan rapih, namun ada satu kebiasaan buruk yang dimiliki seorang Lia, dia sangat sulit untuk menjaga kebersihan dan kerapihan kamar nya sendiri.

"Huuuuaaaaaah," menguap, "Iya A, wa'alaikumussalam" jawab Lia sembari melangkah menuju kamar mandi.

Hari ini adalah awal perjalanan Lia untuk mencari tahu seorang lelaki yang ia temui di cafe pada sore kemarin.

Akan tetapi Lia tidak memiliki satupun petunjuk tentang lelaki tersebut. Dan hari ini Lia berniat untuk menunggu lelaki tersebut ditempat pertama kali mereka bertemu.

__________________

Melihat kearah jam dinding yang terus berputar, "Jam 09.05 ya" ucap Lia dalam hati

Menghirup udara dan menghembuskan nya kembali "Ok, jam 09.15 langsung berangkat" ucap Lia yang sedang bercermin dikamarnya.

Tiba-tiba Lia merasa sedikit pusing, dan mulai mengingat ingatan masalalu Alfa (lelaki yang bermata merah biru).

Akan tetapi Lia merasa ada sedikit yang aneh didalam inggatan tersebut. Lia merasa, ingatan Alfa sedikit mirip dengan masalalu nya.

Namun Lia mengabaikan hal itu dan langsung meminum segelas air, "Duh, kenapa coba ini," ucap Lia.

Jam pun sudah menunjukan pukul 09.15, Lia menggunakan sepedah nya langsung menuju cafe yang dimaksud.

"Semoga hari ini cuaca nya cerah, Aamiin," Do'a Lia dipagi hari ini. Mengayuh sebuah spedah yang baru ia miliki dengan senyuman.

Bulan ini hujan lebih sering turun dari bulan-bulan lainnya, seakan-akan dibulan inilah banyak manusia yang sedang merasa bersedih.

Hujan memang identik dengan kesedihan, namun kesedihan bukan selalu berarti sebuah rasa sakit.

Hujan adalah musim yang sangat berpengaruh dalam keputusan hati, seakan-akan hujan itu seperti orang tua, sahabat, bahkan kekasih.

Kehadirannya, memang membuat teringat masalalu yang amat menyakitkan, namun, hujan hanya membawa ingatan itu tanpa mengajak rasa sakitnya.

___________________

Beberapa menit pun Lia sampai ditempat, dan duduk ditempat favorit nya, 1 meja dengan dua kursi yang berada disamping kaca yang bisa memandang keluar halaman cafe.

Dan seperti biasanya, Lia menunggu orang tersebut sembari menikmati secangkir milktea nya dan ditemani dengan 1 buah komik kesukaan Lia.

Sekitar 2 jam 30 menit telah berlalu, sampai 1 komik, 2 komik, 3 komik, dan hingga 4 komik sudah selesai dibacanya, namun lelaki tersebut takkunjung menampakan dirinya.

Diam tak bersuara sembari melihat keluar halaman dari balik kaca, ia termenung. "Mungkin kemarin dia cuma kebetulan lewat, dan mampir kesini," ucap Lia dalam hati

Lia yang sedang fokus melihat keluar halaman, tak sadar bahwa lelaki tersebut baru saja masuk ke dalam cafe, ia melewati meja yang sedang Lia tempati untuk membeli sesuatu yang telah dipesan oleh lelaki tersebut.

Saking dalamnya ia berada dilamunan nya, bel lonceng cafe yang berbunyi pun tidak bisa ia dengar.

Setelah megambil beberapa pesanan nya, lelaki tersebut langsung pergi meninggalkan cafe tersebut.

Melintasi jalan yang sedang Lia tatap dari balik kaca, membuat Lia tersadar dari lamunannya, "Ekh, bukan nya itu orang yang aku cari ya," ucap Lia

"Iya, itu dia orang nya!" Lia langsung beranjak dari tempat dan mengejar lelaki itu.

