20

22 4 0
                                    

AUTHOR POV
DANAU
19.30

Gerimis, air danau nampak sedikit berombak. Lampu taman yang redup, sepi dan dingin. Danau yang tadi sore menjadi tempat pernyataan cinta. Bangku yang sama dengan tadi, kini hanya diduduki gadis cantik pucat yang basah kuyup karena hujan.  Hani duduk tersenyum menatap danau didepannya. Ia merogoh tasnya dan mengambil ponselnya yang memang anti air.

"Hallo? Than? Sini, ke danau XX!"Hani.
"Kenapa? Ini hujan" Than.
"Aku punya sebuah kejutan" Hani.

Hani mematikan poselnya dan mulai menelfon  Stevi  dan Ayahnya dengan kata-kata yang sama. "Kemari, aku punya kejutan" setiap dia menelfon hanya itu yang dia katakan.

"Hani kamu dimana?" Telfon Lala.
"Kakak boleh buka kotak yang ada di kamar Hani, dan ke danau XX kalo pengen ketemu Hani" Hani

Dia mengeluarkan cupcake dari tasnya, menaruh lilin diatasnya. Dan membuat keinginan, ini hari ulang tahun papanya.

"Apapun yang terjadi aku sayang Papa dan papa adalah ayah favorit Hani" gumamnya saat menulis teks untuk papanya.
"Semua sudah selesai. Mama meninggal karena stress ditinggal Hana, kan? Papa mungkin mengira aku hanya anak kecil yang bodoh." gumam Hani.

"Pak, ada yang bunuh diri di Danau XX" Hani
"Baik, kami akan segera ke sana" Polisi

Dia mengeluarkan Bando hitam favotinya, memakainya, memakai kalung putih pemberian Than, dan gelang dengan nama Hani dari Papa. Ia melepaskan Tasnya, menaruh disamping cupcake dengan lilin yang kehujanan, dan menaruh ponselnya diatas Tasnya.

"Hidupku tambah hancur semenjak tenggelam di kolam waktu pesta penyambutan kan? Kalo begitu sekalian diakhiri di air saja" gumamnya.
"Aku sayang kalian, tapi aku sungguh lelah" ucap Hani sambari berjalan masuk ke Danau sampai rupanya sudah tak nampak.

19.50, 21 April Danau XX. Kematian Hani, diusianya yang ke 16th.

Suara mobil dan 2 taxi bersamaan berhenti di parkiran taman dekat danau. Stevi, Stevan, dan ayah Hani keluar dari mobil dan taxi tadi.

"Apa yang kalian lakukan disini?" ujar ayah Hani.
"Gak ada urusanya sama, Om." Ucap Than sinis.
"Hani ngapain sih, disini hujan-hujan udah malem juga" Sini Stevi tapi di dalam hati dia sangat khawatir.
"Kalo lo kepaksa ngapain kesini, cewe asal nuduh semaunya!" sini Than.
" Telfon buruan!" ucap Stevi.
"Iya-iya bentar" ucap Than.

Dering ponsel Hani terdengar, membuat mereka menghampiri ponsel tanpa pemiliknya di bangku taman. Pikiran Than mulai kalut menatap tas tanpa pemilik, dan ponsel yang berdering di depannya.

"HANI! WOY LU DIMANA?! PRINCESS!"Than teriak sambil menatap sekeliling danau.
"Han-hani?" lirih Stevi menatap Tas Hani di bangku taman tadi.
"HANI! BERCANDA LO GA LUCU SUMPAH!" teriak Than sembari menahan tangis.
"Han-Hani" Stevi yang air matanya sudah menetes saat mengetahui situasinya, dia langsung mengambil ponsel Hani. Tapi wallpaper layar kuncinya adalah 'RINDU AKU? TATAP DANAU DI DEPANMU'.

"Tha..Than!" panggil Stevi.
"APAAN SIH?!" Teriak Than.
"Hani udah gak ada hiks... hani udah gak ada Than" ucap Stevi yang mulai nangis kejer.
"OMONG KOSONG LO?! LU BENCI HANI KAN?! HAHA ASAL NUDUH!" teriak Than.
"Dia sengaja kek gini" ucap Stevi histeris.
"Dia bilang kalo rindu dia, lihat danau di depanmu" ucap Stevi sambil nangis.
"Hah?" ucap Than sambil duduk di tanah.
"Maafin, papa Han" ucap Papa Hani lirih.
"MULAI NYESEL HA?! ANAK LO CAPEK JALANIN HIDUPNYA?! PAPA MACAM APA LO!" teriak Than emosi.
"Hani" lirih papa Hani.
"Gw masih bisa selamatin dia!" Ucap Than sambil lari ke arah Danau.
"Jangan Than, hikss... Hani udah gak ada" ucap Stevi sambil meluk Than dari belakang.
"Gw minta buat lo jagain dia, tapi lo malah yang nyakitin dia" lirih Than sambil dorong Stevi sampai jatuh.

Than mulai berjalan lesu ke Danau. Polisi mulai datang, 2 polisi menyeret Than ke tepi karena mengira kalo Than yang ingin bunuh diri.

"Pak! Lepasin, pak!" ucap Stevi.
"Kamu yang tadi telfon? Maksih udah lapor?" ucap pak Polisi.
"Telfon?"Stevi bingung.
"Yang telfon bilang ada yang bunuh diri siapa?" tanya polisi.
"Dia yang lapor dan dia yang bunuh diri. Han, lo capek banget kan? Dan gak mau bikin orang lain susah" lirih Than.
"Than udah hiks" ucap Stevi sambil nangis.

Setelah itu polisi melakukan tugasnya, dan Than langsung naik taksi ke apartemen lama Hani. Dia masuk dan mengacak-acak barang-barang yang tersisa. Tak sengaja ia melihat foto stevan di kertas, dengan coretan cinta, dan dibelakangya ada tulisan "Aku sungguh sayang dia, jaga dia siapapun pemilik cinta". Than menggeram, keluar apartemen dan memukul pintu apartemen Stevan.

"Apaan sih, pukul-pukul pintu orang" ucap Stevan saat membuka pintu.

BUG BUG

"Gw benci sama lu! gw suruh jaga dia, bukan lukain dia!" teriak Than sambil mukul Stevan.
"Apaan sih lu, Anj*r! Ngomong yang bener, asal mukul orang aja Bang**t!" ucap Stevan.
"Lo gak pecus jagain Hani, Tau gini gw gak ke Jepang. Lu malah belain Stevi yang jelas-jelas salah. Enggak-enggak ini salah gw karena tinggalin dia dan percaya ke orang yang gak pecus modelan kek Elo"
"Ngomong yang bener lo?!" sentak Stevan.
"Haha, Hani udah meninggal. Seharusnya pas tanggal ulang tahunnya lo jagain dia, dia udah hampir mati. Dan lu tau mentalnya udah gak beres malah gak pernah ada disampingnya. GW BENCI LU!" ucap Than segera pergi ke rumah Lala.

Karena Hani masih diurus di RS, Lala udah ngumpulin Stevan, Stevi, dan Than buat buka kotak masing-masing hadiah dari Hani. Dengan surat masing-masing. Semuanya duduk didalam kamar Hani, dengan mata merah, dan memegang kotak masing-masing.















WHEN I HAPPY?

Vote And Coment

When I happy? (TAMAT)Where stories live. Discover now