Menengok kiri dan kanan untuk mencari lelaki itu, Lia kehilangan orang itu ketika Lia sedang mengambil sepedah nya yang diparkir sedikit jauh dari pintu masuk/keluar.

Sambil menuntun sepdahnya, Lia berkeliling mencari lelaki tersebut.
Dan berhentilah Lia di suatu taman yang luas, dan sangat teduh, karena banyak pohon-pohon besar yang tumbuh disana.

Tidak jauh dari tempat Lia berdiri, Lia melihat lelaki tersebut sedang duduk sendiri sembari membaca novel dan ditemani oleh segelas minuman dan beberapa makanan cepat saji..

Lia memang memiliki niat untuk menghampiri nya, namun ia malu dan sedikit takut. "Gimana ya caranya!?" ucap Lia yang masih kebingungan bagamana cari menghampirinya.

Lelaki tersebut masih sangat terlihat muda, dan terlihat seperti orang baik..

"Yasudahlah, mungkin lain waktu," ucap Lia yang masih belum menemukan cara untuk menghampiri nya.

Dan karena Lia ingin melihat mata lelaki itu lagi, hanya untuk memastikan bahwa hal kemarin itu memang benar apa adanya, Lia pun mengayuh sepedahnya melewati jalan yang ada didepan lelaki tersebut.

Namun ketika Lia sudah mengayuh sepedah nya, secara tiba-tiba, hal tak terduga dialami oleh sepedah berunya.
Rantai sepedah Lia terlepas dari jalur nya tepat di depan bangku yang lelaki itu tempati.
Dan berhenti tidak jauh dari tempat orang tersebut.

"Ya Allah, kenapa sekarang," ucap Lia dalam hati nya, melihat kebelakang kearah lelaki itu. "Alhamdulillah, untung aja diabaikan" ucap nya yang sedang deg-deg an sembari mengelus dada.

Dengan cepat Lia pun langsung membenarkan rantai sepedah tersebut, namun hasilnya gagal terus.
Lia memang tidak terlalu mengerti dengan sepedah yang bisa berganti gigi, Lia biasa memakai sepedah ontel yang masih memiliki keranjang didepan nya.

Dengan otak yang kebingungan Lia pun memutuskan untuk tetap berjalan dan menuntun sepedah nya hingga menemmukan sebuah bengkel.

Namun sayang, tanpa Lia sadari, Alfa sudah berdiri tepat dibelakang Lia, "Boleh Saya bantu?," tawar Alfa

Suara Alfa yang sangat terdengar dekat membuat Lia terkaget dan langsung berdiri dari posisi jongkok nya. "Terima kasih Mas, tapi...." Ucapan Lia terpotong karena Alfa tiba-tiba menyodorkan tangan nya yang sedang memegang novel "Tolong,"

Alfa bermaksud meminta tolong pada Lia untuk memegangi novel nya.

Tanpa berbicara apa-apa, Lia langsung memegang novel tersebut dan melihat Alfa yang langsung jongko membenarkan rantai sepedah Lia.

"Ngomong-ngomong Terimakasih ya mas," ucap Lia sembari melihat Alfa membenarkan rantai.
"Iya sama-sama," jawab Alfa dengan santai tanpa senyuman.

"Anu mas, maksud Saya terima kasih yang kemarin." Jelas Lia

"Ok Selesai," ucap Alfa dan mengabaikan perkataan Lia sebelum nya,

Alfa menuju rumput yang baru saja disiram oleh mesin penyiram rumput, dia mengelapkan tanggan yang penuh oli pada rumput.

Ketika Alfa sedang membersihkan tangan nya, Lia merasa gugup karena ucapan sebelum nya diabaikan oleh Alfa, dan langsung pergi meninggalkan Alfa.

Ketika Alfa selesai membersihkan tangannya, ia langsung berbalik badan sembari mengulurkan tangan untuk meminta novel nya kembali.

Dan ternyata Alfa melihat Lia sudah berada jauh didepan mata nya, dan Alfa hanya bisa terdiam..

Rahasia MasalaluWhere stories live. Discover now